Author POV
"Oh Sehun" Jawab gadis itu singkat. Chanyeol menghentikan langkahnya setelah mendapatkan jawaban dari Wendy. Ia harus mengetahui siapa Oh Sehun itu.
"Ah tidak. Ada apa denganku? Apa urusanku bahkan jika dia mati pun bukan urusanku" Batin Chanyeol kemudian menggeleng pelan.
Namun hatinya berkata sebaliknya. Rasa penasaran itu semakin membesar. Kakinya melangkah ke tempat Sehun berada tadi, bukannya mengikuti langkah Wendy sesuai tugasnya.
Ia menatap Sehun lekat dari kejauhan. Kemudian buku itu bersinar secara tiba-tiba. Menyadari hal itu, Chanyeol berlari menghampiri Wendy. Ia tak sadar jikalau sedaritadi Sehun telah beranjak dari tempatnya dan menuju ke taman belakang sekolah. Tempat Wendy berada.
Chanyeol tengah memerhatikan kejadian itu dari kejauhan. Hanya menunggu saatnya tiba. Menyelesaikan tugasnya. Setelah itu ia bisa bebas.
Ah tidak!
Hati Chanyeol berkata lain. Ia merasa nyaman dengan menghabiskan waktunya bersama gadis itu. Dan lagi, mereka belum menepati janji masing-masing. Awalnya Chanyeol biasa saja, ia tidak memikirkan tentang kehidupannya sebelumnya. Namun, berkat kalimat yang terlantur dari bibir mungil gadis yang bernama lengkap Son Wendy itu, ia terus saja memikirkannya.
Manik mata Chanyeol terus memerhatikan gerak-gerik mereka dari kejauhan. Tatapannya mulai berubah seketika. Saat Sehun menolong gadis itu. Seharusnya ia senang karena kenyataannya gadis itu tidak akan meninggalkannya. Benar, ada sedikit rasa gembira disana. Dan sedikit menyakitkan tentunya. Entah perasaan apa itu, malaikat berparas lelaki dengan tinggi seratus delapan puluh senti itu pun tak dapat mendeskripsikan perasaan yang berkecamuk dihatinya.
Perasaan ini belum pernah ia rasakan. Setidaknya sejak kehidupan barunya sebagai penguntit gadis mungil itu.
"Kemana saja kau daritadi?" Tanya Wendy dengan nada dingin. Sepertinya gadis itu masih marah padanya.
Chanyeol terdiam sesaat, "Ada sesuatu yang menarik perhatianku tadi diatas sana" Jelasnya dengan nada dan ekspresi datarnya.
Wendy kini berbalik menatapnya, "Apa 'sesuatu yang menarik' itu adalah Sehun?" Tanyanya sakrastik.
Ya! Benar dia. Kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh saat kau bersamanya?
"Tidak. Hanya Baekhyun, temanku di dunia empat dimensi" Jawabnya singkat. Jelas saja Chanyeol berbohong. Hatinya berkata lain.
"Apa aku akan mati dalam waktu dekat?" Gumam Wendy pelan. Namun dapat terdengar oleh Chanyeol.
"Sepertinya tadi itu hampir. Beruntung dia telah menyelamatkanmu" Ujar Chanyeol dengan hati yang memanas.
Wendy mengangguk mengerti, "Kau hanya harus menunggu aku mati lalu tugasmu akan segera selesai iya, kan?"
Chanyeol menggeleng pelan, "Tidak. Sepertinya duniamu menarik"
Ya! Kau yang menarik.
"Apa masih begitu lama untuk segera menyelesaikan semuanya?"
"Bahkan kau belum menepati janjimu Son Wendy" Balas Chanyeol. Setelah sekian lama mereka bertemu, akhirnya suara berat itu mengucapkan namanya.
"Aku terlalu lelah Chan, mungkin lebih baik mengakhiri semuanya sekarang dan kau pun tak perlu menungguku lagi" Kini gadis itu terisak. Sepertinya benar bahwa ia pun memiliki sisi rapuhnya.
Dia terlalu kuat untuk menutupi segala keterpurukannya.
".. Sepertinya akan susah untukku memperoleh ingatanku kembali. A-aku sudah tidak sanggup, Chan" Lanjutnya disela isakkannya yang menyakitkan. Hati Chanyeol serasa dihujam seribu tombak melihatnya.
"Ada apa ini? Mengapa aku dapat merasakan sesuatu yang aneh?" Batin Chanyeol.
"Percayalah. Aku akan membantumu untuk segera mengingat segalanya. Tak perlu memikirkan tentangku. Sampai saat itu tiba maka kau boleh memintaku untuk pergi" Balas Chanyeol menguatkan gadis itu.
.
.
.
.
.
.Makin aneh ya alurnya? xD mianhae mianhae hajimaaa~~ wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Fiksi Penggemar"Apa aku terlalu bodoh untuk mempercayaimu sebagai malaikat?"