Di rumah sakit.
"Lunde, lu gak mau ganti baju dulu?"
"Gak udah gak ada waktu!"
Lunde berlari secepat mungkin meski ujung gaun nya sudah tidak bewarna putih melainkan cokelat karena kotor.
"Permisi suster pasien yang bernama Daniel Aldevaro di ruangan nomor berapa ya?"
"Sebentar saya cek dulu, nah ini dia di lantai tiga kamar Melati nomor sembilan puluh tiga,"
"Terimakasih!"
Mereka pun berlari menuju kamar melati di lantai tiga.
Tinggg tingg tingg suara dentingan Lift membuat jantung ini terasa semakin berdegup kencang. Tak terasa air mata perlahan turun membasahi pipi ini, sejak kapan gue cengeng?.
Lift berhenti di lantai tiga mereka pun segera berlari menuju kamar Melati nomor sembilan puluh tiga, benar saja disana Daniel terbaring lemah.
"Daniel!"
"Daniel?"
"Open your eyes, i'm here honey!"
"Uhhh," Terdengar suara bisikan Daniel, dan tangan nya bergerak-gerak. Lunde langsung memanggil dokter untuk memeriksa Daniel. Dokter pun keluar dengan memberi kabar.
"Bagai mana keadaan nya?
"Syukurlah Daniel sudah melewati masa kritis nya dan sekarang dia bisa di jenguk,"
"Terimakasih banyak,"
Lunde memutuskan ingin masuk ke ruang rawat Daniel tetapi Dila menahan.
"Tunggu, mendingan gue dulu nanti lu dateng buat kejutan ke Daniel!"
"Oh oke iya, titip Daniel ya!"
Dila pun masuk.
Lima menit kemudian.
"Kenapa Dila gak keluar-keluar?"
Ceklekk suara pintu terbuka.
"Silahkan masuk,"
"Daniel!" teriak Lunde berlari dan memeluk Daniel.
"Ughh!"
"Daniel?"
"Ini gue Lunde, Calon istri lu! Liat gue udah pake wedding dress apa lu lupa?"
"Siapa lu? Gue gak kenal lu dan gue gak pernah punya pacar ataupun calon istri kayak lu!"
BOOMM seakan bom di hatinya meledak seketika, apa yang di katakan Daniel seperti bom nuklir yang meledak.
"Apa?"
"Dila adalah pacar gue, tadi dia ceritain semua ke gue dan lu? Lu itu calon istrinya yang nama nya Alex kan? Lu gak mau nikah sama dia dan lu ngaku-ngaku kan?"
"Apa? Gak semua itu bohong, Dila tolong bilang semua ke Daniel kalau itu bohong!"
"Maaf Lunde, tetapi semua itu benar adanya!"
"Dila, Kenapa lu lakuin semua ini ke gue?" bentak Lunde sambil menangis.
"Sebentar ya sayang!" ujar Dila mengecup kening Daniel.
"Sini,"
"Emang lu fikir gue kuat nerima lu bermesra-mesraan sama Daniel?" tanya Dila kesal sambil mencengkram tangan Lunde.
"Apa?"
*****
Hari ini hari pertama Dila masuk ke kampus baru.
"Dilaaa cepetan nanti kamu telat!" ujar bibinya.
Dila tinggal bersama kakak dari ibunya di sana, karena Ayah dan Ibu Dila bekerja di Bandung.
"Iyaa ini selesai,"
Akhirnya Dila berangkat ke kampus naik angkutan umum.
Sesampainya di kampus.
"Ya, anak-anak ini ada anak baru nama nya Dila,"
"Dila kamu duduk di belakang Lunde ya, kebetulan kosong."
"Hai?"
"Hai gue Lunde,"
"Keturunan bule ya?" tanya Dila.
Cantik banget nih cewek.
"Gak sih bule kampung hahahaha!"
"Bisa aja keliatan ko,"
"Udah lama disini?"
"Baru ko, kebetulan gue juga pindahan dari LA,"
Waw orang kaya nih kayanya.
"Oh gituu, gue pindahan dari Bandung,"
"Aduhh ada anak baru lagi, hati-hati ya ama Lunde dia wanita murahan!"
"Shut up Bitch!"
"Udah-udah nanti di omelin!" bentak seorang pria.
Omg dia ganteng banget siapa ya nama nya? Aduh jadi suka.
"Apaan si!"
"Kalian kenapa ribut!"
"Itu pak, Lunde nyari-nyari masalah!" ujar perempuan itu.
"Iya pak keluarin aja!" sahut perempuan lain nya lagi.
"Jangan pak, dia cuma nanya saya doang ko, tapi mereka mulai duluan!"
Di perjalanan Dila menanyakan kenapa ke tiga perempuan tadi begitu membenci Lunde dan Lunde menjelaskan semuanya ke Dila, ternyata nama perempuan itu adalah Clara, Kala dan April. Di jalan Dila bertemu dengan lelaki yang sudah memikat hatinya di kelas tadi.
"Lunde mau bareng gak?" ajak Daniel. Sambil membuka helm nya dan merapihkan rambutnya.
Oh my God ganteng banget Daniel, aduh makin cinta.
"Gak gue bareng ama Dila,"
"Ohh yaudah duluan ya, kalau di gangguin Clara di perjalanan sms gue aja ya,"
"Iya udah sana,"
Akhirnya Daniel meninggalkan Lunde dan Dila.
"De, dia siapa lu? Pacar ya?"
"Najis omg!"
"Kirain hahahaha, btw nama dia siapa?"
"Namanya Daniel,"
Untung, jadi ada kesempatan deh.
******
"Jadi selama ini? Lu cinta sama Daniel?"
"Yaiyalah ngapain banget gue deketin lu kalau gue gak ngincer Daniel!"
"Jahat ya lu Dil!"
"Gue hanya berharap Daniel lupa ingatan setelah kecelakaan dan ternyata benar, untung tadi gue masuk duluan dan bisa meyakinkan Daniel," jawabnya sambil mengeluarkan senyum jahatnya.
Lunde meninggalkan Dila dan menemui dokter yang menangani Daniel.
Tok tok tok
"Ya masuk!"
"Permisi, saya mau bertanya, apa yang terjadi sama Daniel?"
"Oh ya saya belum memberi tahu kalau saudara Daniel mengidap penyakit Amnesia sementara akan hilang apabila saudara banyak di ajak mengingat kejadian-kejadian atau tempat sebelum nya,"
"Apa dok? Daniel mengidap Amnesia?"
"Iya tetapi hanya sementara,"
"Baiklah, terimakasih."
Lunde pun meninggalkan ruangan dan kembali ke mobil untuk pulang ke rumah mengganti pakaian.
*
Apa yang terjadi selanjutnya? Ikutin terus yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
HONEYMOON [REVISI]
Romance[#5 In Honeymoon 19/09/2016] [#3 In Honeymoon 08/01/2017] [#1 In Honeymoon 24/05/2018] Lunde Christine anak belasteran Amerika dan Indonesia yang pindah ke sebuah Universitas di Indonesia dari Universitas Los Angeles karena paksaan sang ibu yang tel...