[Part 3] The Power of Grandma

5.8K 519 6
                                    

>
"Aku adalah calon su-a-mi-mu"

××××××××××

Kau tidak akan bisa membayangkan bagaimana keadaanku saat ini. Pikiranku benar-benar kosong.

Gemuruh, petir, badai, topan, gempa, bisa kurasakan ikut hadir di kepalaku. Sampai-sampai aku tidak menyadari sejak kapan aku berada di belakang Jin.

Aku bisa mendengar Jin menanyakan banyak hal kepada pria asing itu.
Dan pria itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya, ia hanya menatapku yang membeku dibalik tubuh tinggi Jin dengan senyuman yang tidak berubah.


Pikiranku melesat ke stempel yang melekat pada surat itu.
Bunga mawar?
Ya, aku pernah melihatnya.

Tapi.. Dimana?

Aku berusaha mengingat segala yang berhubungan dengan stempel itu.

Samar-samar aku kembali kemasa kecilku.
Ya. Tak salah lagi, aku pernah melihat stempel itu, aku pernah melihatnya saat aku kecil.

Ayah memberikan sebuah surat kepada pegawainya untuk dikirim kesebuah perusahaan yang berkerjasama dengannya.

Dan aku menarik surat itu dari pegawai, menyobek dan mencoret-coret surat tersebut.
Bukankah, stempel pada surat yang ku coret itu sama persis dengan surat yang ku terima tadi?

Tunggu..

Aku membuka mataku lebar, saat sebuah bayangan menyambar ingatanku lagi.

Stempel itu... Aku pernah melihatnya menempel didinding sebagai logo dari perusahaan ayahku.

Bisaku rasakan kakiku berubah menjadi agar-agar, aku hampir jatuh lemas jika tidak memegang tangan Jin.

Apa-apaan ini?!
Apa maksudnya semua ini?
Surat resmi?
Stempel dan logo perusahaan ayah?
Laki-laki asing yang muncul entah darimana?
Dan perjodohan bodoh yang melibatkan AKU?!!


Aku menarik nafas dalam-dalam, yang sangat sulit kulakukan sejak tadi.
Aku menatap sekeliling, banyak mahasiswa berkumpul dan menatap bingung.

Mereka pasti kebingungan, bagaimana tidak?
Seorang dosen yang berwibawa meneriaki seorang pria asing yang tidak punya sopan santun.

Aku harus mendapatkan penjelasan sejelas-jelasnya untuk semua kegilaan ini. Aku menatap laki-laki asing itu, dia masih tersenyum menatapku.

Aku membalik tubuh Jin yang membelakangiku, aku menatap wajah marahnya yang disebabkan laki-laki tadi.
Ku lepaskan tasku dan ku berikan kepada Jin.

"Maaf Pak, kurasa aku benar-benar hanya bisa mengantarmu hari ini." seruku pada Jin, aku tersenyum melihat wajah marah itu berubah menjadi wajah yang penuh tanda tanya.



Aku berbalik dan berlari sekuat tenaga, Jin ikut mengejarku.
Aku berhenti sebentar.

"Aku akan mendapatkan penjelasan untuk semua ini, kau tenang saja!" aku berteriak, bisa kulihat Jin berhenti dan berjongkok mengatur napasnya.

Hahaha.. Jangan memaksakan diri Jin, tenang saja aku akan membuat kekacauan di sebuah perusahaan hari ini.

***

Aku sedang menatap gedung pencakar langit didepan ku.
Ya. Aku sudah berada didepan perusahaan ayahku, setelah memaksa seorang supir taksi untuk terus menginjak gas mobilnya tanpa menghiraukan lampu merah.



Aku memasuki perusahaan besar itu tanpa menghiraukan dua pegawai yang bertugas memberikan sapaan selamat datang.

Aku hanya ingin mendapatkan penjelasan sedetail mungkin dari pemilik perusahaan ini setelah itu aku akan segera keluar.

Destiny | √ (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang