6. Kamu atau Dia?

9.7K 523 4
                                    

A L F A

     Gue terdiam melihat kepergian Mel. Bukan maksud gue mau membandingkan Mel dengan Jes. Gue cuman mau Mel belajar bergaul kayak Jes. Gue gak suka liat Mel duduk sendiri.

"Al! Lo kemana sih, dicariin sama Ibu Sri tuh. Lo belum ngumpulin tugas kemaren ya?" Jes tiba-tiba datang menghampiri dengan keringat yang menetes.

"Kok lo tau gue ada disini?" Tanya gue heran.

"Hem, gue gak sengaja lewat gitu. Liat lo sendiri disini" jawab Jes sambil memilin jari tangannya pertanda dia bohong.

"Udah lama lo ada disini?"

"Enggak kok, gue liat pas lo lagi sendirian emang kenapa?" Tanya Jes.

"Gakpapa, yuk ke kelas. Gue belum buat tugas, kemaren lagi banyak pikiran" ajak gue.

"Sok banget lo. Emang mikirin apa?" Jes penasaran.

"Elo!" Dan Mel lanjut gue dalam hati.

     Seperti yang gue duga. Pipi Jes memerah dan kepala tertunduk malu. Jes berjalan di belakang gue tanpa pikir lama, gue menggenggam tangan Jes.
Jes itu wanita tercantik yang pernah gue lihat. Dia kuat, cerdas, dan menakjubkan. Jes selalu melakukan apa pun sendiri dan itu membuat gue ngerasa harus melindungi Jes dari apapun.

"Lo deket ya sama Melati?" Tanya Jes tiba-tiba.

"Eh, lumayan sih. Kenapa emang?" Gue heran.

"Enggak, aneh aja. Gue heran kenapa Mel selalu tertutup dan menghindar dari gue. Apa gue jahat ya?" Gumam Jes pelan. Gue pun berbalik dan menatap mata biru Jes yang terlihat berkaca-kaca.

"Kata siapa lo jahat? Mungkin Mel memang tidak suka keramaian kayak lo. Gue gak pernah liat lo bully anak lain, walaupun lo itu cewek yang almost perfect, udah jangan mewek gitu dong. Entar cantiknya mudar loh" kata gue menenangkan Jes yang mulai menangis.

"Apaan sih lo! Jayus banget. Sok nasihatin gue, pikir aja dulu tugas lo sono!" Jes memukul gue.

"Denger gue, lo gak bakal gue biarin nangis. Air mata lo terlalu berharga buat dijatuhin"

     Jes hanya mengangguk, gue gak tau kenapa gue janjiin sesuatu yang gue sendiri raguin.

"Lo jadi ngajak anak basket sama cheers buat latihan mingguan?" Tanya Jes.

"Jadi lah, itukan emang kebiasaan rutin kita. Tapi gue ngajak Mel juga tadi. Gakpapa?" Tanya gue ragu.

"Gakpapa lah, daripada tuh anak ngosong dirumah. Emang Mel mau?"

"Gak tau juga" inget reaksi Mel tadi bikin gue ragu kalo dia mau ikut.

=====
Minggu

Tin! Tin!
Gue udah nyampe didepan rumah si kembar. Didepan gerbang Mel dengan Jes sudah menunggu. Jes dengan mini skirt dan kaos biasa. Rambut yang terurai seperti biasa ditambah dengan bando sebagai pemanis. Lalu Mel yang menunduk dengan kamera SLR tergantung cantik dilehernya. Jeans panjang dan baju kaos serta model rambut pony tail.
Manarik! Muka yang sama dengan kepribadian yang berbeda.

"Lo kok bengong. Kapan jalannya ni?" Jes berkata. Gue menoleh dan si kembar sudah duduk manis di jok belakang.

"Kalian pikir gue supir? Salah satu dari kalian pindah kedepan!" Perintah gue.

"Lo aja Mel pindah kedepan sana. Gue takut ketularan virus saraf Al" ketus Jes.

"Lo kenapa sih Jes? Daritadi sinis mulu ke gue. Emang gue ada salah?" Tanya gue.

"Enggak tuh. Perasaan lo aja kali"

     Mel pun pindah kekursi depan tanpa banyak berbicara sedangkan Jes sibuk dengan handphone. Gue yakin Jes lagi badmood.

'Entar juga bakalan cerita sendiri' ujarku dalam hati .

♥♥♥♥♥

Please vote
Thanks For Reading :)

Me or My Twin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang