Chapter 8

995 101 34
                                    

I'm back 😆😆




Akan kusumpal mulutmu dengan kemenangan-kemenanganku, alien sinting.

"Apa yang membuatmu melakukan hal bodoh seperti itu?"

"Diamlah, Max. Aku membelamu"

"Tidak, tidak. Maksudku tentang tindakanmu yang tiba-tiba menyerang Marc"

"Kau ingin tahu alasannya?"

Max mengangguk.

"Alasannya adalah karena aku membenci makhluk yang mengendarai motor nomor 93" kataku mengeraskan volume suaraku.

Aku melirik Marc yang langsung menancapkan earphone ke telinganya.

Sumpal saja telingamu. Biarkan aku bicara bebas tentangmu.

"See? Kau baru saja merusak hubunganmu dengan rekan satu timmu"

"Aku tak peduli. Tujuanku adalah memenangkan setiap race dan mendapat gaji tinggi, bukan untuk berteman dengan alien itu. Kau paham?"

"Tapi--"

Aku menggeleng.

"Sudah ya, aku mau tidur. Aku bosan mendengar ceramah darimu" kataku memalingkan badan.

"Baiklah. Lebih baik kau istirahat karena Austin akan menguras banyak tenaga"

Aku menatap Max tajam.

"Aku akan membuktikan bahwa Andrea juga bisa menaklukkan Austin," aku mengambil nafas. "Akan kubuktikan bahwa tahun ini Marc akan kalah."

"Aku suka semangatmu, Nona" kata Max mengacak-acak rambutku.

***

andrearoxanne17 hi Austin!! #AmericasGP

Akhirnya aku dan semua tim sampai di Austin, Texas. Aku menuju hotel untuk meletakkan barang-barangku. Hanya satu hari bebas sebelum akhirnya press conference, semua FP, QP dan GP dimulai.

"Jangan pernah kau keluarkan benda sialan itu" kataku saat Max mengeluarkan benda yang biasanya kuletakkan di meja dekat ranjang. "Mari sebut benda itu sebagai benda haram"

"Mau sampai kapan kau membencinya?"

"Sampai aku jadi juara dunia dan makhluk itu mengakuinya dengan ikhlas, tanpa paksaan"

"Terserah kau saja lah. Aku sudah muak mendengar omong kosongmu"

"Kau tak percaya jika aku akan menjadi juara dunia?"

"Aku optimis, sayang. Aku hanya muak mendengar omong kosongmu ten--"

"Jangan merusak moodku"

Aku beranjak, keluar dari kamar untuk mencari udara segar.

BRUKK

Haha. Dasar tidak becus. Aku melangkahkan kakiku menjauh dari koper yang terjatuh.

"Seorang idola sejati tak akan berperilaku sepertimu, Nona"

Uh. Aku tak pernah berharap kata-kata itu terlontar dari mulutnya.

Aku menghentikan langkahku dan menoleh tajam ke arahnya.

"Excuse me?"

"Bantu aku idiot"

ARGGGGHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Dengan langkah layaknya anak balita yang sedang ngambek, aku mendekati bocah ingusan itu.

"Kenapa tak kau suruh asistenmu yang sok seksi itu hah?"

Summer in Barcelona [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang