Bagian ketiga

298 7 0
                                    

H-2 menuju acara disekolahku. Cuaca cerah kali ini. Cahaya matahari menyengat sampai kekulit. Teriknya matahari tak mematahkan semangat panitia. Semuanya berkerja keras untuk mendapatkan hasil yang optimal. Ku siapkan makan siang bagi seluruh panitia. Dengan dibantu evin aku mulai membagikan makanan kepada panitia yang bertugas. Ku lihat Ain yang sedang berada dipinggir lapangan. Ia sedang mendirikan tenda untuk komentator. Oiya lupa ku beritahu. Acara disekolah nanti yaitu lomba futsal. Nantinya kak Ain dan juga Andi bakalan tanding juga. Mereka membawa nama sekolah kami. Meskipun pertandingan ini, sekolah kami yang mengadakan tapi tetap bersikap adil alias gak main curang karena itu gak boleh.

'Ini makanan nya kak' kataku sesambil memberikan makanan.

Ku lihat evin sudah mulai lelah membawa nampan dari tadi. Kuputuskan agar dia beristirahat. Awalnya dia menolak. Tapi, akhirnya dia mau juga. Selesai mengantarkan evin ke ruang OSIS aku melanjutkan tugasku. Dengan bersamangat kali ini aku memberikan makanan ini pada Ain. Degdegkan sih, tapi gak mau nolak juga. Hehe

Aku melihat Ain masih mendirikan tenda di pinggir lapangan. Kebetulan ia bersama Kak Andi juga. Aku berjalan menuju pinggir lapangan.
'Wuushhh' motor lewat tepat didepanku. Motor berwarna ping dengan seorang lakilaki yang mengendarainya.

'Kurangajar' kataku dalam hati. Sedikit terkejut dan kesal. Awas aja kalau nanti ketemu. Bakalan aku gigit tuh orang(itupun kalau berani)

Dengan memasang senyum terbaikku. Ku mulai langkahku lagi menuju tenda.

'Ini ya kak. Makanannya' kataku tersenyum

'Eh makasih lin' ucap Andi.

'Iya kak sama sama. Kak ain. Makanannya' kataku

'Eh lin! Tadi malem gua sms lu. Tapi kaga lo bales' kata Andi yang tibatiba memotong omonganku.

'Itu elo kak. Yailah maaf kak. Kaga tau gue' ucapku nyengir. Saat itu Ain hanya diam. Bahkan ucapan terimakasih kasih aja enggak. Apa dia tau, aku ngefans sama dia? Ailah mana mungkin.

Hari semakin sore. Aku bergegas akan pulang. Ku turuni anak tangga satu persatu. Kulihat Ain sedang menaiki anak tangga dari bawah.

'Felin ya?' tanya Ain.
'Iya kak' jawabku tersenyum.

'Udah mau balik?' tanya Ain sambil menggerakan tanganya.

'Iya kak. Udah sore juga kan. Yaudah ya kak. Aku duluan' kataku. Jantung ini berdebar kencang lagi.

'Yaudah hatihati baliknya de' ucap Ain memperlihatkan senyumnya.

'Iya kak' kataku meninggalkannya.

Omg, sumpah ini kayak mimpi. Dia ngajak ngobrol gua. Wahh, dan untuk pertamakalinya dia bicara sama aku.

***

'Tett.. Tett.. Tett..'

bunyi bel jam sekolah telah usai. Kubereskan semua buku dan kumasukan dalam tas. Seluruh siswa dan siswi kembali ke rumah mereka masing masing. Tapi tidak denganku. Ada tugas yang menungguku.

'Eh lin ayo balik' ajak Nadin
'Gua masih ada tugas cuy' kataku

'Duh sahabat gua yang satu ini sibuk angett' ledek Nadin memelukku dari belakang.

'Aduhh,apaan sih lu. Lepas. Gua hajar lo ya' ucapku risih.

'Lo kan gak pernah dipeyuk cowok. Jadi sahabat lo ini yang bakal peluk lo' ledek Nadin dengan nadanada alaynya yang terus memeluk ku.

'Tapi gua masih suka sama cowok. Nadinn, udeh udeh gua keburu telat' ucapku yang langsung melarikan diri. Nadin anaknya alay dan tukang galau. Terus juga dia oon. Emang gak bener tuh bocah.

Setelah kabur dari Nadin. Aku menuju lantai 2 ruang OSIS. Kulihat Ain yang juga akan menuju lantai atas. Btw, tadi malem aku masih smsan loh sama dia. Ssstt jangan bilang siapa siapa ya.

'Kak Ain' panggilku. Ain melihat kebelakang dan melambaikan tangannya. Aku tersenyum. Aku menghampirinya. Tapi, sebelum ku naik ke atas. Aku melihat motor matic berwarna pink terpakir dibawah.
'Ini kan motor yang kemarin' kataku pelan melihat baik baik motor itu.

'Kenapa de? Ini motor syihab. Kamu kenal? Ucap Ain.

'Syi hab? Dia panitia besok? Tanyaku melihat ke Ain

'Iyalah. Yaudah ayo naik' ajak Ain.

Aku menganggukan kepalaku.

Saat sedang berjalan menaki anak tangga. Ain tiba tiba berkata.

'Loh ini syihab' jelas Ain

'Eh kenapa in?' tanya syihab. Aku melihat ke arahnya. Lakilaki dengan wajah tengil. Tapi lumayan juga sih.

'Kakak duluan aja gih. Gua mau ngomong sama dia'. Jelasku. Ain tersenyum lalu meninggalkan kami.

'Kenape lu' tanya Syihab dengan wajah tanpa dosa.

'Itu motor punya lo?' tanyaku sok galak

'Iye. Terus?' jawab syihab yang semakin tengil

'Lo tau gak? Lo bikin jantung gua mau copot' kataku sedikit keras

'Lah emang gua ngapain?' tanya syihab masih tetap tengil

'Lo lewat depan gua gitu aja. Untung lo gak nabrak gue. Lain kali tuh liat liat' jelasku agak ngebentak gitu

'Iye sorry sorry' ucap syihab mengelus kepalaku. Aku terdiam. Ia lansung turun menuruni tangga. Aku masih melongo sampai ku balikan badanku dan berteriak

'dasarr tengill. Uh!'

kamu (cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang