[Chapter 4]

587 71 2
                                    

Keesokan harinya..

Hari ini hari libur. Hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Wendy--Oh lebih tepatnya semua orang.

Hari ini ia memutuskan untuk mencari udara segar. Sendiri. Lebih tepatnya bersama sesosok pria aneh dengan buku tua yang selalu ia jinjing. Siapa lagi kalau bukan Chanyeol?

Manik kelam milik Chanyeol mengunci tepat pada Wendy yang sedaritadi berjalan kesana kemari entah apa yang dilakukannya, "Kau akan kemana? Bukankah tubuhmu belum pulih?" Akhirnya pria itu membuka suara.

"Ingin berjalan-jalan sebentar, sudah lama aku tidak ke kedai coffee itu lagi, kata eomma dulu aku sering kesana bersama sahabatku. Mungkin ini dapat membantuku untuk mendapat ingatanku meski hanya beberapa" Balas Wendy tanpa menatap balik manik Chanyeol.

Hening. Mereka kembali terpaku pada kegiatan masing-masing. Tak lama setelahnya Wendy bergegas turun dan berpamitan untuk keluar sebentar.

"Eomma, aku ingin ke kedai coffee sebentar, hanya menenangkan diri. Aku berangkat ya" Wendy lalu mencium pipi eommanya sekilas kemudian bergegas keluar rumah.

"Berhati-hatilah sayang, bila ada sesuatu yang terjadi telepon eomma" Pekik eommanya yang dibalas anggukan Wendy.

Wendy hanya tinggal berdua dengan eommanya dirumah. Appanya? Orang tuanya telah bercerai, appanya pergi ke Kanada, hanya sesekali saja menyempatkan diri untuk menelepon Wendy dan menanyakan kabarnya.

Wendy POV

Aku berjalan menyusuri jalan setapak yang kala itu masih sepi. Karena ini belum terlalu siang.

Chanyeol? Dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Dia satu-satunya teman yang ku miliki. Ya, setidaknya begitu meski suatu saat dia pasti akan mencabut nyawaku. Entah kapan. Aku benar-benar merasa menderita sekarang.

Kringgg

Lonceng pintu masuk kedai itu berbunyi ketika aku membukanya. Lantas aku berjalan kearah sudut ruangan. Aku butuh tempat yang jauh dari keramaian.

Ku tarik sebuah kursi disana lantas mendudukinya perlahan. Begitu pula yang dilakukan Chanyeol yang kini duduk dihadapanku.

Seorang pelayan mendatangiku, "Mau pesan apa nona?"

"Vanilla Latte"

"Caramel Latte"

Ucapku dan Chanyeol bersamaan. Hey mana bisa dia meminumnya? Kami saling berpandangan sesaat, membuat sang pelayan menatapku heran.

Kursi di depanku kosong, namun aku menatapnya begitu antusias.

"Ah, vanilla latte satu. Ada yang lainnya?" Suara pelayan itu memecah keheningan.

"Pancake Cottage Blueberry"

"Pancake Cottage Blueberry"

Lagi. Ini kedua kalinya kami berbicara secara bersamaan. Pancake Cottage Blueberry? Apa dia dapat membaca pikiranku?

Rasanya aku pernah seperti ini sebelumnya.

>> Flashback <<

Author POV

Wendy menatap tajam wajah Chanyeol kala itu. Sudah tak heran lagi bagi Eunji jika kedua sahabatnya itu bertingkah seperti ini.

Tawa Chanyeol menggelegar seketika, "Kau lucu, kau tidak menyeramkan"

"Apa maksudmu haaa?!" Balas Wendy tak terima, "Arraseo kita lihat siapa yang cepat"

Eunji memutar bola matanya malas. Setiap hari ada saja yang membuat kedua sahabatnya itu bertengkar, "Tsk. Hey, kalian ini sudah besar tidak malu kah kalian selalu bertengkar seperti ini?!"

"Tidak" Ujar mereka serempak tanpa mengubah tatapan mereka.

Tak lama pelayan pun datang, "Selamat siang, mau pesan apa?" Tanyanya dengan ramah.

"Vanilla Latte satu"

"Caramel latte satu" Balas mereka serempak. Tanpa mengalihkan tatapan mata mereka tentunya.

"Ada lagi?"

"Pancake Cottage Blueberry" Lagi. Mereka mengatakannya bersamaan.

Eunji memutar bola matanya malas melihat kelakuan kedua sahabatnya yang kekanakan itu. Sementara sang pelayan hanya menggelengkan kepalanya ringan sebelum menatap Eunji.

"Ah aku Frappucino satu, makanannya samakan saja dengan mereka" Ujar Eunji dengan ramah. Kemudian pelayan itu berlalu.

"Aku yang menang, kau pasti kalah" Wendy memulai.

"Tidak, tentu saja aku yang menang" Balas Chanyeol penuh percaya diri.

"Enak saja! Sudah pasti kau yang kalah. Iya kan Eunji-ah?" Balas Wendy lagi.

"Tidak, bukan kau. Pasti aku"

"Sudaaahh diamm" Eunji memijat pelipisnya yang pening mendengar perdebatan kedua sahabatnya itu, "Kalian tak bisakah berhenti bertengkar sehari saja?!"

Chanyeol terdiam setelah meledek Wendy sesaat dengan menjulurkan lidahnya.

Wendy mengerucutkan bibirnya. Kalau begini mereka tak akan ada lagi yang dapat membantah. Hanya diam dan menunggu pesanan.

>> Flashback End <<

"Tunggu sebentar ya nona" Wendy mengangguk pelan sembari menatap Chanyeol dalam.

"Apa kau menyukai Caramel Latte dan Pancake Cottage Blueberry?" Tanya Wendy perlahan.

"Ya begitulah. Aku sangat menyukainya dulu" Balas Chanyeol singkat.

Terbayang sedikit peristiwa dimasa lalu Wendy tentang apa yang baru saja terjadi. Seperti ia pernah mengalaminya. Namun samar-samar. Sekuat tenaga ia mencoba mengingatnya namun hanya membuat kepalanya sakit. Ia menggeleng pelan. Mungkin hanya hayalannya saja.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang