Kau.
Apa maumu?
Menghilangkan aku dari hadapanmu?
Tidak cukupkah aku menutupi wajahku saat di depanmu?Aku mencoba setia tapi kesetiaanku menghianatiku.
Haruskah aku menghianatinya juga?Kau bilang apa? Terlalu peduli?
Kebahagiaanku direnggut oleh kesetiaanku.
Tatapan benci serta ketidaksukaan selalu menelanku.Kau bilang apa? Terlalu peduli?
Aku yang baru kali ini merasa hidup harus dibunuh mati oleh kesetiaanku.Kau bilang apa? Terlalu peduli?
Mungkin kau yang tak pernah mengerti arti setiaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kajian Perasaan
PoetryKau benar, mulutku memang lemah. Ia tak bisa menyuarakan perasaannya sendiri. Tapi tenang saja, jemariku murah hati. Ia rela menuliskan perasaan yang selama ini tak sanggup disuarakan.