Bagian kelima

191 5 0
                                    

Seiiring berjalannya waktu. Tepat hampir selesai acara futsal disekolahku. Kedekatanku dengan Ain kini semakin dekat. Hanya saja, tak hanya Ain. Syihab dan Andi juga dekat denganku. Syihab yang super tengil itu baik juga rupanya. Dia pernah akan mengantarkan ku pulang. Tapi aku menolak. Karena papa yang sudah menjemputku. Syihab dan Andi juga selalu mengirim pesan denganku. Entahlah, bagiku semua hanya berteman baik. Dan semoga akan selalu baik.

***

Banyak orang silir berganti. Teriakan penonton terdengar sangat keras sekali. Kusibukan diri dengan beristirahat sesudah mengantarkan makanan untuk panitia. Ingin kubaringkan tubuh ini rasanya. Pegal sekali.

Mataku mulai terpejam juga akhirnya. Deglag deglug ngantukku tak tertahan lagi.
'Felinn' panggil syihab. Terkejut aku. Melirik ke arah pintu ruang osis.
'Apaan? Ngantuk gue' ucapnya menggeletakkan badan.
'Lu ngantuk?' tanya syihab.
'Iya. Kenapa?' kataku
'Si Ain jatuh. Kaki nya berdarah. Dan p3k lagi pada ngurusin yang lain. Ayo ke ain' jelas syihab panjang lebar. Berita kali ini jauh lebih mengejutkan untukku. Aku langsung terbangun. Terburu-buru mengenakan sepatu dan berlari menuju ruang p3k. Syihab yang menggandeng tanganku saat berlari. Dan ku lepaskan saat sudah sampai ruangan dimana Ain berada.

Wajahku panik kali ini. Takut ia kenapa kenapa. Dia berada disalah sudut ruangan. Ia berbaring. Keringat membasahi tubuhnya. Saat aku masuk ke dalam ruangan. Ia masih sempat melihatku tersenyum.
'Kamu baikbaik aja?' tanyaku panik.
'Kk baik kok. Cuma berdarah sama keseleo aja' ucapnya 'jangan panik' mengelus kepalaku.
'Aku obatin ya' kataku mengambil kotak obat.
'Segitu paniknya' ledeknya.
'Biasa aja kok. Pede banget' jawabku kesal.
'Haha. Lucunya kalau lagi jutek gitu'. Kata ain yang terus saja meledekku.
'Yaudah. Aku pergi!' ucapku tambah kesal.
'Eh eh' saut Ain memegang tanganku. Aku meliriknya. Ia langsung merangkulku dan mendekapku atau bisa dibilang diketekin. Hahaha. Tawa kami pecah disana. Bahagianya bisa sedekat ini.

***

Hujan rintik rintik turun pagi ini. Langit gelap tertutup awan. Senyumku pagi ini akan mengawali setiap detik yang ada. Senangnya hari ini adalah menuju final. Syihab cs akan bertandi. Tim Ain cs lalah 2-1. Tim lawan unggul 1 gol. Tak apa. Semoga syihab Cs menang kali ini.

Sampai di sekolah. Seperti biasa. Akan ada kordinasi sebelum perlombaan dimulai. Lomba futsal kali ini berjalan selama 7hari atau seminggu. Lelah sih. Tapi enggak kalau ada kamu(Ain).
'Pagii' sapaku dengan senyum terbaikku.
Gubrakkkk...
'Aduh' ucapku terjatuh
'Sorry lin' ucap evin.
'Iih. Sakit pe'a ' kataku kesal.
'Ya maaf. Gua kira telat' jelas evin. Aku hanya merengut. Sial lagi. Selalu begitu. Dasar evin ngeselin alay.

Yesss. Khusus kali ini. Aku bisa lihat syihab main. Aku duduk di stand pinggil lapangan bersama Ain. Dia terlihat bersemangat sekali. Dasar manusia tengil. Haha
Gol pertama ia dapatkan. Dia nampak bahagia sekali. Aku juga sudah menyiapkannya minum.
'Serius banget' ucap ain
'Iya. Cemburu ya? Haha' ledek ku
'Dih enggaklah' kata Ain merangkul ku. Aku hanya tersenyum melihatnya. Permainan terus berjalan sampai babak pertama berakhir. Syihab menghampiriku. Ku berikan minum yang sudah aku siapkan.
'Makasih' ucap syihab yang terlihat basah kuyup.
'Semangat cuy' kataku memberikan semangat.
'Oke' sautnya memegang pundakku. Dan kembali ke timnya. Ain yang terus melihatku hanya diam.
'Kenapa? Liatinnya gitu banget. Ohhh cemburuu. Haha ciee' kataku meledeknya.
'Kamu suka dia?' tanya Ain yang sepertinya serius sekali.
'Syihab? Wkwk Dia temenku. Sama kayak andi' jawabku. Wajahnya terlihat lega sepertinya. Apa dia cemburu? Apa mungkin?

kamu (cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang