Papa mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang. Aku duduk dikursi penumpang, sambil bernyanyi dan bersiul siul ria gak jelas. Aku senang sekali hari ini, karena akan ketempat kak Reno.Saat tiba dipemakaman umum tempat istirahat kakak untuk terakhir kalinya tubuh ku terasa kaku lutut ku lemas seketika tanpa sadar tanganku berkeringat.
Papa pun memarkirkan mobil nya. Kami bertiga mulai turun dari mobil. Aku menatap sekeliling ku yang dipenuhi gundukan tanah yang tertutupi rumput hijau dimana mana.
"Hmmm ternyata kakak punya banyak teman ya disini, pasti kakak gak kesepian seperti aku." Gumam ku dalam hati.Berhubung makam kak Reno berada di tengah kami pun mulai berjalan ke arah sana.
Sekarang aku berdiri disamping gundukan tanah, dinisan tertulis 'Reno prasetya'
Bibir ku tersenyum tapi tidak dengan hati ku. Hati ku bahkan menangis, jika saja wajar aku akan menggali gundukan tanah itu agar aku bisa melihat gimana kondisi kakak. Walaupun tinggal tulang belulang, namun itu tidak lah wajar. Seperti orang tidak waras saja aku.
Mau separah apapun kondisi aku, mau menangis hingga air mata ku kering sekalipun kakak gak akan pernah kembali.
"Kak. Apa kabar?" Kini aku sudah jongkok disebelah makam kak Reno. Sungguh aku pun belum sepenuh nya yakin jika jasad yang ada di dalam tanah ini adalah kakak ku. Aku masih membayangkan jika kakak sedang berlibur dengan teman teman nya dan belum pulang.
Aku berusaha sekali tersenyum layak nya orang baik baik saja, padahal tidak. Aku tidak mau menangis di pusaran makam kakak, bagaimana jika kakak sedih melihat kondisiku jika aku menangis? Aku tidak mau.
"Ooiya kak aku padahal banyak banget yang mau ceritaain sama kakak soal teman ku disekolah tentang DIA juga kak.. Hehe" hanya suara hembusan angiin yang terdengar ditelinga ku. Biasanya aku di jewer habis habisan jika aku cerita tentanggg DIA, gebetan maksudnya.
"Hehe tenang aja kak, aku gak pacaran kok baru suka doang. Aku kan selalu inget pesan kakak kalo aku boleh pacaran saat ada laki laki yang berani minta izin ke kakak buat macarin aku. Tapi... Kan sekarang kakak gak ada jadi harus minta izin ke siapa kak?" Aku tidak mampu membendung air mata ini, sungguh aku rindu sekali dengan nya. Tiba tiba ada uluran tangan yang mengusap pundak ku pelan, berusaha agar aku sedikit tenang. Itu tangan mama.
"Ohiya kak disini juga ada mama sama papa loh. Mama sama papa kangen banget sama kakak" air mataku pecah seketika, membuat tangisan yang aku usahakan tidak terdengar siapapun malah kini berubah menjadi isakan.
"Reno. Apa kabar kamu disana sayang? Mama kangen banget sama kamu" Ujar mama yang ternyata sudah menangis dari tadi.
"Ma, Nad. Udah jangan nangis terus kasian kakak nya disana nanti ikutan sedih liat kalian kaya gini. Kita harus berusaha mengikhlaskan kepergian nya" ujar papa. Namun sudah terlambat aku dan mama sudah menangis hingga terisak.
Kami berdua pun mengangguk. Lalu kamu berdoa membaca kan surah yasin di pusaran makam kak Reno.
Seusai berdoa aku meminta mama dan papa untuk kemobil terlebih dahulu, aku mau curhat masalah anak muda hihi. Mama sama papa pun tak menolak sama sekali mereka pun mulai berjalan dan menjauhiku ke arah mobil.
Akupun mengelus nisan yang berdiri kokoh ini, berusaha kembali tenang dan semoga tidak menangis lagi.
"Kak. Kenapa kakak gapernah cerita soal masalah kakak sama kak Namira. Kakak curang banget sih kan selama ini aku selalu cerita apapun sama kakak, tapi kakak sendiri gak pernah cerita apapun sama aku?" Tidak ada yang menjawab hanya ada suara angin yang membuat ku sedikit ngilu. Rasanya nyeri sekali dada ini, di pikiran ku dan di bayangan ku ada teriakan melengking dan ada lemparan bantal khas kak Reno.
"Apa perlu aku balas dendam sama kak Namira kak?"
Aku menangis lagi. Namun tak separah tadi. Air mata ini mengalir dengan sendiri nya jika mengingat masalalu ku yang berwarna saat masih bersama kak Reno.
"Apa aku saja ya kak yang salah? Aku gak peduli sama masalah kakak? Apa gara gara aku gapernah nanya masalah kakak?." aku menarik nafas panjang dan mengusap air mata ku dengan tangan. "Kak maafin Nadine ya Nadine udah nangis pasti kakak marah deh sama Nadine. Ohiya kak aku juga seneng banget loh hari ini soalnya mama sama papa bisa nemenin aku buat beberapa hari kedepan, coba aja kakak masih ada mungkin hari ini kita bakalan jalan jalan dan seneng seneng bareng" Air mataku kembali tumpah membuat ku terisak kembali, ah Tuhan maafkan aku jika aku tak bisa menahan kesedihan ini.
Aku menatap sekeliling menikmati hembusan angin yang kencang, sepi, senyap.
"HAPPY BIRTHDAY KAK RENO" aku mengembangkan senyuman ku. "Semoga kakak tenang disana, I MISS YOU KAK."
Sekarang hanya satu doa ku. Aku berdoa semoga Allah mengizinkan kak Reno untuk mendengar doa dan ucapan ku barusan bahwa aku menyayanginya dan aku sungguh merindukanya.
**
"Kamu lama banget si sayang, abis curhat apa aja sama kak Reno emang?" Tanya mama sambil tersenyum "jangan jangan kamu curhat soal pacar kamu ya" ujar mama yang langsung membuat papa pu terkekeh.
"Ahh mama aku gak punya pacar tau, aku abis curhat soallll........ Adadehhh. Yee mama sama papa kepo banget." Ujar ku sambil tertawa, kehangatan seperti ini yang selalu aku rindukan. Bersama kak Reno juga.
Kami sekarang sudah berada di dalam mobil menuju rumah.
"Nad kita jalan jalan yuk mumpung kamu libur dan mama sama papa juga lagi gak ada kerjaan" ujar mama
Mataku membulat sempurna menjadi bersinar sinar, senyum ku merekah. Ah mama tau aja apa yang ada di pikiranku.
"Ayukkk mah, pa. Kita jalan jalan ke mana yaaaaaa.."ujar ku bingung. Aku mulai memutar otak ku memikirkan tempat yang paling cocok buat liburan walaupun singkat.
"Kita ke rumah nenek aja diBandung. Yang penting kan jalan jalan lagian ini udah siang besok juga kamu kan sekolah."ujar mama
Berikan aku waktu sebentar untuk berfikir.
Ahh iya di rumah nenek kan ada mainan masa kecil aku sama kak Reno. Berhubung hari ini ulang tahun dia jadi hari ini aku akan bermain main dengan imajinasi ku yang mengenang dia."Iya iya iya ma. Aku juga kangen banget sama nenek. Ayoo pa langsung kesana ya" ujar ku antusias.
"Ya kita pulang dulu sayang, masa kita kesana pake baju begini. Ganti baju terus bawa baju kan kita sampe malem" ujar papa menjelaskan.
Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal menggunakan telunjuk sambil melihat pakaian ku yang ku kenakan sekarang. Sepertinya benar kata papa baju ini tidak cocok untuk jalan jalan.
"Yaudah deh ma pa kita pulang dulu" aku terkekeh pelan membuat mama dan papa tampak menggeleng kan kepala melihat tingkahku.
__________________________________
*gimana?
Uu baper gue part ini ikut sedih,
Ohiya btw di part selanjutnya Delano mulai menunjukkan siapa dirinya sebenarnya. Hahahahahahah...Next-
KAMU SEDANG MEMBACA
Delano
Teen Fiction[PER-PART AKAN SAYA PERBAHARUI, SO KALO LUPA SILAHKAN DIBACA KEMBALI.] Semua berawal dari kecelakaan itu. Kecelakaan yang merubah kehidupan berwarnaku. Kecelakaan yang mampu membuat hidupku menjadi abu abu. Kecelakaan itu merenggut nyawa hero ku, t...