[Part 29] Special Day & Special Touch [M]

4.4K 254 35
                                    

Gaun indah buatan tangan dengan mutiara yang melekat disetiap jahitannya, warna putih menutupi tubuhku, dengan kemewahan disetiap jengkalnya.

Wajah bak berlian dan kulit seputih susu nampak didepan cermin besar tempatku berdiri.

Cantik. Tapi siapa dia?

"Kau."

Aku menoleh dengan cepat pada seorang pangeran gagah dengan pakaian putih senada denganku. Dia tersenyum dengan mata yang berbinar, melangkah kearahku.

Apa dia keturunan Ratu Cleopatra?

"Bagaimana kau bisa masuk?"

Bibirnya masih melengkung dengan mata yang terus menatapku, berhenti tepat didepanku. "Apa salah seorang pangeran menemui tuan putrinya?"

Senyumku ikut tercipta. Bagai pesta pergantian tahun, sejuta kembang api memenuhi tubuhku dan hidup secara bersamaan disaat kedua tangannya menyatu pada tanganku, mengenggamnya erat.

"Kau cantik."

"Kau juga tampan."

Dia terkekeh pelan, "Jarang sekali aku mendengarmu, mengakui ketampananku.
Apa aku begitu tampan hari ini?"

Aku mengangguk dengan cepat, biar saja hari ini menjadi hari terjujur bagi seorang (yn).
Aku akan mengakui semua yang bisa kuakui padanya.

"Aku mencintaimu, Jeon Jungkook."

Kedua alis laki-laki didepanku terangkat, "Hei, kita bahkan belum berdiri diluar sana. Tapi kau sudah mengatakan itu padaku?"

Sekali lagi, aku mengangguk pelan.

Dia kembali tersenyum dan menatapku dalam. "Aku mencintaimu, (yn). Sangat mencintaimu."

***

"Wow! Kau sungguh sangat cantik sayang!
Menantu tercantik didunia ini!"

Aku hanya tersenyum dan menunduk malu.
Mereka semua berusaha menggodaku, dan membuat wajahku semerah tomat.

"Anak mama, sangat cantik." ibu mengusap pelan rambutku yang sudah tertata sedemikian rupa.




Bolehkah aku menangis sekarang?
Ini sangat mengharukan.

Hari terbahagia didalam hidupku. Dipenuhi oleh semua orang yang kusayangi.
Sempurna, ya, aku tahu tidak ada yang sempurna didunia ini. Namun tidak ada kata lain yang bisa kukatakan selain itu.
Hidupku benar-benar sempurna sekarang.

"Ibu?"

Seorang wanita masuk kedalam ruanganku, diikuti dengan seorang laki-laki dibelakangnya.
Laki-laki itu memberikan senyuman lebarnya, menciptakan bendungan airmata dimataku.

"Hei, ada apa?
Apa aku begitu tampan menggunakan jas ini?" ucapnya.

"Kau saaangat tampan, Jin!"

"Wow, hahaha... Jangan terlalu jujur begitu.
Aku jadi tidak enak." ujarnya, melangkah mendekat.

Wajah tampan dengan tubuh kurus itu berhenti didepan kursiku. Menyatukan ujung jarinya pada ujung hidungku.
"Kau sangat cantik, pemalas."

"Terima kasih, Jin.
Kau datang."

"Tentu saja, aku sudah berjanji.
Jadi berikan aku sebuah senyuman termanis."

Aku tertawa pelan, "Apa senyumku tidak pernah terlihat manis dimatamu?"

"Em? Tidak pernah. Kau tidak pernah tersenyum dengan ikhlas padaku, kau hanya akan tersenyum disaat aku selesai memasak, bukan?" cetusnya, membuat tiga wanita berbeda marga itu tertawa.

Destiny | √ (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang