Ali dan Prilly memasuki kediaman Aldan, ayah Ali untuk menjemput Hansen. Ya, Prilly sudah sangat merindukan anak angkatnya itu.
Mereka yang datang saat jam makan siang, langsung diminta Aldan untuk makan siang bersama .
Hansen yang baru saja turun dari lantai atas bersama salah satu ART di kediaman papa Ali itu langsung berlari memeluk Prilly.
Prilly dengan segera memeluk anak pertamanya itu.
"Momy lama banget jemput Ensennya,"ucap Hansen lucu membuat Prilly gemas dan langsung mencium anaknya itu.
"Maaf ya bigboy, kemarin momy sakit," sahut Prilly yang langsung mendapat ciuman dari Hansen di pipinya.
"Muah, semoga momy cepat cembuh ya."
Prilly mengangguk senang.
"Momy sudah sembuh sayang, buktinya momy jemput Hansen kan ?"
Hansen mengangguk mengerti.
"Hansen lapel momy," ucap Hansen sembari memegangi perutnya .
Prilly langsung berdiri, hendak menggendong Hansen, namun Ali melarangnya.
"Biar aku yang menggendongnya my wife, kasian nanti bayi kamu kesakitan di perut," ucap Ali lalu menggendong Hansen dan membawanya ke meja makan.*********
Suasana ruang makan di kediaman papa Ali benar2 ramai hari ini.
Ya, seluruh keluarga besar mereka berkumpul di karenakan ini hari minggu.
"Prilly, terimakasih karena kau akan memberikan papa cucu lagi, papa sangat berterimakasih padamu,"ucap Aldan di sela2 makan siangnya itu.
"Sama2 pa. Prilly sangat bersyukur atas kehamilan ini, saya yakin ini berkat doa2 kalian semua," ucap Prilly di akhiri dengan senyum manisnya .
"Oh iya, papa sudah menyiapkan cek senilai 200 juta untuk hadiah kehamilanmu. Papa bingung mau cari hadiah apa, jadi papa kasih uang saja, biar kau bisa membeli apa yang kau mau," ucap Aldan yang membuat Merlin merasa iri.
"Kakak kasih Prilly uang lagi ?" Memang harus ya ?"
Aldan menatap galak adiknya itu.
"Merlin, tolong jangan kau rusak kebahagiaan mantu kesayanganku itu,"ucap Aldan yang membuat Merlin merasa kikuk.Prilly terlihat tidak nyaman dengan makanan di hadapannya. Nasi dan ikan. Ia mengambil sesendok nasi, lalu meletakkan dipiringnya. Dengan perlahan, ia menyuapkan nasinya ke dalam mulutnya. Entah mengapa, kali ini perut Prilly seperti tidak bisa menerima nasi. Merasa dirinya ingin muntah, ia segera berpamitan dan langsung berlari menuju toilet .
Hansen yang bingung melihat Prilly , hanya bisa menatap momynya dengan wajah polosnya.
Ali langsung meninggalkan makananya dan langsung menemui Prilly ditoilet.
"Huekk, huekkk !!!"
Prilly memuntahkan seluruh isi di perutnya itu.
Ali yang melihatnya langsung mengambil tisu dan melap bibir istrinya itu.
"Kenapa ? Ga bisa makan nasi ?"tanya Ali khawatir.
Prilly mengangguk mengiyakan.
"Rasanya ga enak banget," jawab Prilly yang terisak itu. Ya , istrinya itu menangis.
Ali dengan segera memeluk istrinya itu. Ia mengelus punggung Prilly, seolah mengisyaratkan bahwa Ali akan selalu ada untuknya.
"Aku tak ingin makan apapun, aku ingin tidur," ucap Prilly yang dibalas dengan anggukan Ali.
"Okey, kita pulang sekarang."Ali membawa Prilly menuju ruang makan, dan langsung berpamitan dengan Aldan dan Merlin . Dengan segera, Ali membawa Hansen dan Prilly pulang kerumah mereka.
"Liat tuh ka, Si Prilly manja banget jadi perempuan. Masa hamil langsung begitu, ga bisa ini itu," ucap Merlin sinis kepada Aldan.
Aldan hanya terdiam tak menjawab apapun, namun matanya menatap tajam ke arah Merlin.
"Kenapa kau selalu membenci menantuku ? Dulu ketika Prilly belum hamil, kau menghinanya. Sekarang begitu hamil kau bilang dia manja. Apa yang salah denganmu, Merlin ?"serang Aldan yang membuat Merlin meradang.
"Aku tak pernah setuju Ali menikah dengan Prilly. Aku hanya mau Ali menikah dengan Jesica," sahut Merlin lalu meninggalkan Aldan yang bingung dengan tingkah adiknya itu.************
Dua bulan setelah kehamilan Prilly, Ali menjelma sebagai seorang suami siaga . Apapun yg terjadi dengan Prilly ia selalu ada di samping wanitanya itu. malam ini, Prilly terbaring lemah di ranjangnya. Ya, sejak hamil Prilly seperti kehabisan tenaga. Ia banyak menghabiskan waktu di kamar, dan jarang sekali keluar rumah.
Ali yang baru saja sampai langsung menemui Hansen yang kini sedang menikmati makan malamnya . Ali mengelus kepala anaknya itu dengan penuh sayang, lalu menciumnya.
" Dady, Hansen mau tanya."
Ali mengernyitkan kepalanya perlahan.
"Tanya apa bigboy ?"
"Hansen mau punya dede bayi lagi ya ?
Ali mengangguk mengiyakan.
"Iya bigboy, Hansen akan jadi kakak sebentar lagi."
" Dady tetap cayang Hansen ga , walaupun Hansen punya dede balu?"
Ali teriris mendengar pertanyaan anaknya itu.
"Sayang dong, Hansen kan anak Dady."
Mata hansen memerah. Entahlah, mungkin ia merasa sekarang kurang di perhatikan oleh Prilly maupun Ali.
"Tapi dady, cekarang aja momy cakit terus, sampai ga pernah urusin Hansen, gimana kalau dedenya lahil ? Pasti ga ada yang sayang Hansen lagi.
Sebenalnya, Hansen anak momy sama dady bukan sih ? huaaaaa !!!!!"" tangis Hansen tumpah begitu saja
di hadapan Ali.
Ali dengan segera memeluk anaknya itu dengan erat. Ia tidak menyangka, ssaking terlalu fokus dengan kehamilan Prilly, membuat anaknya itu merasa berkurang kasih sayang darinya.
"Maafkan dady dan momy nak," ucap Ali sembari mencium kepala anaknya berkali2.**********
Hayy udah di next nih. awas aja ga pada koment ya, aku sunatin semua😄😄😄.
Love,
Nona C.S
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRILLY
FanfictionSEKALI LAGI MEREPOTKAN AKU ? AKU TAK AKAN PERNAH MELEPASKANMU PRILLY ~ ALAN ALI PRATAMA DIA, DAN SELALU DIA. PRIA YANG SELALU MENOLONGKU DI SAAT AKU MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN ~ PRILLY CLARA CARLOZTA