The Feeling

114 7 0
                                    

"Ya ampun Ra! Ra! Kamu tuh gimana sih? Seharusnya kamu itu sampaikan apa yang ingin kamu sampaikan. Coba aja kalau aku jadi kamu, aku pasti akan bla bla bla".
Dilan terus mengoceh didepanku. Layaknya sebuah kereta yang tak diberi perintah untuk mundur. Aku hanya menghela nafas saat itu.
Aku tahu, seharusnya memang aku sampaikan padanya apa yang ingin aku sampaikan. Aku memukul-mukul kepalaku sendiri. Bodoh!.
Lalu aku menatap punggungnya dari lantai tempat kelasku, Guntur, cowok kelas sebelah yang selalu aku perhatikan. Entahlah, seberapa sering aku memikirkan tentang alasan masuk akal yang bisa melupakannya, itu tak membuatku berhasil sama sekali. Aku melihat sosoknya, namun aku tak bisa melihat jelas bagaimana perasaannya padaku.
Lebih tepatnya lagi aku menyukainya. Memang benar tak ada alasannya bila aku bisa menyukainya. Namun bukan berarti tak ada buktinya bila aku sudah dan masih menyukainya. Dia selalu membuatku menangis jika dia berbuat salah. Dia memang tak ahli dalam hal perasaan, tapi dia cukup membuatku tertawa akan humor yang ada pada dirinya.
"Ra!".
Seseorang memanggilku, "Guntur?".

...

CuriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang