13

2.8K 167 0
                                    


Gak selamanya kita ada di atas, semua orang pernah mengalami kesulitan.

2 tahun kemudian...

Rizaldi tidak tau harus kemana sekarang, dia sekarang berada di taman dekat komplek rumahnya. Memikirkan kejadian tadi membuat Rizaldi menarik napas nya dalam.

Flashback on

Rizaldi sedang di belakang rumahnya, dia berniat kembali ke kamarnya. Saat dia melewati ruang tamu. Nyokap dan seorang wanita sedang bertengkar.

"Kamu gak berhak mengambil Rizaldi dari aku, dia udah aku anggap sebagai anak kandung aku sendiri. Hiks." kata mama menangis.

Rizaldi masih bingung dengan perkataan mama nya, 'mengambil Rizaldi.'. Dia masih berdiri dan mendengarkan di dekat ruang tamu.

"Jangan egois Ra, Rizaldi anak aku. Darah daging aku dan Ivan. Dia sudah besar, dia berhak tau siapa ibu kandung nya." teriak wanita itu.

"Setelah 18 tahun aku merawat dan menjaganya. Memberikan semua yang dia perlukan, dan kamu ingin mengambil nya? Hah?!" teriak mama.

Rizaldi mengerti sekarang arah pertengkaran mama nya dan wanita itu.

"Jadi.." ucap Rizaldi.

"Rizaldi" ucap mama.

"Anak ku." ucap wanita itu.

"Aku bukan anak mama?" tanya Rizaldi kepada Ara. Yang di tanya menggeleng sambil terisak. Rizaldi tidak kuat mendengar pertengkaran mereka lagi, dia meninggalkan ruang tamu. Dia pergi ke kamar nya.

"Rizaldi." teriak mereka berdua.

Rizaldi masuk ke dalam kamar nya, dia tidak menghiraukan Rizky memanggilnya. Rizaldi mengambil kunci mobilnya lalu dia pergi melewati dua wanita yang dia tidak tau siapa mereka sebenarnya.

Flashbck off

Kenapa gue gak tau, bahkan Rizku udah tau. Tapi, kenapa gak ada yang kasih tau gue soal ini.

Rizaldi mengambil ponselnya, dia menelpon pacarnya. Viara. Dia ingin sekali bertemu dengannya.

"Vi, kamu dimana?"

"Aku di rumah, ada apa Di?"

"Kamu siap-siap ya, aku mau ajak kamu jalan."

Sambungan terputus.

Ponsel Rizaldi berbunyi menandakan ada pesan masuk dia membuka pesan tersebut.

From: 08234577****
Gimana? Udah tau kenyataan kalo lo bukan anak dari keluarga Kurniadi? Dan sekarang giliran lo yang akan kehilangan Via. Lo jaga dia baik-baik.

Rizaldi meremas kuat ponselnya. Setelah mendengar kenyataan bahwa dia bukan anak Ara, dan sekarang dia mendapat pesan teror lagi.

Rizaldi masuk ke dalam mobil, dan menjalankan mobilnya menuju rumah Via.

Setelah sampai di pekarangan rumah Via, dia mengetuk pintu rumah Via. Via sudah siap pergi. "Ma, Via pergi ya. Rizaldi udah dateng." teriak Via.

"Kita mau kemana?" tanya Via.

Melihat wajah Via, dia hampir tidak mengingat hal di rumahnya tadi.

Rizaldi menarik tangan Via, Rizaldi membukakan pintu untuk Via. Lalu Rizaldi memutari mobilnya dan duduk di tempat nya.

"Kita mau kemana Di?" tanya Rizaldi.

"Gak tau, kamu mau kemana?" tanya Rizaldi balik.

"Loh, kok jadi tanya balik? Kan kamu yang mu ngajakin aku jalan. Gimana sih kamu." ucap Via sebal. Rizaldi gemas melihat tingkah Via seperti ini, dia mencubit hidung Via yang mancung ke dalem.

Dia tidak tau harus bercerita atau tidak kepada Via. Rizaldi takut Via akan menjauhnya. Itu artinya, mereka tidak akan bisa bersama lagi.

Rizaldi memegang tangan Via erat.

"Seandainya aku hilang, kamu kangen gak sama aku?" tanya Rizaldi. Via mengerutkan keningnya. Karena heran aja, kenapa Rizaldi tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Ya jelaslah aku kangen sama kamu, emang kenapa sih nanya kayak gitu?" tanya Via curiga.

"Kalo hilang dan kasih kamu kabar selama 2 tahun, kamu akan lupain aku dan cari pengganti aku?" tanya Rizaldi.

"Di, sebenarnya ada apa sih? Kok nanya yang aneh dari tadi?" ucap Via penasaran.

Rizaldi tersenyum lalu mencium kening Via. Rizaldi menjalankan mobilnya. Dia berencana membawa Via ke kebun binatang.

Setelah sampai tujuan, Via tertawa.

"Kenapa?" tanya Rizaldi.

"Kamu kenapa ngajakin aku kesini?" ucap Via masih tertawa.

"Mau jumpa sama kembaran kamu." kata Rizaldi.

"Gue? Punya kembaran?" ucap Via sambil menunjuk wajahnya. Rizaldi mengangguk.

"Kamu mau lihat yang mana?" tanya Rizaldi. Via mengangguk.

Mereka memasuka gerbang masuk, lalu berkeliling melihat hewan-hewan yang terkurung.

"Nah, itu kembaran kamu." ucap Rizaldi sambil menunjuk 2 ekor kera.

"Anjiir, enak aja. Gue cantik elaah." ucap Via tidak terima. Rizaldi tertawa sambil mengacak-acak rambut Via.

Rizaldi menggenggam tangan Via. Dia takut tidak siap untuk berjauhan dengan Via. Mereka sudah mengelilingi kebun bintang ini, entah sampai jam berapa sekarang mereka tidak capek.

"Di, pulang yuk. Capek nih." ajak Via. Rizaldi mengangguk.

Rizaldi mengantarkan Via pulang, selama perjalanan ke rumah Via. Via tertidur sangat pulas, padahal Rizaldi sempat mengganggunya tidur.

"Vi, udah sampai di rumah. Bangun yuk." ucap Rizaldi sambil mengelus rambut Via.

"Via" ucap Rizaldi lembut.

Mata Via terbuka. "Udah sampai ya?" tanya Via sambil mengucek matanya.

"Sudah putri tidur." jawab Rizaldi tersenyum.

"Aku ketiduran ya? Maaf ya Di." ucap Via. Rizaldi tersenyum sambil mengacak-acak rambut Via.

"Udah sana masuk ke dalam, kamu kayak nya capek banget." ucap Rizaldi sambil memeluk Via sangat erat. Dia sudah memutuskan akan pergi dari Indonesia.

Setelah lama mereka berpelukan, Rizaldi melepaskannya. "Istirahat ya Via." ucap Rizaldi lalu mencium pipi Via.

"Siap bos" kata Via sambil hormat. Sebelum turun, Via mencium pipi Rizaldi.

"Vi" Rizaldi menahan tangan kanan Via. Via menaikkan alisnya.

"Kamu harus janji sama aku, kamu tetap akan jaga hubungan kita sampai kapan pun. Walaupun banyak permasalah kita kedepannya. Kamu tetap sayang sama aku kan?" ucap Rizaldi.

"Pasti, aku akan sayang sama kamu Di."

"Dadaaa" ucap Via lalu dia masuk ke dalam rumah.

Rizaldi tersenyum pedih melihat Via. Dia tau, besok dia tidak akan melihat wajah Via, dia juga tidak dapat menyentuh Via lagi.

Rizaldi akan sangat merindukan sosok Via yang manja, cerewet, lasak, gemesin. Dia tidak tau, apakah Via akan menunggunya kembali.

Arrogant Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang