Mengapa sesulit ini menghadapi kenyataan?
Aku memilih bahagia namun terluka. Walau terlihat indah nyatanya pahit.Jika saja ku tak memilih bahagia, apakah aku masih akan terluka?
Mulanya aku terbiasa, namun kemudian aku mulai kelelahan.Aku memilih jalan terbaik bagi diriku, bagi dirimu pula.
Aku mundur dari lingkaran kebahagiaan sekaligus penyiksaan ini.Aku buang semua harapan yang kau buat dahulu.
Aku memilih hanyut mengalir lagi.
Aku memilih jalan lain, aku memilih berhenti sampai titik ini.Aku pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kajian Perasaan
PoetryKau benar, mulutku memang lemah. Ia tak bisa menyuarakan perasaannya sendiri. Tapi tenang saja, jemariku murah hati. Ia rela menuliskan perasaan yang selama ini tak sanggup disuarakan.