14

2.8K 157 0
                                    

Rizaldi sudah menekadkan untuk pergi ke Amerika. dan sekarang dia sudah berada di dalam pesawat. Dia masih sempat mengirimkan SMS untuk Rizky.

To: Rizky
Rizky, lo udah gue anggap sebagai adek kandung gue. Gak akan ada yang bisa ngalahin lo. Jangan tanya gue dimana, sekarang gue udah di dalam pesawat. Hari ini gue pergi ke Amerika, tapi lo jangan bilang ke Via kalo gue ke sana. Gue ke sana bukan karena masalah kemarin, gue cuma mau nenangin diri gue. Gue juga gak tau kapan balik, gue titip Via ya.

Rizaldi langsung mematikan ponselnya, lalu menyimpannya di dalam tas. Dia menarik napasnya dalam lalu membuangnya perlahan, dia tersenyum pedih melihat kenyataan.

Sedangkan di tempat lain, Rizky mengambil ponselnya dari saku celana. Dia membuka pesan masuk dari Rizaldi, dia mengerutkan keningnya.

From: Rizaldi
Rizky, lo udah gue anggap sebagai adek kandung gue. Gak akan ada yang bisa ngalahin lo. Jangan tanya gue dimana, sekarang gue udah di dalam pesawat. Hari ini gue pergi ke Amerika, tapi lo jangan bilang ke Via kalo gue ke sana. Gue ke sana bukan karena masalah kemarin, gue cuma mau nenangin diri gue. Gue juga gak tau kapan balik, gue titip Via ya.

"Apa?! Rizaldi ke Amerika?" ucap Rizky. Tanpa dia sadari mama mendengar ucapan Rizky.

"Apa kamu bilang? mama gak salah denger?" tanya mama. Rizky menggeleng.

"Ma, tapi mama jangan bilang sama Via. Dia gak mau Via tau dia pergi. Nih mama baca pesannya." kata Rizky sambil memberikan ponselnya ke mama.

Setelah membaca pesan dari Rizaldi, mama nya mengangguk mengerti.

"Yaudah makan yuk, mama udah selesai masak." ucap mama. Rizky mengangguk. Lalu mama pergi ke dapur.

"Ya ampun, harus banget apa lo pergi." ucap Rizky kesal. Dia menarik napasnya lalu membuangnya pelan.

***

Keesokan harinya, Rizky datang kerumah Via. Gakk biasanya Rizky datang ke rumah tanpa memberitahu Via. Pikir Via.

"Ada apa Ky?" tanya Via.

"Lo gak bosen dirumah? gue aja bosen dirumah, jalan yuk." aja Rizky. Via menaikkan alisnya. lalu mengangguk.

"Bentar ya, gue mandi." kata Via.

"Jadi, gue gak di kasih masuk?" tanya Rizky.

Via menepuk jidatnya sambil nyengir "eh iya, duduk di ruang tamu ya haha".

Rizky masuk ke dalam rumah Via, dia duduk di ruang tamu. Dia kembali teringat saat melihat Via untuk yang pertama kali. Waktu dia melihat Rizky terkejut, karena Rizky dan Rizaldi agak mirip. Mereka mempunyai mata yang mirip.

Sedangkan Via, dia sudah selesai mandi. Dia melihat ponselnya, siapa tau ada pesan masuk dari Rizaldi. Dengan hati sedih, Via kembali meletakkan ponselnya.

Via bingung, kemana saja Rizaldi dari semalem mengantar Via pulang sampai sekarang dia sama sekali belum ada memberi kabar.

"Iky, lo tau gak kembaran lo dimana?" tanya Via.

Rizky bingung harus menjawab apa, dia hanya bergumam tak jelas. Via hanya menghela napasnya kesal.

"Yaudah yuk jalan, ntar kesiangan." ajak Rizky.

"Mau kemana sih?" tanya Via berjalan di belakang Rizky. Rizky hanya mengedikkan bahunya.

"Ikut aja deh, berisik banget" ucap Rizky. Via mendengar itu hanya mendengus sebal.

Selama di perjalan, Via hanya diam. Rizky bingun mau bicara apa, takut salah bicara dan bertanya di mana Rizaldi. akhirnya Rizky memilih diam sampai tujuan.

Setelah sampai tujuan, Rizky langsung membuka pintu mobilnya dan keluar dari sana. Via melihat itu hanya memutar malas bola matanya.

"Mall?" tanya Via. Rizky mengangguk.

Rizky menarik tangan Via untuk masuk ke dalam Mall tersebut. Rizky menuntun Via sampai tempat timezone. Itu tempat kesukaan Via.

Rizky menghitung dalam hati.

1

2

3

4

5

Dan benar saja, Via baru sadar kalo Rizky membawanya ke tempat ini.

"Iky, ayoo kita main itu" teriak Via.

Rizky hanya terkekeh melihat tingkah Via.

Mereka bermain tanpa kenal waktu, bahkan Via tidak ingat bahwa dia sudah punya pacar. Ralat, di jodohkan. Dia sangat senang bermain, apalagi di timezone.

Setelah Via merasa sudah sangat lelah, dia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jam 6. Dia mengajak Rizky pulang.

Rizky mengantarkan Via sampai di depan rumah.

"Mau mampir Ky?" tanya Via.

Rizky menggeleng "gak usah Vi, udah malem. Gue balik ya, kirim salam sama nyokap lo. Bang adit juga." kata Rizky. Via mengangguk. Lalu Rizky pergi dari pekarangan rumah Via.

'Semoga lo sabar nunggu Rizaldi balik ke Indonesia Vi.' batin Rizky.

sampainya di rumah, Rizky merebahkan tubuhnya. dia sedang memikirkan sedang apa Rizaldi di sana.

LINE!

Rizaldi P: cek skype.

Rizky kaget membaca line dari Rizaldi, dengan cepat dia menyalakan laptopnya.

Setelah terhubung, Rizky dapat melihat wajah Rizaldi.

"Eh, apa kabar disana?"

"Gue baik, mama papa juga baik. lo gimana disana?"

"Yah beginila, gue tinggal di hotel. gue disini kerja di cafe."

"Lo kerja? ya ampun, lo kurang uang disana? gue transfer uang ya?"

"Gak perlu, uang gue masih cukup. Gue kerja supaya gue jadi mandiri. Dan gue juga mau kuliah disini." terlihat wajah Rizaldi murung.

"Hah? lo gila? terus Via?"

Rizaldi nampak sedang berpikir, dia memejamkan matanya. mereka terdiam.

"Al, lo yakin gak mau kasih tau Via soal ini?"

"Gak usah Riz, biar aja dia tau dari gue. Tapi, gue takut. Gue takut kalo dia ngelupain gue."

"gue yakin dia gak gitu."

"...."

"Yaudah Ky, gue tutup dulu ya. gue mau kerja. ohiya, kali gue ada waktu nanti kita skype lagi."

"Oke bro. Jaga diri lo disana."

Setelah selesai mereka berbicara, Rizky menutup laptopnya.

Arrogant Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang