4. Cerita Rachel

85.5K 5K 84
                                    

Mereka pun akhirnya sampai di sekolah Rachel, Evan langsung memarkirkan motor nya di parkiran motor.

Rachel pun turun dari motor Evan "Makasih banyak ya kak, eh, Van." Ucap Rachel lalu tersenyum manis.

Evan terkekeh "Iya sama-sama."

Rachel pun melangkah menuju ke gedung sekolah, namun langkahnya terhenti saat melihat murid-murid yang sedang lari di lapangan sambil ngos-ngosan dan juga ada ya push up, membuat Rachel menelan ludahnya.

Alis Evan menyatu "Kenapa Hel? Kok gak jadi masuk?"

Rachel langsung menatap Evan lalu pura-pura tersenyum "G-gak apa Van." Rachel kembali menatap murid-murid yang sedang dihukum itu, Evan juga jadi ikutan melihat.

Mengerti dengan maksud Rachel, Evan tersenyum miring "Takut dihukum?"

Rachel kembali menatap Evan, perlahan ia mengangguk. Evan langsung turun dari motor nya "Loh kamu mau ngapain?"

"Udah sini, gue bantu biar lo gak dihukum." Evan langsung melepas helm nya dan meletakannya di motor. Ia juga membenarkan rambut jambul nya di kaca spion, membuat Rachel terkekeh.

Evan tersenyum pada Rachel lalu merangkul Rachel berjalan menuju gedung. Jantung Rachel benar-benar tak karuan saat itu, ia melirik tangan Evan yang kini bertengger di bahu nya. Wangi nya itu loh...

Mereka pun tiba di depan gedung dan sudah ada Bu Angel dengan wajah cemberut, kacamata yang sedikit turun, dan tahi lalat di dagu sebelah kiri sudah bertengger di sana. Evan tersenyum sopan pada Bu Angel "Maaf Bu, saya mau minta maaf, karena saya, Rachel jadi telat." Rachel langsung menoleh ke arah Evan dengan mata membulat.

"Emang kamu ngapain? Kamu siapa?" tanya Bu Angel tanpa wajah dan nada ramah sedikit pun.

"Saya pacar nya," jelas Evan, lagi-lagi Rachel menoleh menatap Evan dengan mata lebih membulat sempurna, jantung nya benar-benar berdetak tak karuan "jadi tadi saya janji mau jemput dia, eh saya malah telat, jadi dia juga telat. Kebetulan papa nya lagi gak bisa anter. Ya kan sayang?"

Rachel menelan ludah nya. Sa-sayang?

Dahi Bu Angel berkerut "Sejak kapan Rachel diantar sama Papa nya? Dia kan selalu sama sopir."

Evan langsung bertatapan dengan Rachel "Ehm, i-iya Bu. Oh aku pikir kamu sama papa kamu hehe, maaf salah." Evan mengusap tengkuk nya.

"Ya udah, kali ini saya maafkan. Tapi kalo lain kali Rachel telat dengan alasan yang seperti ini, tidak akan saya maafkan."

Rachel spontan langsung tersenyum lebar, memamerkan gigi-giginya "Se-serius Bu? Makasih ya!" ia menjabat tangan Bu Angel sambil menggoyang-goyangkannya, membuat Evan terkekeh.

"I-iya iya." Ucap Bu Angel kaget melihat kelakuan Rachel.

"Ya udah, aku pergi dulu ya Hel, yang semangat ya belajar nya." Ucap Evan tersenyum lalu mengusap pelan puncak kepala Rachel dan meninggalkannya. Rachel tak dapat berkata apa-apa lagi. Ia kini menatap punggung Evan yang semakin menjauh. Kedua ujung bibir nya terangkat, membuat senyuman.

"Heh, ngapain masih di sini Rachel? Sana masuk kelas!"

"I-iya Bu, permisi." Rachel langsung ngibrit lari masuk ke kelas.

Sesampainya di kelas, ia membuka pintu kelas. Bu Grace memberhentikan kegiatannya yang sedang menulis di papan tulis. Ia menatap Rachel tajam "Kenapa kamu telat? Kok gak dihukum?" Bu Grace sudah tau dari gerak-gerik Rachel yang tidak dapat hukuman sama sekali. Ia tidak ngos-ngosan seperti habis berlari, dan tidak ada keringat yang membasahi tubuh nya.

"I-iya Bu, tadi papa saya udah izin sama Bu Angel, jadi saya gak dihukum." Ujarnya takut-takut, Bu Grace hanya ber-oh pendek. "Ya udah, duduk di tempat kamu, Rachel." Rachel menganggukan kepala nya lalu duduk di kursinya.

"Eh lo kenapa Hel? Tumben banget bisa telat." Tanya Henny heran.

"Nanti gue ceritain pas istirahat, ini bener-bener parah."

"Kenapa kenapa?" sahut Eva.

"Rachel! Sudah terlambat malah ngobrol lagi!" tegur Bu Grace yang terganggu dengan suara Rachel.

"E-eh iya maaf Bu."

--

Kini Rachel dan teman-temannya sudah berada di kantin, lengkap dengan makanan dan minumannya. Kini mereka sudah siap mendengar cerita Rachel.

"Gimana Hel ceritanya?" tanya Alya dengan senyum sumringah nya.

Rachel menghela napas panjang "Jadi ... pokoknya gue ketemu sama Evan yang kemaren itu pas di jalan."

Mulut mereka bertiga menganga lebar "OMG, Rachel! Fix lo jodoh sama dia. Ini bener-bener kayak yang di novel-novel sumpah! Terus terus?" ucap Eva histeris sendiri karena gemas mendengar cerita Rachel.

"Ya, gue telat, terus dia anterin gue sampe sekolah. Terus--"

"Ya ampuuun that was so cute. Duh gemes sendiri gue, terus terus?" kali ini Alya yang berceletuk.

"Terus dia yang ngomong sama Bu Angel kalo ini salah dia, dan yang lebih parahnya lagi..." Rachel sengaja menggantukan kalimatnya, membuat teman-temannya semakin kepo "dia ngaku-ngaku jadi pacar gue depan Bu Angel."

Lagi-lagi mulut mereka menganga lebar "Racheeel ini unyu banget sumpah! Si Evan pasti suka sama lo, yakin gue seratus persen." Ucap Henny antusis.

Rachel terkekeh "Kok bisa seyakin itu?"

"Iya lah Hel, kalo dia gak suka, dia gak mungkin mau ngaku-ngaku jadi pacar lo. Kan bisa aja dia ngaku jadi kakak atau temen atau apa kek, kenapa juga harus pacar?" ucap Henny panjang lebar, Rachel mengangguk-anggukan kepalanya. Benar juga sih.

"Gak tau deh, pokoknya nanti gue bakal Line dia buat bilang makasih." Ucap Rachel lalu tersenyum dan menyeruput es teh manisnya.

"Kenapa mesti entar? Kenapa gak sekarang aja?" tanya Henny dengan alis terangkat sebelah.

Eva menyeletuk "Bener tuh, sana gih Line dia."

"Oh iya yaaa hehehe." Rachel langsung merogoh kantung rok nya untuk mengambil handphone. Ia segera membuka aplikasi Line dan mencari kontak Evan di sana.

Rachel Diandra: kaaak
Rachel Diandra: makasih banyak yaa yang tadi hehe

"Eh eh, dia udah punya pacar belom?" tanya Eva, Rachel langsung menutup ponsel nya.

"Gak tau." Jawab Rachel, entah mengapa, ia juga takut kalau Evan ternyata sudah punya pacar.

"Pasang status Line nama cewek gak? Atau pasang DP sama cewek?" tanya Alya lalu melahap mie goreng nya.

Rachel menggeleng "Nggak ada status sih, foto nya juga foto dia sendiri lagi di kolam renang." Rachel membuka ponsel nya dan melihat foto yang dijadikan display picture di Line Evan, lalu dikasih lihat pada teman-temannya.

Entah mengapa Henny malah meraba layar ponsel Rachel "Duh badan nya bagus banget." Ucap Henny seakan-akan meraba badan Evan, membuat Eva dan Alya tertawa.

"Ih, geli banget sih Hen." Ucap Rachel sambil memasang tampang jijik.

"Duhh, gemes gue sama lo." Ucap Eva lalu mencubit kedua pipi Rachel dengan gemas.

****

cerita ini krik krik gak sih?._.

Meet a PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang