Chanyeol mengacak rambutnya frustasi. Ia sedang mencari cara yang tepat agar ia dapat tetap bersama Wendy. Meski wujud mereka berbeda. Chanyeol sama sekali tak mempermasalahkannya asal dapat terus bersama gadis itu, bahkan tersakiti pun ia tak apa.
"Argghh bagaimana ini? Aku tak mungkin merubah takdirnya. Tapi aku tak sanggup menyakitinya lagi" Ujarnya. Beruntung Wendy tak dapat mendengarnya.
-------------------------------------------
Eunji terduduk diam di sebuah bangku taman. Ia tahu semuanya. Dengan wujudnya sebagai makhluk tak kasat mata tentunya. Ia sangat menyesal atas perbuatannya beberapa bulan lalu, tentu ia yang merancang kecelakaan itu.
Sungguh dari hatinya yang terdalam, ia merasa kasihan kepada Wendy. Bagaimana tidak? sahabat lamanya itu mendapat prilaku yang tidak manusiawi dari teman-temannya di sekolah. Tapi apa yang bisa dilakukannya sekarang setelah semuanya terjadi atas dasar cemburu?
Lagi-lagi ia menghela napasnya kasar, mengingat sejak awal ia sudah merusak hubungan mereka sebagai sahabat.
"Kau menyesal?" Tanya sesosok lelaki tampan yang mengejutkannya.
"Kau siapa?"
Lelaki itu menghela napas berat sebelum akhirnya bersuara, "Sampai kapan kau akan membuatnya menderita? Dia bahkan selalu berbuat baik padamu" Lelaki itu menepuk pundak Eunji pelan lantas menduduki sisa bangku yang kosong disebelahnya.
"Sebenarnya kau ini siapa? Apa kau punya urusan denganku?"
!Biar ku pikir, sepertinya tidak. Tapi aku menyaksikan semuanya"
"Jadi apa maumu haa?!"
"Oke, aku Baekhyun. Sama seperti Chanyeol aku adalah malaikat. Kau tau? Entah takdir atau bukan tetapi aku selalu melihatmu mengusik mereka"
Eunji terdiam sesaat lantas melengos, "Bisakah kau membantuku? Aku lelah seperti ini. Aku akui jika perbuatanku salah. Dan sekarang aku tak tau harus bagaimana" Eunji menatap Baekhyun berharap sosok lelaki dihadapannya ini dapat membantu.
Baekhyun menaikan manik matanya berpikir keras, "Uhm, ya baiklah. Apa salahnya membantu? Tapi ingat aku hanya membantumu dalam kebaikan"
Eunji mengangguk pelan.
--------------------------------------------
"Kau kenapa Chan?" Tanya Wendy yang bingung akan tingkah lelaki itu yang sepertinya gelisah.
"A-ani" Ia masih mengacak rambutnya yang semakin berantakan.
"Kajja!" Wendy meraih tasnya, lalu pergi menuju sekolah.
Dada Chanyeol berdegup tak karuan. Pasalnya, hari ini adalah hari yang di yakinkan untuk melepas nyawa Wendy. Ia mencoba untuk bersikap biasa, namun rasanya tubuhnya tak dapat diajak bekerja sama.
Benar saja selepas Wendy dari penglihatannya buku itu bersinar.
Dengan cepat Chanyeol menyusuri gedung sekolah yang luas itu. Dan Terlihatlah sekarang. Wendy terjatuh tak sadarkan diri. Kepalanya mengeluarkan darah segar, tak jauh dari aliran darah yang membasahi aspal, terdapat pecahan pot bunga.
"Wen?! A-apa yang terjadi?" Tanyanya panik. Namun percuma, Wendy sudah tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Fanfiction"Apa aku terlalu bodoh untuk mempercayaimu sebagai malaikat?"