03

1.1M 57.7K 2.7K
                                    

by sirhayani

part of zhkansas

__

Aku mendengar suara gedebuk dari dalam ruang OSIS. Mungkin di dalam ruangan itu ada banyak anggota-anggota OSIS yang sedang rapat. Bisa jadi. Ini adalah waktu istirahat.

Kenapa aku bisa berdiri di depan ruangan ini?

Aku sengaja melakukannya. Hanya penasaran dengan aktivitas lain yang dilakukan Agam di luar mengurus organisasinya. Dan yap! Aku sekarang sedang berdiri di depan pintu, tanganku sudah berada di kenop pintu ruang itu untuk kubuka. Aku nekat. Saat tersadar tanganku refleks menarik kenop pintu hingga pintu itu terbuka lebar.

Aku mendelik melihat sosok yang saat ini duduk bersandar di dinding. Ada satu kursi yang terbalik di lantai, lalu meja yang berada dekat dengan kursi itu. Mataku makin melebar saat melihat sebuah kepulan asap di udara yang terlihat seperti... asap rokok?

Aku menelan ludah dengan getir. Harusnya aku tidak nekat memasuki ruangan ini. Walaupun kenyataannya ruang OSIS adalah ruangan yang seharusnya bersih, setidaknya bersih dari siswa-siswa perokok yang mencari tempat bersembunyi untuk menikmati rokok itu.

Aku benci cowok perokok.

"Lo udah berani masuk ruang OSIS tanpa sepengetahuan anggota OSIS."

Aku tertegun. Suara orang itu...

Lalu kulihat seseorang cowok berdiri. Cowok itu menghembuskan asap rokoknya ke udara dan membuang rokok itu di lantai kemudian menginjaknya. Aku hanya bisa terdiam kaku melihat semua itu.

Agam.

Ketua OSIS idaman siswi-siswi SMA Bakti Mulya... ternyata adalah seorang perokok? Aku tidak percaya ini.

"Lo satu-satunya siswi yang udah tahu kelakuan gue. Gue mau lo tutup mulut," kata Agam dengan nada datar. Dia sama sekali tidak berniat untuk melihatku saat mengatakan itu. Sekilas kulihat cowok itu melirik lambang kelas yang terjahit rapi di baju lengan kananku, lalu dia menunduk untuk memperbaiki kursi yang terbalik tadi. "Lo perlu apa masih berdiri di situ?"

"Eh—" Aku mengerjap bingung. Kulihat dia kembali bersandar di dinding, dia memejamkan matanya.

"Lo keluar!" Nadanya pelan, tapi mendengar itu dari seorang Ketua membuatku cepat-cepat melangkah keluar dari ruang OSIS. "Lo kelas sepuluh berapa?" Aku berhenti mendadak. Jangan bilang dia bertanya seperti itu karena ingin mendatangi kelasku? Tidak!

"Nama lo siapa?"

Aku mengatupkan mulutku dengan rapat. Ini bahaya! Aku tidak berniat berbalik dan memilih untuk melangkah keluar dari ruangan itu. Tanpa menjawab satu pun pertanyaannya.

*


 

True StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang