Kenyataannya, hidup itu tak seperti novel yang kita baca, cerpen yang kita buat, dan film yang kita tonton. Yang aku tahu, ada dua hal dalam hidup. 'Kita bebas mau bicara apa saja, dan kita bebas ingin mendengarkannya atau tidak'. Karena kebahagiaan kita sendiri bukan tergantung pada orang lain, namun berasal dari cara kita memilih. Memang kadang pahit, tapi disitulah kebahagiaan akan muncul dengan bentuk apapun.
"Ra, balik yuk. Udah waktunya pulang nih!".
Aku buru-buru menutup buku yang sedang aku tulis, "Hm? Masa sih?".
Dilan curiga melihatku, "Apa itu?", lalu matanya tertuju pada buku. Buku harian milikku."Apaan?".
"Isinya cinta-cintaan ya hayo!".
"Yakali, enggalah, ngarang aja!".
"Atau jangan-jangan Guntur semua ya Isinya!".
"Eh!", buru-buru aku menutup mulut Dilan, "Jangan ngarang ah! Ayo balik aja yuk", lalu menggandeng Dilan, padahal aku ingin melihat Guntur dulu.Aku melangkahkan kakiku menuju pintu kelas. Aku melihatnya, Guntur cepat amat keluar dari kelasnya.
"Ada Guntur tuh, Ra!". Aku terdiam. "Udah sana samperin!". Aku masih terdiam. "Lagi berantem?", lanjut Dilan tanpa berhenti.
"Enggaklah, berantem kenapa coba!".
"Yaudah gih sana samperin. Kek orang asing aja kalian".
"Iya deh Iya".
"Aku balik duluan ya Ra, bye!".Aku mulai berjalan mendekati Guntur. Namun tiba-tiba, Alvin muncul darimana coba dia, aish!
"Eh, Rara! Mau apa kesini?". Ini pasti jebakan.
"Mau ke Guntur lah, emang mau ke siapa lagi coba", dengan nada sedikit dipelankan.
"Eh Tur, kamu kenal? Kok bisa kenal sama orang Ini?".
Eh, nih orang! Sabar Ra, sabar.Guntur hanya tertawa kecil, "Alvin tuh jangan gitu, gak baik".
Aku tersenyum kecil mendengar perkataannya, hihi."Jangan baper! Gitu aja baper, haha".
Sialan eh sih Alvin!"Yaudah Vin, mau pulang dulu. Biar gak terlalu sore nyampe rumahnya", ujar Guntur.
"Oke. Jangan ngebut, kan bawa anak SD".
Guntur hanya tertawa kecil.
"Ih Alvin!", aku hanya bisa berkata itu, ah sudahlah.Guntur dan aku menuruni anak tangga. "Tunggu di depan aja ya, Biar gak lama juga nunggunya". Aku hanya mengangguk tersenyum.
Sekarang aku takut, Allah mengubah hatiku yang sebenarnya tak ingin aku ubah dengan alasan apapun.
---

KAMU SEDANG MEMBACA
Curious
Teen FictionAku sangat penasaran tentang siapa yang ada di dalam hatimu. -The 1st book-