1 - Kak Reno✔️

691 24 2
                                    

•[PART SUDAH DIPERBAHARUI]

Aku mengerjapkan mata beberapa kali menatap silaunya jendela yang mulai terpapar sinar mentari pagi.

Aku terduduk diam diatas kasur mengingat kembali beberapa bulan lalu masih ada yang membangunkan tidur ku dengan amarah yang luar biasa saat aku kesiangan, namun sekarang? Aku tersenyum miris mengingat kejadian yang tiba-tiba melintas dipikiranku.

Tanpa bisa dicegah buliran air jernih terjatuh tanpa ada yang membendungnya.
Aku menangis untuk kesekian kalinya.

"Kak. Kenapa secepet ini kak? Aku mau ikut sama kakak." Rintih ku yang langsung membuat pipiku terasa basah saat air bening itu melintas diatasnya.

Tok tok tok..

Aku mengerjap mata beberapa kali saat mendengar ketukan pintu dari luar kamarku. Aku langsung mengusapnya dengan cepat.

"Iya masuk bi, gak dikunci." Ujarku.

"Maaf non Nadine, udah jam segini apa non gak masuk sekolah?" Ujar bi Inah sambil menunduk sopan. Sudah kuduga sebelumnya pasti bi Inah. Tidak lain tidak bukan. Karena dia adalah penghuni terpenting dirumah ini, jika aku sekolah dialah yang menjaga rumah dan membersihkanya.

Aku mendongak melihat kearah jam dinding dan benar jam sudah menunjukkan jam 06.15.

"Iya bi ini juga aku mau mandi." Kataku.

"Baik non, bibi siapkan sarapan dulu untuk non, permisi non" ucap bi Inah yang langsung keluar dari kamarku.

Aku masih terdiam. Ntah apa yang ada dipikiranku saat ini, rasanya tidak ada semangat hidup. Penyemangat yang biasanya selalu membangunkan tidurku saat pagi, yang biasanya tiap hari mengantarku ke sekolah, yang melindungiku dari godaan cowo-cowo genit disekolah sekarang hanya sebuah kenangan yang manis tapi jika diingat dapat menyayat hati sampai terasa perih.

"Aku gak boleh kaya gini terus. Aku harus bisa bikin kakak senang disana. Aku harus kuat!".

Menyadari hal itu aku langsung mengusap air mata ku dengan kasar lalu bangkit untuk bergegas mandi dan pergi kesekolah.

**

"Nadinnnnn!!!!"

Teriakkan melengking itu tidak ada yang punya lagi kecuali Alin. Sahabatku dari SMP.

"Hmmm.." Ucapku yang masih menggelengkan kepalaku menikmati alunan lagu yang berputar di handphone ku.

"Ihhhh!! Nad dengerin aku dong. Aku mau cerita nih." ujarnya sambil memohon padaku.

Aku malas sekali mendengar curhatan Alin kali ini, karena pasti tidak jauh-jauh dengan laki-laki yang sedang dia taksir dan dia puja-puja kegantenganya atau apalah. Bosan.

Aku menggeleng pelan melihat perilaku sahabat ku satu ini. Gapernah berubah dari dulu.

Melihatku tak merespon ucapanya dia langsung menarik handset ku dengan kasar sambil memanyunkan bibirnya menjadi sok imut.

"Apaan sih Lin? Nanti rusak gimana? Ini baru beli tau." Gerutuku kesal.

"Ya lagian diajak ngomong malah asik sendiri." Dia tampak mendengus kesal "Aku kan mau cerita sesuatu."

"Hmmm.. Cowo mana lagi yang kamu suka?" Ucapku malas sambil membereskan handsetku yang ruwet.

"Ihh seriusan tau Nad, kali ini beda. Kamu kalo tau juga naksir" ucapnya langsung antusias.

"Ckk.. Alin sayang udah berapa puluh kali kamu ngomong kaya gini? Dan buktinya aku gak pernah naksir tuh sama cowo yang kamu bilang ganteng atau apalah itu." Kataku ketus.

DelanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang