Epilogue

820 52 3
                                    

PS : Ceritanya disini ingatan Chanyeol pas jadi malaikat dihapus, jadi dia ingat tentang semuanya kecuali pas dia bangun di ruangan Suho sampai dia dikirim ke waktu kecelakaan. Paham?

Wendy juga sama, ingatannya sejak ketemu Chanyeol sebagai malaikatnya sampai dia dikembaliin waktu kecelakaan itu dihapus sama Suho.

.
.
.
.
.
.
.

Wendy POV

Dan disinilah aku sekarang, di depan gerbang sekolah.

"Wen tunggu, jangan cepat- cepat, Daritadi ku panggil kau tak mendengarnya?" Chanyeol menekuk lututnya sembari mengatur napasnya yang tersengal.

Aku menolehkan kepalaku menatapnya, "Eoh? Kau yakin?" Aku memutar bola mataku keatas mengingatnya. Sepertinya memang ada yang memanggilku tadi, "Hehehe mian" Kataku sembari tersenyum innocent.

"Aishh dasar" Chanyeol menyamakan langkahnya denganku lantas mengacak surai kecoklatanku pelan.

"Hey, kau membuatnya berantakan" Kataku lalu mengerucutkan bibirku.

"Biarkan, kau tetap manis kok" Ia tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi putihnya yang tertata rapih. Hal itu cukup membuat wajahku memerah seperti kepiting rebus.

"Hey jangan menghalangi gerbang nona" Aku menolehkan pandanganku kearah suara tersebut. Dan ternyata itu Sehun. Siswa terdingin di sekolah kami.

"Yak Sehun-ssi"

"Oh hai bro!" Ya, beginilah mereka jika sudah bertemu. Ber-tos-ria lalu membicarakan perihal basket. Dan aku akan tersingkirkan. Sedingin apapun Sehun, ia tak dapat menahannya jika sudah membicarakan hobinya.

Tiba-tiba sebuah tangan mendarat mulus di bahuku ketika pandanganku sedang terkunci dengan punggung kedua lelaki jangkung yang mulai menjauh tersebut. Sontak aku menoleh kearah si pemilik, "Mau coffee? Tadi aku membelikannya untuk Sehun tapi sepertinya ia sedang sibuk tentang basket" Tanya Joy si pemilik tangan itu, lantas memberikan satu minumannya padaku. Yah, dia memang sadis jika menyangkut masalah lelaki yang disukainya. Hey tunggu, apa katanya tadi? untuk Sehun? Jadi dia sudah berpindah ke Sehun sekarang?

"Ah gomawo Joy-ssi"

Lantas Joy merangkulku dan mengajakku menyusul Sehun, "Sudahlah, kajja! Mereka sudah menghilang sekarang"

"Hey pendek! Kalau jalan yang cepat" Seru Chanyeol yang kini menatapku dari kejauhan.

"Ish! Tadi aku berjalan cepat kau salahkan, berjalan lamban pun kau salahkan, maumu apa huh?" aku berlari menyusulnya, tangan kananku yang kosong bergerak untuk menarik telinganya hingga ia meringis kesakitan, "Akh! Berhentilah Wen, iya maafkan aku"

"Biarkan saja agar telingamu panjang seperti elf (makhluk pelindung hutan dalam cerita fiksi)" aku mengalah dan melepaskan tanganku yang menarik telinganya.

Chanyeol POV

"Ada apa Hun?" sunyi rasanya tanpa gadis itu. Siapa lagi kalau bukan Wendy. Ide Sehun meminta Joy untuk mengajak Wendy menjauh sementara sepertinya berhasil.

"Begini Yeol, kau tahu.. ah, bagaimana aku menceritakannya. Sepertinya aku menyukai Joy"

Ah baiklah, sepertinya dia memintaku untuk membantunya menyatakan perasaan, "Jadi bagaimana? Kau ingin menyatakannya?"

"Ya, sepertinya begitu"

"Oke, dengarkan rencanaku...."

-----------------------------------------

Hari ini tim basket kami mengadakan sparing dengan tim Bangtan yang tak kalah populernya dengan tim kami. Lawan kami kali ini lumayan menantang.

"Sehunnn!!"

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang