Bab 7

4.3K 469 27
                                    

"Perhaps being in love is simple, but it wasn't easy at all"
.
.

Alex nyaris lupa kapan terakhir kali ia merasakan seluruh dunianya jungkir balik karena kehilangan sesuatu yang berharga baginya.

Hatinya merasakan sakit dan sedih yang berbaur menjadi satu. Lebih menyedihkan dibandingkan hari ulang tahun yang tidak pernah ia rayakan, juga lebih menyakitkan dibandingkan pukulan dan bentakan yang ia peroleh dari kedua orang tuanya sendiri.

"Kenapa?"

Hanya satu pertanyaan kecil itu yang bisa Alex katakan setelah ia terdiam, mencerna kata demi kata yang masuk ke telinganya. Ia mendongak dengan sebersit harapan bahwa apa yang baru saja didengarnya hanya imajinasinya belaka, akan tetapi wajah sedih Sophia Lee menegaskan ketakutan Alex.

"Aku tidak akan merepotkan Bibi," bisik Alex lemah. Suaranya mulai bercampur isakan ketika Sophia menyentuh punggung tangan Alex, dan menggenggamnya erat.

"Alex…."

"Kalau Bibi tetap di sini, aku tidak akan sering-sering datang kemari. Aku akan jadi anak baik, aku tidak akan kabur dari rumah lagi…."

"Alex, kita berdua sama-sama tahu bukan itu alasannya," potong Sophia. Di balik nada suaranya yang lembut, ada ketegasan yang membuat ucapannya tak terbantahkan.

Alex melepaskan genggaman tangan mereka, tetap menunduk, tetapi perlahan-lahan mengangkat pandangannya menuju amplop putih di atas meja yang segelnya terbuka. Ia menarik napas tersedu, menaikkan tangan dan mengusap matanya yang merah.

Lalu, Alex memeluk Sophia erat, kepalanya terkulai di bahu wanita tersebut. "Apakah Bibi akan baik-baik saja?"

Sophia memeluknya balik. "Tentu saja. Temanku punya kenalan seorang dokter yang terbaik di Melaka. Aku akan baik-baik saja."

"Apakah Theo tahu?"

"Dia tidak tahu. Theo tidak boleh tahu, setidaknya untuk saat ini." Suara Sophia terdengar tenang meski matanya juga berkaca-kaca.
"Terkadang, ada sesuatu yang lebih baik tidak kau ketahui dibandingkan harus terluka karena mengetahuinya."

"Tapi pada akhirnya dia akan mengerti, Bibi," wajah Alex mengiba. "Theo akan tahu. Dia naif tapi bukan berarti dia tidak akan pernah tahu."

"Kalau begitu biarkan dia tahu, bila saatnya sudah tiba nanti," Sophia berbisik.

"… apakah suatu saat nanti Bibi akan kembali ke Singapura lagi?"

Kesunyian menghampiri mereka. Sophia Lee seakan-akan memikirkan pertanyaan itu dan kesulitan menemukan jawabannya.

Kegelisahan dengan segera memenuhi setiap sudut hati Alex dan ketika matanya digenangi air mata lagi, ia merasakan Sophia menganggukkan kepala dan semakin mempererat dekapannya pada tubuh Alex yang kurus.

Tapi Alex tidak merasa lebih baik. Justru, setetes air lolos dari matanya dan jatuh ke bawah.

Ia tahu ada sesuatu yang salah dengan jawaban tersebut.

Jauh di dalam lubuk hatinya, ia ingin mempercayai Sophia dan berharap jika wanita itu benar-benar akan kembali.

"Theo sudah tahu… kalau dia dan Bibi akan pindah sebentar lagi?"

Sophia diam sejenak, kemudian helaan napasnya terdengar lagi. "Belum."

"Baguslah," Alex melepaskan pelukan mereka. Mukanya memberengut. "Aku tidak mau berada di sini dan melihat Theo menangis sewaktu Bibi memberitahunya nanti."

When Love Comes Along [G| Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang