PART 6

19.7K 1.4K 8
                                    

Author Pov

Malam ini, Ali di antar oleh Kim menuju sebuah restoran untuk makan malam
bersama putri tunggal dari sahabat ayahnya. Sepanjang perjalanan, Ali terlihat murung. Kim yang mengetahui Ali tdk bgtu berminat dengan makan malam ini pun hanya bisa pasrah, karena Kim sendiri pun tak bisa menolong apapun untuk tuannya itu.
"Demi apapun, aku lebih memilih direpotkan Prilly dari pada menemui anak dari sahabat ayah, gerutu Ali dalam hati.
Ia melirik arlojinya sekilas, sebentar lagi dirinya akan sampai di restoran tmpat di mana ayahnya telah mengatur janji dengan putri sahabatnya.
"Sudah sampai tuan Ali, ucap Kim memberi tahu bgtu mobilku telah sampai di parkiran restoran.
"Okey, asisten Kim, bisakah anda menggantikan posisi saya untuk malam ini ?tanya Ali sedikit nglantur.
Kim mengelengkan kepalanya, heran dengan pertanyaan tuan mudanya itu.
"Saya tdk ingin mencari bahaya, sudahlah tuan, nikmati saja malam ini, jawab Kim menyuruh Ali untuk pasrah malam ini.
Ali segera bergegas keluar dari mobil dan sesegera mungkin mencari putri dari sahabat ayahnya
Namun, pandangan Ali tertuju pada seorang wanita yg terduduk di tangga naik restoran. Sepertinya kakinya kesakitan.
Penasaran, Ali pun mendekatinya, dan ternyata wanita di hadapannya adalah PRILLY.
"Apa yang terjadi lagi kali ini?tanya Ali yang membuat Prilly mendongakkan kepalanya.
"Tuan Ali, ucap Prilly disertai senyum indahnya.
"Kaki saya kram tuan, ujar Prilly sembari melihat ke arah kakinya.
Ali berjongkok di hadapan Prilly. Ia melepas sepatu Prilly, dan memijit kaki indah Prilly dengan pijatan ringan.
"Ali lagi yang nyelamatin aku ? Oh Tuhan makin bertumpuk hutang budiku padanya, keluh Prilly dalam hati.
Ali memijat kaki Prilly dengan hati2 takut membuat Prilly merasa sakit. Dan Prilly, ia memperhatikan wajah tampan Ali yang sedang serius memijat kakinya. Jujur, menurutnya Ali bgtu sempurna sebagai seorang pria.
"Haruskah saya yg terus menolong anda ?
Apakah kamu berdoa pada Tuhan agar saya menjadi dewa penolong anda ?tanya Ali yg terdengar seperti mengintrogasi itu.
"Saya tdk tau, padahal kaki saya kram sejak tdi, dan banyak org yg berlalu lalang disini, tapi cuma anda yg mau menolong saya, ujar Prilly sembari memegangi kakinya.
"Apa sudah mendingan ?tanya Ali khawatir karena ia akan segera pergi.
"Sudah tuan, terimakasih, ucap Prilly dengan tulus.
Ali menyunggingkan  senyuman mautnya yg bgtu menggoda. Ia kmbali memakaikan sepatu Prilly dan menatap wanita di hadapannya dengan khawatir.
"Andai saja saya tdk ada acara, saya pasti akan mengantarkan anda. Saya permisi dan jaga diri Anda baik2, pesan Ali sembari menepuk pelan pundak Prilly lalu bergegas pergi .

Prilly menatap punggung Ali yg makin lama makin menghilang. Kali ini ia merasa senang, bisa bertemu dengan tuan Ali.
"Oh god, pertemuanku, ucap Prilly bgtu ia tersadar akan bertemu dengan seseorang. Ia cpt2 berdiri, lalu segera memasuki restoran mewah menemui anak sahabat papanya.

ALI POV

Aku memasuki restoran tmpat ayaku mengatur janjinya dengan anak sahabatnya. Aku sedikit terlambat di karenakan aku telah direpotkan oleh Prilly untuk yg ketiga kalinya. Lihatlah betapa ia sangat senang merepotkanku.
Bgtu sampai ruangan yg telah di pesan, aku segera memasuki ruangan VIP itu takut2 kalau anak sahabat ayahku telah menunggu. Dan ternyata, si perempuan ini blum datang rupanya.
"Dasar perempuan, kalau tdk merepotkan pasti di suruh menunggu, omelku pelan sembari melihat ke arah arlojiku.

Lima menit kemudian, aku melihat pintu ruangan ini terbuka. Dan mataku hampir saja lepas, bgtu melihat perempuan ini.
"PRILLY LAGI ?tanyaku dalam hati bgtu melihatnya memasuki ruangan ini.
Dan sepertinya Prilly pun bgtu sama terkejutnya denganku.
"Loh tuan Ali, knp di sini ?tanyanya heran.
Aku membuang pandanganku ke arah sekitar, lalu menatap Prilly lagi.
"Ah, tampaknya aku akan selalu di repotkan anda seumur hidupku, ucapku yg membuatnya agak terkejut.
"Silahkan duduk, perintahku padanya bgtu ku lihat ia masih saja berdiri.
"Okey, terimakasih , ucapnya menurut lalu duduk di hadapanku.

"Saya bgtu senang, bgtu tau kalau anak sahabat saya adalah anda. Setidaknya, anda bisa membalas budi apa yg telah saya lakukan untuk menolong anda.

Mendengar ucapanku, Prilly terlihat sedikit terkejut. Namun, kemudian ia tersenyum kepadaku.

"Saya bukan tipe orang yg tidak tau terima kasih tuan Ali. Saya pasti akan membalas budi anda, seperti apa yg anda inginkan.

Aku mengangguk mengerti. Aku kmbali teringat ucapanku yg mengatakan bahwa aku tak akan melepaskan wanita ini bila merepotkanku sekali lagi.

"Orang tua kita sepertinya mengharapkan kita menerima perjodohan ini. Tadinya saya sangat malas untuk menjalaninya. Namun bgtu saya tau perempuan itu anda, pikiran saya berubah.

"Maksud anda tuan ?tanya Prilly yg sepertinya blum mengerti ucapanku.

Aku memajukan wajahku, lalu ku minta ia agar mendekatkan wajahnya.
"Mari , kita jalani semua ini, dan kau mulai saat ini, kau adalah miliku, bisikku di dekat telinganya dan kulihat wajahnya sedikit memerah.
" Tunggu, apakah dia malu ?batinku bertanya penasaran.

"Okey, ada baiknya kita berkenalan dulu, mulai detik ini, gunakan bahasa aku dan kamu, bukan bahasa formal seperti hubungan dengan rekan kerja.
Namaku Alan Ali Pratama, ucapku padanya sembari menjulurkan tanganku.

Prilly dengan cepat menerima uluran tanganku. Baru kali aku merasakan kulit tangannya yg bgtu lembut seperti kulit bayi, membuatku semakin mengaguminya.

"Kenalkan namaku PRILLY CLARA CARLOZTA, ucapnya mantap sembari menatap wajahku yg ganteng ini.

"Oke Prill, mari kita makan dulu ajakku karena waktu yg terus berjalan cepat.
Aku melihat cara makannya yg bgtu rapi, dan ternyata bgtu banyak hal yg membuatku mengaguminya.

Aku melap mulutku dengan tissue, bgtu acara makanku selesai, kulihat Prilly pun melakukan hal yang sama.

"Jadi berapa usia km sekarang ?tanyaku padanya sekedar untuk berbasa basi.
"25 tahun, dan kalau tidak salah usiamu sdh memasuki angka 35 bukan ?

"Apa ?? Jadi usia km 25 tahun?tanyaku terkejut bgtu mengetahui jarak usia kami yg terpaut cukup jauh.

Prilly mengangguk tenang. Sedangkan aku ?
Rasaku bgtu gak karuan ? Bagaimana bisa aku dan Prilly terpaut usia yg bgtu jauh ?

Aku menggunakan pertemuan malam ini sebagai kesempatan untuk mengetahui ttg Prilly . Dan ternyata , sosoknya ia ternyata sangat menggemaskan ! Aku bgtu bersyukur bgtu mengetahui Prillylah yg akan di jodohkan denganku.
Dan kulihat, ia pun sepertinya sepertiku, alias TIDAK KEBERATAN.

Karena waktu sdh mulai larut malam, kita pun mengakhiri pertemuan kita sampai disini. Aku menawarkannya untuk pulang bersama. Awalnya ia menolak, namun akhirnya menerima bgtu aku memaksanya.

Di saat aku akan keluar ruangan, aku menghentikan  langkahku sejenak, lalu menatapnya.
"Mulai detik ini, kau adalah milikku , dan tidak ada satu orangpun yang boleh menyentuhmu selain aku, ucapku yang terdengar seperti sesuatu yg mengerikan di telinganya.

"Knp begitu ?tanyanya yg seolah belum mengerti.

Aku mendekatkan wajahku ketelinganya lalu berbisik.

"Aku ingin kau membalas budi baikku selama ini, dan inilah yang aku inginkan.

Kulihat dia masih bingung mematung mendengar ucapanku, namun aku tidak peduli. Aku menggandeng tangannya keluar restoran, menuju mobilku, karena aku berniat mengantarkannya pulang.

Aku dan Prilly menunggu supir Kim, yang sedang mengambil mobilnya di parkiran. Kulihat ia menggosokkan kedua telapak tangannya seperti sedang kedinginan.
Aku dengan segera melepas jas hitamku dan kupakaikan kepadanya. Ia tampak terkejut dengan apa yang aku lakukan.
"Ah terima kasih, ucapnya sembari tersenyum  .
Melihatnya tersenyum, entah mengapa membuatku memegang bibir tipisnya sebentar.
"Tidak perlu berterimakasih, karena aku menjaga apa yg menjadi milikku, ucapku datar sembari melihat arah sekelilingku.

Tak lama kemudian mobilku pun datang. Aku dan Prilly segera memasuki mobil dan itu berhasil membuat asisten Kim tercengang.
"Seperti apa yg anda katakan Kim, anda sepertinya akan sering berjumpa dengan nona Prilly, ucapku seolah mengerti apa yg ada di pikiran Kim.
"Sekarang, tolong antarkan nona Prilly terlebih dahulu, perintahku kpd Kim yg langsung ia jalankan.

Di perjalanan sesekali aku melihat ke arah Prilly. Dan aku rasa dia pun melakukan hal yg sama, karena tanpa sengaja tatapan kita bertemu.
"Ah, wanita ini, aku takkan pernah melepaskanmu, ucapku bersungguh2 di dalam hati.

MY PRILLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang