11. He is Your!

8.7K 500 0
                                    

M E L
   
     'Apa salah ya kalo aku nyamperin Jes di kelas dia? Kenapa dia kayak gak suka gitu ya liat aku tadi? Apa aku tadi ganggu Jes?' Aku bertanya-tanya dalam hati. Tapi kayaknya mereka berdua udah baikkan.

"Loh Mel, tumbenan lo mau nyamperin Jes" komentar Marsya ketika kami berpapasan.

"Ada yang mau aku kasih tau ke Jes".

"Kenapa gak notice line aja?" Marsya bertanya.

"Terserah dia kali. Ribet amat lo, bukan urusan lo juga. Lagiankan Jes kembarannya" Lelaki disebelah Marsya berkomentar.

"Bukan gitu, cuman seharian ini muka Jes mendung. Ngomel mulu dari tadi, dia lagi badmood" kata Marsya.

"Sama dong kayak Alfa. Dari tadi juga uring-uringan gak jelas".

'Alfa sama Jes? Mungkin mereka belum baikkan?'

Tettt, tettt

"Aku kekelas duluan ya, permisi" pamitku.

=====

"Melati, bisa tolong Miss kembalikan buku ini ke perpustakaan?" Pinta miss Indah.

"Baik miss" kataku sambil mengangguk kecil.

     Aku bukannya gak punya temen sama sekali dikelas, setidaknya aku mempunyai Melani sebagai teman sebangkuku.

'Uh berat benget' keluhku dalam hati. Gimana gak berat, 20 buku pelajaran yang harus kubawa keperpustakaan. Kenapa gak nyuruh murid laki-laki aja sih.

"Eeehh" setengah buku itu perpindah tangan.

"Kenapa musti lo yang bawak? Emang dikelas lo gak ada anak cowok?" Tanyanya.

"Gakpapa kok, makasih ya" ucapku.

"Biasa aja kali, lo terimakan tawaran ibu Elva buat jadi photografer acara?"

"Iya, kan gak enak kalo aku nolak" jawabku.

"Maaf ya, gue ngusulin elo. Soalnya gak ada yang kemampuannya sebagus elo" sesalnya.

"Iya gakpapa, lain kali bilang dulu ya Jes" aku tersenyum kepadanya.

     Bukan hanya membantu membawa buku, Jes juga membantuku menyusun kembali buku-buku tersebut.

"Istirahat masih lama, ngobrol dulu yuk" ajak Jes.

"Kamu gak ngumpul bareng yang lain?" Aku bertanya sambil mengikuti Jes ke atap sekolah.

"Gakpapa lah absen sekali. Sini duduk" Jes menepuk lantai disampingnya.

"Kamu sering kesini?" Tanyaku.

"Jarang sih, kalo lagi bete doang. Disini gue juga bisa liat kalo lo lagi duduk ditaman" jawab Jes.

"Oh gitu, ada yang mau kamu omongin ya ke aku?"

"Gue mau cerita Mel, lo mau gak dengerin cerita gue? Kita bolos satu pelajaran please" pintanya.

"Ya udah cerita aja, aku dengerin"

"Gue suka sama cowok Mel, udah lama, dari awal kita masuk sekolah. Gue ngerasa dia juga suka sama gue, karna dia itu care banget. Tapi Mel, dia gak pernah bilang kalo dia suka maupun sayang ke gue juga. Dan sekarang, gue ngerasa kalo orang yang gue sayangin bakalan jadi saingan gue buat dapetin dia" Jes bercerita sambil menerawang dan entah mengapa, aku seperti tersindir oleh cerita Jes barusan.

"Oh-oh gitu ya. Cowok itu Alfa?" komentarku pelan.

"Iya, lo sayang gue kan Mel? Lo maukan bantuin gue?" Jes bertanya.

"Bantuin apa?"

"Bantuin gue jagain Alfa dari siapapun" Jes berkata sambil menatap tepat kearah manik mataku, sehingga terlihat bahwa Jes tidak sedang bercanda.

"Eh, iy-iya. Pasti aku bantuin kok" aku tersenyum kaku.

"Makasih ya Mel, udah dengerin cerita gue. Kita kan gak pernah berbagi cerita kayak gini" Jes tersenyum.

"Iya, kalo ada apa-apa. Kamu cerita aja ke aku".

"Kalo elo, lagi suka sama siapa?"

"Suka? Aku gak suka sama siapa-siapa" ucapku.

"Atau cowok yang deketin lo siapa?" Tanya Jes lagi.

     Deket? Aku jadi teringat Alfa. Dia yang tiba-tiba berada ditaman, dia yang mengajakku berbicara, dan dia yang mengajariku untuk berbaur dengan yang lain.

"Hayo! Ngelamunin siapa? Cerita dong cerita" desak Jes.

"Siapa yang melamun. Enggak kok" elakku.

"Cie Melati udah balik normal. Bisa suka sama cowok" ejeknya.

"Dari dulu aku normal lagi" belaku.

"Siapa sih Mel? Anak DHS juga? Kelas berapa?"

"Gak ada, Jes"

"Anak IPA ya?" Jes berkata tiba-tiba dan membuat pipiku terasa panas.

"Astaga jadi bener, siapa? Kasih tau gue dong. Hampir semua anak IPA gue kenal lagi, biar gue bantuin lo supaya cepet jadian" tutur Jes dengan menggebu-gebu.

"Aku gak tau namanya Jes" kataku berbohong.

"Yaelah, ya udah, kalo lo liat orangnya kasih tau gue ya" pinta Jes.

     Ini adalah percakapan hangat pertama kami sejak beberapa tahun yang lalu. Dan di obrolan pertama kami, aku sudah membohongi Jasmine. Apakah itu salah? Berbohong untuk menjaga perasaan saudariku? Biarlah, apapun yang kurasa akan tetap seperti ini. Bagaimana pun Alfa milik Jasmine.

♥♥♥♥♥

Kalo udah baca, vote please.

Thanks For Reading :)

Me or My Twin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang