Bagian yang akan hilang

140 5 1
                                    

Aku tertidur pulas membiarkan Andi sendirian. Agar lebih fokus (padahal ngantuk berat). Tanpa terasa waktu sepertinya sangat cepat. Tiba tiba sudah sampai aja. Padahal baru berasa 10menit tidur. Wkwk

'Bangun bangun' Andi menepuk bundakku sembari menggoyang-goyangkan tubuhku

Aku mulai membuka mataku. Aku melihat hamparan pohon-pohon besar yang berjejer dengan indah.

'Indahh bangett' kataku mengucek mataku. Membuka pintu, dan mulai melangkahkan kakiku keluar. Udara sejuk menenangkan hatiku.

'Kita dimana?' Tanyaku pada Andi

'Disuatu tempat. Keren kan. Ayo gua ajak lu jalan' Andi menggandeng tanganku dengan erat. Ia membawaku menaiki bukit kecil. Dengan hamparan rumput hijau disekelilingnya.

Sesampai diatas, jantungku berdetak kencang. Rasanya lelahku terbayar. YaTuhan ini ciptaanmu yang luar biasa. Aku terkagum sampai mulutku tak berhenti membuka. Aku melihat ke arah Andi. Ia memotret setiap sisi pemandangan yang sangat luar biasa.

'Andi' panggilku

'Paan' saut Andi sibuk memotret pemandangan

'Fotoinn guee' kataku menunjuk-nunjuk kearahku. Dengan wajah polos-polos gimana gitu, aku mencoba merayu Andi agar mau memotretku.

Aku terus memanggilinya. Andi tetap saja diam seribu bahasa dan asik dengan kameranya sendiri.

'Iiishh! Yaudah gua mau pergi' kataku ngambek dan pergi menjauhi Andi

'Yaudah sono gih' usir Andi

Huh manusia macam apa dia. Hape dimobil, mana bisa foto-foto sendiri. Menyebalkan. Aku langsung pergi dan duduk disalah satu pohon yang besar dan teduh. Kulihat pandangan sekitar, dalam diam tiba-tiba saja kuingat dirinya. Wajah Ain. Sosok yang berhasil membuat jatuh cinta. Benar-benar jatuh cinta. Meskipun jarak kami jauh, tapi entah mengapa rasanya aneh. Perasaan ini belum berubah meski aku bersama lain.

***

Waktu menjelang sore, Andi diam diam memfotoku yang sedang tertidur dibawah pohon. Untungnya tak lama kemudian aku terbangun dan melihat lensa kameranya tepat didepan wajahku.

'Aaaaaaaaa' teriakku terkejut melihat lensa kamera bagikkan sosok hantu saat aku membuka mataku. Andi yang terkejut jatuh kebelakang.

'Gila lu' ucap Andi mencoba bangun

'Elu mau ngapain? Iseng banget sih. Hapus gak!' Kataku kesal.

Andi berlari kabur menuju bawah, aku mengejarnya. Manusia satu itu menyebalkan sekali. Lari Andi sangat cepat, aku tersungkur jatuh. Kakiku lecet bahkan keseleo. Andi yang menyadarinya langsung menghampiriku.

'Lo gak apa apa?' Tanya Andi yang raut wajahnya panik.

'Apasih. Gua baik baik aja. Tapi sakitt. Uhhh' kataku dengan nada suara manja

'Yaudah. Gua gendong. Dikit lagi juga nyampe' ucap Andi membalikan tubuhnya

'Elo yakin?' Tanyaku khawatir

'Iya lin. Ayo' jawab Andi. Dengan ragu-ragu aku mengikuti perintah Andi. Andi mulai menggendongku. Entah bagaimana rasanya. Sepertinya berat.

Kurang lebih 10menit lamanya, akhirnya kita sampai ke parkiran mobil. Dengan perlahan Andi memapahku kedalam mobil perlahan lahan. Bisaku lihat ketulusannya. Aku tau ia tulus. Ia tampan, baik, mungkin perempuan yang mendapatkannya akan beruntung .

Sebelum pulang kami sempat makan, yey makannn! Hobiku nih. Hahaha

Selasai makan kami langsung pulang. Dan hal yang tak kusangka datang. Aku turun dari mobil Andi, Andi sempat menahanku untuk masuk kedalam rumah. Dengan wajah serius bercampur tegang. Sepertinya akan ada sesuatu yang ia ucap. Andi mulai memegang tanganku. Tatapan tulus menatapku.

'Gua mau jujur sama lu lin' ucap Andi

'Oke. Ada apa?' Tanyaku melihat matanya. Ada rasa ragu dihatiku

'Gua suka sama lo. Lo mau jadi pacar gua' ucap Andi

'Pacar? Ndi kita kan..' kataku. Andi memotong pembicaraanku

'Gua gak tau ini rasa apaan. Tapi gua sayang sama lo. Sejak pertama kita main hujan-hujanan. Semua tentang lo. Gua inget lin' Andi mencoba meyakinkanku akan perasaannya

'Gak bisa. Lu kakak gua. Hati gua bukan buat lo. Gua harap lo ngerti ndi. Gua minta maaf. Gua masuk dulu' kataku menolak permintaan Andi. Melepaskan genggaman Andi dan masuk kedalam rumah. Rasanya gak mungkin. Dia kakakku. Gak ini salah. Gak seharusnya dia suka sama gua.

Kubaringkan tubuhku dikasur. Air mataku mengalir entah apa sebabnya. Andi yang selama ini menjadi kakak terbaikku. Harus ku sakiti tanpa aku yang minta. Aku gak tau penolakanku salah atau gak. Rasanya sebagian dari tubuhku hilang. Sakit sekali harus seperti ini. Aku yakin Andi akan berubah. Dan aku takut akan hal itu. Aku takut.

kamu (cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang