Chapter 20

447 37 28
                                    

Hola! Akhirnya bisa update tanpa [terlalu] ngaret hehe:)

Enjoy :D
   
    
   
  

"Aku tahu cinta tak harus memiliki. Aku sadar, An. Kau boleh saja menikah dengan Dani, tapi satu hal yang harus kau ingat, hatiku akan selalu menjadi milikmu. Aku akan mencintaimu sampai kapanpun."

Marc sesekali mengusap air matanya sambil tetap mendekap gadis yang ia cintai.

"Kau bodoh, Marc."

Marc mengendurkan dekapannya dan menatap Andrea dengan tatapan 'maksudmu?'

"Kau harus tahu dan memang seharusnya tahu bahwa dirimu, Marc Marquez, juara dunia bertahan, adalah sosok yang sangat sangat super duper menyebalkan sebelum malam musim panas di Barcelona itu terjadi. Kau selalu memakiku, sama seperti yang selalu aku katakan. Dan kau tahu itu masih membekas di hatiku. Aku tak akan pernah bisa melupakan semua itu. Kau paham, Tuan Marc Marquez Alenta?"

Dengan tatapan nanar, Marc menjawab, "Aku tahu, An. Aku hanya meminta satu kesempatan darimu untuk memperbaiki semua kesalahanku. Aku akan membahagiakanmu."

Marc mengambil napas lalu melanjutkan perkataannya, "Tetapi jika memang kau tidak sudi memberiku kesempatan, tidak masalah. Aku terima keputusanmu. Mungkin ini sudah takdirku."

Andrea memutar matanya. "Kau memang menyebalkan, tetapi bukan berarti aku membencimu."

"M-maksudmu?"

"Sudah ya, aku lelah. Sampai bertemu besok," Gadis itu memunggungi Marc lalu mulai melangkah.

"An, An, An, tunggu! Apa maksudmu?" Marc meraih tangan gadis itu dan menahannya. "Tolong jelaskan padaku. Aku tidak akan mempermasalahkan pilihanmu. Hanya saja aku sudah lelah jika harus menghabiskan satu malam lagi memikirkan dirimu yang belum memberiku jawaban. Aku mohon."

Andrea merengkuh tengkuk Marc lalu mencium lembut bibir yang tidak pernah dijamah siapapun kecuali Mama Roser saat Marc berusia 5 tahun.

Marc yang tidak pernah memikirkan kejadian itu hanya bisa mematung, tak mampu membalas ciuman Andrea sedikitpun.

"Selamat malam, Marc."

Gadis itu meninggalkan Marc yang masih mematung di koridor hotel. Andrea menciumku, batin laki-laki itu.

Marc meraih pundak Andrea dan mendekapnya. "Terima kasih."

Gadis itu mengusap punggung Marc. "Tolong jangan kecewakan aku, Marc. Aku tidak ingin sakit untuk yang kedua kalinya."

"Aku janji, Andrea. Terima kasih telah memberiku kesempatan. Aku mencintaimu."

"Bisakah kau berjanji satu hal padaku?"

Marc langsung mengangguk setuju.

"Bisa tolong kau sembunyikan hal ini dari Dani? Aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padanya menjelang balapan 2 hari lagi."

Marc tersenyum sambil berkata, "Tentu saja."

Seluruh dunia pun tahu bahwa malam itu adalah malam yang tidak akan pernah terlupakan bagi Marc. Malam di mana gadis yang ia cintai menerima cintanya.

***

Come on over in my direction, so thankful for that is such a blessing, yeah~

"Halo?"

"Buenos días, mi amor!"

Mata Andrea terbuka lebar, melihat layar ponselnya, dan mengamati nama yang tertera.

Summer in Barcelona [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang