Air Mata dan Janji untuk Melindungi

9.4K 820 37
                                    

"Ne.... Akashicchii.. Adik tirimu menyeramkan ssu~" ucap kise setelah kepergian tetsuya.

"Aku setuju dengan kise.. Apa benar dia adik tirimu? Bukan nya aku peduli atau apa loh ya.. Cuma heran saja mengapa sikapnya sangat dingin bahkan cenderung tak tersentuh seperti itu, nandayo?" sambung midorima.

"Ada apa sebenarnya dengan adik tirimu dan ibu tirimu itu seijuurou? Sepertinya hubungan mereka kurang harmonis jika dilihat dari perkataan adik mu tadi." kata nijimura mempertanyakan hal yang sama seperti midorima dan kise.

Akashi masih terdiam , meskipun ia mendengar pertanyaan dari teman-temannya yang penasaran dengan sikap tetsuya. Mata akashi masih menatap punggung tetsuya yang sudah mulai menghilang dari pandangannya.

Sedangkan imayoshi..

Ia menatap sendu punggung tetsuya yang sudah menjauh.. Ia sedikit banyak tau, seberapa besar beban yang harus di tanggung oleh pundak mungil itu. Benar kata tetsuya. Mereka yang masih memiliki orang tua lengkap, takkan pernah bisa mengerti tetsuya.. Apalagi menyentuhnya.

"Tetsuya-sama..." bisik imayoshi sedih.... bisikan itu tertelan oleh angin dan tak seorang pun yang sempat mendengarnya....




Kuroko no basketball bukan milik saya

Fanfic ini dibuat hanya untuk hiburan semata

"Angel in the Dark"

By:zhichaloveanime



Tetsuya berlari.. Berlari., dan terus berlari.. Meninggalkan semua senpainya di belakang.. Kenapa? Kenapa pemuda itu harus datang? Tak sadarkam ia jika kehadirannya membuat tetsuya semakin terluka.

Pikiran tetsuya kembali saat pertama kali ia melihat ibunya lagi. Ibunya yang tertawa bahagia. Ibunya yang mengeluarkan aroma kehangatan yang ditunjukan untuk keluarga barunya. Ibunya yang memeluk erat putri kecil digendongannya. Semua itu seharusnya menjadi milik tetsuya.. Tapi apa kenyataannya? Dengan teganya sang ibu membuangnya membiarkannya sendiri dalam penderitaan yang tak berujung ini. Padahal ia anak kandungnya.. Tapi kenapa? Kenapa ibunya tega melakukan ini...

Sebuah kelas kosong di masuki oleh tetsuya dan dikuncinya rapat-rapat pintu, agar tak seorang pun masuk kedalam.

Disitulah lagi-lagi air mata tetsuya tumpah...
Membuatnya terlihat menjadi sosok yang lemah dan rapuh.. Lubang dihatinya semakin membesar dan terus membesar tanpa ada satupun yang bisa menutupi lubang itu.

"Tetsuya-kun.. Buka pintunya.." panggil hiroshi dari luar. Sayup-sayup ia mendengar isakan tangis yang tertahan, membuatnya dan ketiga temannya semakin khawatir.

"Tetsu-chan..!! Aku mohon buka pintunya!!" panggil uryuu.

"Tetsuya-sama.. Aku mohon.. Keluarlah.. Kami mengkhawatirkanmu.." kali ini yamada yang berbicara.

"Tetsuya!!" teriak takeru sambil mengedor-gedor pintu.

Keempatnya semakin panik saat sebuah suara seperti benturan terdengar..

'BRUK'

"Tetsuya/kun/chan/sama!!!!" teriak mereka berbarengan. Tapi tetap saja tak ada sahutan dari dalam.. Bahkan isak tangis yag tadi terdengar sekarang malah menghilang.. Menambah besar rasa khawatir mereka.

"Hiroshi.. Lebih baik kita dobrak pintu ini!!" ucap takeru frustasi.

Hiroshi pun menangguk tanda setuju.kemudian hiroshi dan takeru mengambil posis untuk mendobrak paksa pintu tersebut.

"Satu.. Dua., tiga.. Sekarang!!"

'BRUAK'

pintu berhasil dibuka paksa.

Dan didalam ruangan itu tetsuya terbaring tak sadarkan diri..



"Tetsuya/kun/chan/sama!!!"



Lautan biru..
Langit biru..
Semuanya serba biru..
Tapi kenapa hanya lautnya saja yang hitam..
Kenapa juga hanya langitnya yang gelap..
Kenapa dunianya selalu gelap...?


"Tetsuya-san baik-baik saja.. Hanya tertekan dan kelelahan saja.. Selebihnya ia baik-baik saja.." ucap seorang dokter di rumah sakit umum tokyo.

Tadi setelah menemukan tetsuya pingsan, hiroshi, takeru, uryuu dan yamada bergegas membawanya kerumah sakit. Karena mereka tau betapa lemahnya fisik seorang kuroko tetsuya, sehingga mereka tak mengambil resiko dengan membiarkannya hanya berada di UKS sekolah. Jadilah mereka berlari menuju rumah sakit terdekat.

"Tetsuya-kun..." bisik hiroshi sambil membelai surai baby blue itu.

Mereka sedikit lega setelah mendengar bahwa tetsuya baik-baik saja. Hanya itulah yang saat ini mereka harapkan.

"Tak kusangka semuanya akan berakhir seperti ini.." bisik takeru yang dapat didengar jelas oleh ketiga temannya yang lain.

"Kemunculan pemuda bernama akashi tadi, begitu mengejutkannya. Apalagi pemuda itu membawa-bawa nama seseorang yang paling menyakiti tetsuya.." sambung hiroshi..

"Tidakkah mereka sudah keterlaluan? Tak bisakah mereka membiarkan tetsuya sendiri dan hidup bahagia? Tak bisakah mereka memberikan sedikit kebahagian dalam hidup tetsuya.. Tetsuya sudah terlalu banyak menderita.... " kata hiroshi lagi dengan wajah penuh kesedihan.

"Aku.. Aku takkan membiarkan satu orang pun melukai tetsuya-sama lagi.. Aku akan melindungi tetsuya-sama.. Takkan kubiarkan orang-orang yang menyakiti tetsuya sama mendekati tetsuya sama lagi!!" ucap yamada penuh amarah. Ya. Mulai hari ini yamada bersumpah akan melindungi adik kelasnya tersebut. Apapun caranya.

Mendengar ketegugphan yamada, hiroshi, uryuu dan takeru pun mengambil keputusan yang sama..

Ya mereka akan melindungi tetsuya..

Melindungi malaikat mereka..

Bahkan jika mereka harus menyingkirkan semua orang yang mengancam kebahagiaan tetsuya..

Maka mereka akan melakukannya..

Pasti!!




Tbc

Gomeeen semuaaa..
Chapter kali ini pendek sangat..
Karena ini awal dari pertemuan-pertemuan tetsuya dan keluarga akashi yang nanti bakal lebih intens..
Disini juga mulai ditunjukan kedekataan empat anggota osis utama dengan tetsuya..

Jadi mulai chapter depan.. Konfliknya akan makin intens.. Dan akan ada masa lalu tetsuya yang bakal terungkap sedikit demi sedikit..

Itu saja bocoran untuk chpater-chapter berikutnya..

Saya mohon maaf jika masih banyak typo nya..

Akhir kata
Saya ucapkan terimakasih buat yang sudah vote fanfic ini.. Karena berkat vote kalianlah yang membuat saya semangat mengerjakan fanfic ini

Saya pamit undur diri(?)
Mohon komen dan vote nya..

Sampai jumpa lagi.. \(^_^)/

Angel In The Dark(Malaikat Dalam Kegelapan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang