J E S
"Dooorrr...Dooorrr...Dooorrr"
"Woi! Bangun! Kebo! Sekolah lo!" Terdengar suara heboh dibalik pintu gue yang mau gak mau membuat gue harus membuka mata.
"Hemm..." gumam gue malas sebagai pertanda kalo gue denger dan udah mulai sadar dari alam mimpi gue.
"Jes, kata tante, lo mau sekolah kagak?" Tanya suara itu kembali yang gue yakin 10000% itu suara Oza.
"Hem..." jawab gue lagi.
"Udah jam 7 kurang lima belas loh. Kagak takut kesiangan?" Oza bertanya lagi dan lagi.
"Hem..." gue bergumam dengan lebih keras. Demi kucing tetangga yang baru brojol, gue bener-bener amat sangat ngantuk sekali.
"Apaan sih lo ham hem ham hem. Gue telpon Alfa suruh jemput ni ya?" Tawar Oza yang langsung bikin mata gue melotot sempurna.
"Jangannn! Iya gue bangun!" Gue beranjak dari kasur dan berjalan membuka pintu kamar.
"Ribut amat tu muncung" sindir gue begitu melihat muka Oza dibalik pintu.
"Lo kok keluar?" Oza menaikkan alisnya pertanda heran.
"Lah, lo nyuruh gue balik ke kasur lagi? Ok" gue berbalik arah ingin kembali kekasur tercinta.
"Eh eh" Oza mencekal tangan gue.
"Udah jam 7 dan lo masih penuh iler sedangkan sekolah lo masuk jam 7.15 lo sadar?" Oza bertanya lagi dan lagi.
"Gak, gue masih dimimpi" jawab gue asal sambil turun keruang makan.
"Yang lain mana?" Tanya gue sambil mengambil apel dari kulkas.
"Bokap lo kantor, nyokap lo belanja bulanan, adek lo ya sekolah lah bego. Jorok banget jadi perempuan, masih bau iler udah kelayapan keliling rumah" komentar Oza.
"Dari kamar keruang makan gak perlu pakek keliling rumah tolol"
"Lo gak sekolah?"
"Sekolah, tapi nanti udah istirahat pertama baru gue dateng"
"Emang bisa? Boleh gitu?"
"Kalo boleh sih enggak, tapi gue bisa"
"Hm, lo gak mau maafin Melati?" Tanya Oza lagi lagi dan lagi.
"Maafin? Enggak" jawab gue singkat.
"Lah kok? Kenapa?"
"Dia gak minta maaf dan gak perlu minta maaf toh dia gak salah. Perasaan emang dateng seenaknya gak peduli sama siapa, kapan, dimana, dan bagaimana. Jadi, lo gak bisa marah sama orang lain yang punya perasaan sama kayak yang lo rasain" jelas gue.
"Tumben lo bijak kayak gini" Oza mengacak pelan poni gue.
"Apaan sih lo. Gue mencoba membuka mata gue dan belajar nerima kenyataan. Kalo gue dan dia gak ada dicerita yang sama. Kalau pun ada, dalam gue cuman figuran bukan pemeran utama"
"Bahasa lo bikin jijik. Udah mandi sana" usir Oza.
Gue kembali kekamar lalu bergegas mandi. Setelah selesai mandi dan sebelum berangkat sekolah, gue mencari handphone gue. 7 misscall 4 line muncul dari orang yang sama. Marsya.
Marsya : Sekolah lo?
Bentar lagi masuk. Dimana lo?
Lo gak sekolah? Lo sakit?
Lo di cariin Ibu Elva, kemana lo?Axandra_Jasmine : otw.
Marsya : gila udah jam stngh 9 bru mau otw. Gmna lo masuk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Me or My Twin?
Novela JuvenilMenjadi anak populer, ketua Cheers, pintar, anggota osis dan selalu berusaha tampil cantik. Apakah itu tidak cukup untuk membuatmu menyukaiku? -Axandra Jasmine Pradhanita ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ Mempunyai kembaran menyenangkan bukan? Tapi bagaimana jika ki...