[Chapter 1]

1.4K 114 5
                                    

"Apa kita harus mengubah namanya juga, hyung?" Tanya seseorang disana. Jaraknya cukup dekat denganku. Aku telah siuman sedaritadi sebenarnya, namun mataku terasa berat untuk dibuka.

"Ku rasa tak perlu, nama Chanyeol disini bukan hanya dia yang memilikinya, kan?" Balas salah satunya.

'Chanyeol? Siapa itu?' batinku. Akhirnya dengan penuh perjuangan mataku dapat terbuka. Ku kerjapkan mataku berulang kali untuk membiasakannya menerima rangsangan cahaya yang begitu terang di ruangan ini.

"Ah, kau sudah sadar rupanya" Salah satu dari mereka menghampiriku, namja itu menggunakan stelan jas hitam formal dengan sebuah buku tua yang dijinjingnya.

"A-aku dimana? Kau siapa?" Tanyaku terbata.

"Dengar aku, namamu Chanyeol, kau adalah malaikatnya sekarang, tugasmu menjaga gadis itu hingga buku ini bercahaya, jika buku ini bercahaya maka kau harus mencabut nyawa gadis itu dan misimu akan berakhir" Ujarnya sembari memberiku buku tua yang sedaritadi dijinjingnya dan secarik foto gadis yang menurutku terlihat imut.

Dan, hey sepertinya aku pernah melihat gadis itu. Atau hanya khayalanku saja saat aku tengah pingsan tadi? Tapi rasanya aku telah mengenalnya begitu dekat. Sangat dekat.

"Oh ya, namaku Suho, ketua disini" Jelasnya, "Keluarlah lewat pintu ini, lalu kau akan langsung menemukan gadis itu. Namanya Son Wendy" lanjutnya sembari membukakan sebuah pintu yang berkilauan. Aku berjalan ke pintu itu. Silau. Kemudian pintu itu membawaku ke suatu tempat. Jalanan yang sepi dan gelap.

"Kenapa aku harus seperti ini? Sebenarnya apa yang terjadi sebelumnya? Aku seperti orang bodoh sekarang" Mataku tertuju pada sesosok gadis mungil yang tengah berjalan sendirian di jalan lebar yang kala itu tengah sepi. Hanya ia seorang diri. Hey bukankah ini berbahaya untuk gadis sekolahan sepertinya? Berjalan sendirian di sebuah tempat yang sepi? Aku benar kan?

Ku langkahkan kaki ku perlahan dibelakangnya. Meskipun aku seorang malaikat, yang nyatanya tak dapat dilihat oleh manusia. Namun aku tak berani menyamakan langkahku dengan gadis itu. Perasaanku menjadi tidak enak. Apa Suho menyuruhku untuk mengerjakan misi ini karena sebentar lagi buku itu akan bercahaya? Dan aku harus mencabut nyawanya, setelah itu misiku selesai?

Author POV

Wendy berjalan sembari menendang kerikil kecil didepan kakinya. Ia melirik ke arah belakang sekilas.
'Kenapa dia mengikutiku terus? Dia mau apa?' batin Wendy kemudian mempercepat langkahnya menuju rumah, sudah dua kali mereka melewati perempatan jalan namun namja itu tak kunjung berbelok. Seketika ia berbalik menatap namja tersebut.

"Yaa kau mau apa eoh? Pulanglah ke rumahmu, jangan ikuti aku terus!" pekik Wendy. Namja itu tertegun melihat sekelilingnya barangkali ada orang lain disini yang menyebabkan Wendy memekik. Hanya ia sendiri. Wendy dapat melihat sosok Chanyeol.

"Kau berbicara denganku?" tanya Chanyeol dengan hati-hati.

Wendy mengangguk kuat, "Ya siapa lagi yang berada disini? Hanya kita kan?"

"Ja-jadi kau bisa melihatku?"

"Ya tentu saja. Apa kau ingin menjahatiku?" Wendy bergerak mundur dengan kaki gemetar.

"Ah ani, kau tak perlu takut. Aku Chanyeol, aku adalah malaikatmu. Mulai sekarang aku akan selalu mengawasimu"

Wendy mengernyitkan keningnya bingung, "Ya aku tau sekarang aku ini seperti orang bodoh, tapi haruskah aku mempercayaimu ketika kau berkata 'aku ini malaikat'. Hey jangan membuatku terlihat begitu bodoh" ujar Wendy penuh amarah. Ia merasa begitu buruk sekarang.

"A-aku tidak membohongimu, aku ini malaikat, terserah kau ingin mempercayaiku atau tidak"

Tiba-tiba saja seorang ahjumma keluar dari rumahnya membawa sekantung plastik sampah, melihat Wendy yang berbicara sendiri ia segera memastikannya, "Hey nak, apa kau masih waras?"

"A-ah tentu saja aku sedang menelepon temanku, ahjumma" ujar Wendy sembari berpura-pura menelepon.

"Oh arraseo, cepatlah pulang tak baik gadis sepertimu berkeliaran pada malam hari" lalu ahjumma itu pun berlalu. Wendy menghela napas. Kali ini ia selamat.

"Jadi kau benar malaikat? .." Wendy mengangkat sebelah alisnya. "Kalau begitu kau bisa terbang?" lanjutnya seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tentu saja, lihat ini" Kemuadian Chanyeol membuktikannya, dengan sayap putih yang tiba-tiba saja melekat di punggung lebarnya.

Wendy menganga, ia tak menyangka bahwa Chanyeol dapat benar-benar membuktikannya. "Oke aku percaya, tapi mengapa aku dapat melihatmu?" Chanyeol bergidik menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal.

"Sudahlah ini sudah jam delapan malam sebaiknya kau segera pulang" Kemudian Wendy mengangguk pelan dan kembali melanjutkan langkahnya pulang. Kali ini Chanyeol menyamakan langkahnya dengan Wendy.

"Jadi.. kau akan mengikutiku kemana pun?" Tanya Wendy pelan. Chanyeol mengangguk mantap, "Ya setidaknya jangan mengikutiku ke kamar mandi, itu tidak sopan!" Pekiknya.

Chanyeol akan mempertimbangkan yang satu itu, walau ia diperintahi untuk selalu bersama Wendy dimanapun.

"Yang itu akan ku pertimbangkan" ujar Chanyeol dengan nada dingin.

---------------------------------------------

at Wendy's home..

"Eomma aku pulang!"

"Eoh kau sudah pulang? Ah syukurlah kau dapat mengingat alamat rumahmu dengan baik"

"Tentu saja eomma, ah aku habis les tadi jadi baru pulang jam segini" Wendy melepas sepatunya kemudian menaiki satu persatu anak tangga menuju kamarnya.

Lantas ia menghempaskan dirinya ke kasur, "Huaaaa aku lelah sekali"

"Lelah itu apa?" kening Chanyeol mengernyit menatap Wendy dari ujung kamarnya.

"Lelah itu... ah aku tak bisa menjelaskannya.." Ia membalikkan badannya menatap Chanyeol yang senantiasa berdiri di sudut kamarnya, ".. Kau tahu? Aku tak pernah membayangkan bahwa malaikat memiliki wajah sepertimu"

Chanyeol kembali dibuat bingung olehnya, "Maksudmu?"

"Kau tidak begitu menakutkan" balasnya.

Chanyeol mengangguk pelan, "Oh, kau.. apa kau tak dapat mengingat dengan baik? Tadi kata eomma mu kau.." Ucapannya dipotong oleh Wendy seketika.

"Ya aku mengalami hilang ingatan beberapa hari yang lalu, kata eomma karena kecelakaan. Lalu sahabatku menyelamatkanku hingga kini ia yang menjadi korban. Namanya mirip dengan namamu. Namanya Channie"

"Channie? Seperti aku pernah mendengar nama itu, maaf jika aku salah bertanya hingga membuatmu kembali bersedih" Ia merasa bersalah mendengar penjelasan Wendy.

Wendy mengulas senyum tipis dibibir mungilnya, "Gwaenchanhayo, aku bahkan tak dapat mengingat semuanya"

Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Ah arraseo"

"Sudah ya aku ingin tidur besok aku ada ujian"

"Arraseo, tidurlah. Aku akan mengawasimu disini" Ujar Chanyeol sembari menduduki kursi belajar Wendy. Ditatapnya gadis itu dalam-dalam. Ia seperti pernah mengenalnya dulu. Apa 'Channie' yang dimaksud Wendy adalah Chanyeol? Teman semasa kecil Wendy yang diam-diam menyukainya saat mereka duduk di kelas 1 SMA.

Ya, ini ff gaje lainnya wkwk
Tolong tinggalkan jejak ya, Oh ya btw gimana pendapat kalian tentang ff ini? Baru permulaan sih tapi susah dimengerti nggak? Temen aku baca katanya dia pusing wkwk xD

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang