Takumi membeku melihat sang putra yang sangat dirindukannya kini berada didepan matanya. Tak ia sangka dirinya akan bertemu secepat ini dengan sang putra.
Sedangkan tetsuya sendiri juga sedang membeku, melihat ayah kandung yang selama ini dia benci ternyata kini berdiri didepannya, apalagi ayah nya ini ternyata seorang dokter uks disekolah ini.
Disebelah tetsuya, seijuurou menatap tetsuya dan takumi bergantian dengan tatapan datar tapi memancarkan kebingungan yang mendalam. Seijuurou tak mengerti mengapa kedua orang ini saling bertatapan tanpa suara, seperti ada sesuatu yang terjadi diantara mereka yang seijuurou tidak ketahui.
Beberapa saat kehenungan melanda ketiganya, sampai takumi pun memberanikan diri mendekati tetsuya.
"Te... Tetsuya?" bisik takumi sambil melangkah mendekati tetsuya.
Tetsuya tersentak. Tanpa sadar dirinya melangkah mundur, menjauh dari jangkauan tangan sang ayah.
"Jangan mendekat!" desis tetsuya. Mata baby blue nya berkilat-kilat tajam, memanjarkan kebencian yang teramat besar.
Seketika takumi menghentikan langkahnya. Ia syok melihat putra nya sendiri takut padanya. Dan semua ini adalah kesalahannya.
Disisi lain, seijuurou semakin tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa tetsuya terlihat sangat membenci takumi sensei yang seharusnya tidak tetsuya kenal karena tetsuya merupakan siswa pindahan?. Mengapa takumi sensei terlihat begitu merindukan tetsuya yang juga seharusnya tak dikenal sang sensei karena mereka belum pernah bertemu?. Ada hubungan apa sebenarnya kedua orang ini? Pertanyaan demi pertanyaan itu terus berputar dikepala seijuurou, hingga ia menyadari sesuatu.
Secara fisik, takumi sensei dan tetsuya sangat mirip. Mungkin hanya berbeda usia dan warna rambut dan matanya saja.
Fakta mengejutkan yang baru disadari oleh seijuurou ini membuat seijuurou membelalakan matanya. Mungkinkah......
"Tet.. Tetsuya.. Benarkah ini dirimu nak? Tetsuya kecilku dulu?" ucap takumi lagi setelah dirinya berhasil keluar dari rasa syok tadi. Dan tanpa takumi sadari air mata sudah mengalir dipipinya, tangan kanan yang sedari tadi hanya diam, kini mulai terangkat guna menyentuh wajah sang putra.
'PLAK'
Tangan takumi ditepis keras oleh si baby blue yang semakin garang menatap takumi.
"Jangan. Berani. Menyentuhku. Takumi-san!" desis tetsuya murka. Benci dan jijik kini bercampur jadi satu dalam diri tetsuya. Apalagi saat tangannya menepis tangan sang ayah, rasanya sangat menjijikan. Karena masih jelas diingatannya bagaimana tangan itu menghantamnya tanpa ampun, bagaimana tangan itu menamparnya, bagaimana tangan itu menyakiti dirinya dan tangan itu pulalah yang merenggut semua kebahagiaannya dengan paksa.
Takumi kembali membeku. Penolakan sang anak yang begitu terang - terangan menimbulkan sebuah luka gores dihatinya.
Jadi ini rasanya ditolak oleh orang yang kau sayangi, hei tetsuya kecilku.
"Tetsuya... Maafkan otou-san.. Otou-san menyesal., beri.. Beri otou san kesempatan, untuk memperbaiki segalanya., " bisik takumi berharap bahwa putranya akan melihat perubahan sikapnya. Tapi harapan hanyalah harapan..
"Kesempatan? Untuk apa kesempatan? Anda sendiri kan yang dulu bilang jika aku ini tak pantas untuk dilahirkan? Anda sendiri yang bilang jika anda tak ungin melihatku lagi.. Jadi untuk apa aku memaafkan dan memberimu kesempatan kedua? Semua sudah terlambat.. Hati yang kau hancurkan, takkan pernah bisa kembali utuh lagi.." balas tetsuya dingin. Kepalanya semakin pusing menghadapi semua masa lalunya yang secara tiba2 muncul kembali tanpa menunggu kesiapan mental tetsuya. Apakah keputusannya pindah ke teiko adalah salah? Haruskan tetsuya mundur dan kembali ke tokyo, melupakan semua dendam dihati ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel In The Dark(Malaikat Dalam Kegelapan)
FanfictionKuroko no basuke bukan milik saya.. Saya hanya meminjam nama karakternya saja.. *-*-* Hidupnya hancur saat sang ibu meninggalkannya dalam kesendirian... Hatinya terluka saat sang ayah pun tak menginginkannya.. Dia yang seharusnya bercahaya, kini har...