Angin menyapa lembut tubuhku yang sedang berjalan menelusuri koridor sekolah. Sekali lagi kutatap ponselku yang sedari tadi tak menyapa hangat untukku. Kucoba untuk memberanikan diri mengangkat ibu jari, kemudian menggerakkannya secara perlahan. Ah, mungkin tidak sekarang, pikirku.
"Rara!"
Aku menoleh, "Hmm?"
Dilan, cewek bermata sipit yang selalu siap memberikanku pencerahan, "Kamu kenapa sih? Daritadi aku lihat, kamu gelisah gitu".
Aku menggeleng, "Engga kok".
Lalu kami terdiam. Menikmati udara yang begitu segar. Aku menoleh pada kelas yang berada tepat disamping kelasku. Kayaknya ganggu deh, sungguh mengecewakan.
Dilan memandangku. Lalu tatapannya seperti menangkap sesuatu.
Aku merasa heran padanya, "Dil, kamu kenapa sih?".
Dilan tak menjawab pertanyaanku. Lalu tiba-tiba, Aku merasakan ada yang menggerakkan hatiku untuk menoleh sekali lagi. Aku berusaha sering untuk menolak, namun usahaku sering kali gagal.
Bisa lah bisa diatur.
Aku mengenal suara itu, sangat jelas. Dilan menggerakkan matanya, seolah-olah memberiku perintah bahwa Aku harus melihatnya. Ayo Ra, panggil.
Aku memberanikan diri dan, "Guntur!". Dia menoleh padaku. Yes! Aku berhasil.
Guntur berbalik. Kini kedua bola matanya tertuju padaku, persis 3 meter dihadapanku. Namun dia tak mengucapkan satu huruf pun, begitu juga denganku. Ah, aku benci posisi ini....
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious
Teen FictionAku sangat penasaran tentang siapa yang ada di dalam hatimu. -The 1st book-