Kedelapanbelas

107 6 0
                                    

Ujian Nasional datang. Berlangsung selama 3 hari. Anak kelas 10&11 libur di rumah. Mungkin mereka habiskan dengan jalan-jalan. Tapi aku? Diam di rumah, dan sibuk menulis berbagai macam cerpen. Sesekali ku kirim pesan ke Ain dan Andi agar mereka lebih bersemangat. Ain membalasnya sedangkan Andi, ia masih marah padaku rupanya. Inilah yang ku takutkan. Musuhan. Itu bukan suatu hal yang baik bukan?

Hari pertama libur aku di rumah. Hari kedua libur aku masih dirumah. Dan hari ketiga aku tidak dirumah akhirnya. Tapi aku di kedai dekat sekolah, membahas pergantian anggota. Kami seluruh anggota OSIS senior merapatkan hal apa saja yang akan kami lakukan agar pergantian organisasi ini berjalan dengan baik. Perbincangan dimulai sejak pukul 9 pagi. Dan sekarang sudah menjelang siang sekitar pukul 1.

'Gimana kalau kita istirahat dulu. Gua harus ke bu Heny buat ambil tugas' kataku memotong perbincangan

'Oke. Boleh juga. Lagian gua juga udah laper. Mending kita pesen makan dulu' jelas Roni sang ketua OSIS

Yang lainnya menganggukan kepala yang bertanda setuju. Aku segera menuju ke ruang guru, untuk mengambil tugas. Saat keluar dari ruang guru, seseorang yang aku kenal lewat dihadapanku. Ia Denny. Seniorku sewaktu aku masih duduk di SMP. Ia laki-laki playboy yang sempat disukai junior disekolahnya.

'Ka mu' ucapku terbata- bata

'Felin?'Denny menunjukku

'Lo ngapain disini? Ikut Ujian disini?' Tanyaku

'Iya. Jadi ini sekolah lu?' Jawabnya

'Yes. Yaudah gua cabut. Byee' kataku langsung kabur berlari.

Aku tak suka dengannya. Banyak temanku yang sudah menjadi korban. Tapi dia? Dulu selalu mengejarku seperti aku ini ayam peliharaannya yang kabur. Pokoknya menyebalkan.

***

Selesai UN, kelas 12 libur panjang. Aku juga harus segera menyiapkan pindahanku sehabis ujian. Menyedihkan rasanya. Aku dan Ain jarang bertemu. Ia sibuk dengan masih perguruan tinggi, dan aku? Harus segera UAS. Sebelum aku pergi, kuputuskan untuk menyelesaikan semuanya. Perasaanku, rasa marah seseorang padaku. Akan ku selesaikan semuanya.

Aku berjalan di lorong kelas. Perlahan. Ku lihat setiap sudut sekolah yang ada. Mungkin akan kurindukan nanti. Lapangan tempat Ain bermain bola. Kelas tempat dimana aku selalu telat. Semuanya tampak menyenangkan.

'Felin' panggil seseorang dibelakangku. Aku menghentikan langkahku, membalikkan badan

'Iya?' Sautku

'Ini' seseorang itu memberikan sebuah kertas berwarna merah

'Ini apa?' Tanyaku memegang secarik kertas

'Gua gak tau. Baca aja. Gua cuma suruh nyampein' jelas orang tersebut yang langsung pergi meninggalkanku

Aku terdiam. Melanjutkan langkahku menuju kelas. Kubolak balik kertas yang terlipat tersebut. Sesampainya di depan kelas, aku mulai membukanya. Disana tertulis 'bisakah kamu datang? Aku tunggu di Kafe Lily nanti'.

Siapa yang mengirimnya? Penggemar rahasiakah? Aku akan datang nanti sepulang sekolah.

Tiktoktiktok
Waktu lama sekali. Aku mulai tak konsen belajar. 1 menit berasa seperti 30 menit rasanya. Aku mulai terus melihat jam. Sampai akhirnya bel pulang berbunyi. Aku segera membereskan buku-buku ku, memasukannya ke dalam tas. Lalu bergegas menuju kafe Lily.

Kurang lebih 20 menit dari sekolah. Akhirnya aku sampai. Meja nomer 22 rupanya sudah dipesan. Aku hanya tinggal menunggunya untuk datang.

15 menit kemudian, seseorang itu datang. Dan itu ternyata Andi bersama Nadin. Aku yang melihatnya, hampir tidak bisa berbicara apa apa. Hanya tercengang. Andi menggandeng tangan Nadin. Itu membuatku deg-degan. Ada apa sebenarnya. Apa semua salahku lagi?

Mereka duduk tepat didepanku. Wajah Nadin juga nampak bingung. Bukan dia yang merencanakannya? Atau apa? Bahkan kami hanya terdiam sejauh ini. Ini membuatku kesal dan tak bisa menahan nya lagi.

kamu (cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang