•[PART SUDAH DIPERBAHARUI]
Delano pov'
Ini hari keduaku masuk disekolah baru. Dan harus mengejar pelajaran yang tertinggal. Mengingat aku masuk sekolah ini ditahun-tahun akan kenaikan kelas. Jadi sudah jelas akan banting tulang untuk menyerap semua pelajaran yang tertinggal selama 5 bulan dengan cepat. Bukan perkara yang mudah.
Tapi rasanya semangat belajarku tidak seperti dulu. Mungkin semenjak kecelakaan itu jika saja tidak ada mama yang masih membutuhkanku lebih baik aku menghilang dari muka bumi ini. Semua terlalu berat untuk di jalani sendirian.
Rasa bersalah, Rasa benci karena bukan hanya orang yang tertabrak yang meninggal namun adik serta ayahku juga ikut menjadi korban.
Hari itu adalah hari yang palingku benci. Aku telah kehilangan 2 orang yang sangat di sayangi secara bersamaan dalam sekejap. Hanya aku, mama dan kakak yang selamat.
Ibu selalu bilang bahwa aku harus mengikhlaskan kepergian mereka. Namun, aku sangat membenci orang yang menyebrang sembarangan itu, Sungguh. Hingga akhirnya ayah yang sedang memengang setir tak mampu menghindar, mobil kami pun menabrak palang besi dan terguling. Setelah itu aku tidak tau apa yang terjadi kemudian, semua gelap. Saat saya terbangun saya sudah berada di ruang putih bersih dan bau obat yang menyengat. Rumah sakit. Dan harus menerima kenyataan pahit saat mengetahui ayah dan kakak tidak selamat.
Semua seperti mimpi buruk, Tidurku terasa sangat panjang. Bahkan tidak sanggup jika harus menerima saat terbangun dunia akan berubah menjadi abu. Tapi saatku menepuk jidat dengan kepalan tangan, ini memang kenyataan, aku sudah kehilangan mereka. Aku... Aku membenci orang itu walaupun dia juga menjadi korban.
Saat pertama kali masuk sekolah ini rasanya asing sekali aroma buku dan susunan-susunan bangku dan kursi yang kurang rapi membuat nyaliku sedikit menciut.
Sudah hampir 5 bulan tidak merasakan hal seperti ini. Berdiam diri, mengurung diri didalam kamar adalah rutinitasku selama hampir setengah tahun ini.
Setelah kejadian mengerikan itu mood ku sama sekali tidak ada untuk sekolah, sampai akhirnya ibu memohon kepadaku untuk jangan selamanya seperti ini, jangan pernah menyesali apa yang sudah terjadi karen itu semua sudah kehendak yang maha kuasa, semua itu takdir.
Bahkan sempat berfikir aku akan mengalah dengan keadaan yang sepertinya akan berjalan dengan rumit suatu saat nanti, karena mungkin aku yang akan lebih memiliki tanggung jawab yang besar terhadap ibu dan kakakku yang sekarang buta. Ya, karena kecelakaan itu juga.
Sebenarnya aku muak menceritakan kejadian itu. Semua tampak seperti mimpi buruk. Bayangan kebahagiaan tampak meredup diujung sana yang terlihat hanya kepingan masalalu yang akan terus menghantui kapanpun dan dimana pun aku berada.
**
Nadine pov'
Hari ini adalah hari ulang tahun kak Reno. Biasanya aku selalu membuatkan kue ulang tahun untuknya, dan menyiapkan beberapa surprise saat malam tepat jam 12.00.
Namun sepertinya saat ini akan sangat berbeda. Malam tadi pun tidak ada gemuruh nyanyian lagu 'happy birthday to tou... Happy birthday to you...' Tidak ada suara yang mampu memecahkan keheningan tengah malam seperti tahun lalu.
Sekarang? gak ada kakak, gak ada mama gak ada papa, cuman ada bi Inah dan pak Umam. Malang sekali nasib ku, ahh mengeluh sekali hidupku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delano
Teen Fiction[PER-PART AKAN SAYA PERBAHARUI, SO KALO LUPA SILAHKAN DIBACA KEMBALI.] Semua berawal dari kecelakaan itu. Kecelakaan yang merubah kehidupan berwarnaku. Kecelakaan yang mampu membuat hidupku menjadi abu abu. Kecelakaan itu merenggut nyawa hero ku, t...