by sirhayani
part of zhkansas
__
Sinar menyilaukan membuat mataku kembali tertutup. Aku menguap, tanganku bergerak menutup mulutku. Ini hari minggu, hari yang menyebabkan bantalku seperti magnet, begitupun dengan kepalaku. Aku seperti tak mau bangun.
Dan yang pernama kulakukan—untuk orang-orang pecandu internet sepertiku—adalah mencari keberadaan ponsel. Ponsel itu kudapatkan di bawah bantal, aku bahkan tak peduli lagi dengan risiko radiasinya. Dan juga, aku tidak peduli dengan kata orang dulu bahwa perempuan yang tidur di pagi hari akan lama mendapatkan jodoh. Walaupun aku takut, sih.Line dari Lia membuat mataku setengah terpejam. Aku membuka percakapan kami dan membaca pesan terakhirnya.
Tadi Kak Agatha ngepost fotonya bareng Kak Agam di IG. Gila! Bikin followersnya yang rata-rata anak Bakti Mulya heboh.
Aku mengerutkan kening. Cepat-cepat aku duduk dan mulai mengetikkan balasan untuknya.
Nama IG-nya Kak Agatha apa?
Ternyata, Lia mengirim pesannya semalam. Lalu, kutatap lagi ke arah ponselku, Lia membalasnya beberapa detik kemudian.
AgathaAnasti , lo pasti iri deh. Atau yang lebih gregetnya lagi, lo cemburu. Hahaha
"Idih," aku mencebikkan bibir. Penasaran dengan kata-kata Lia, aku mulai kembali melancarkan aksi seorang penguntit. Aku terkekeh pelan.
Akun Kak Agatha tidak di privasi. Hanya kata 'simple' yang tertera di bionya. Singkat. Aku mulai memandangi postingan paling atas. Aku menajamkan penglihatanku, mataku yang tadinya masih setengah terpejam karena baru bangun dari tidur kini terbuka lebar-lebar, nyaris memelototi layar ponsel ini.
"Beneran..." Foto di mana Kak Agatha bersandar di bahu Agam, lalu Agam hanya memandang ke arah lain, sepertinya cowok itu tidak mau di foto.
Aku memegang dadaku. Seperti ada yang meremasnya. Apa ini yang dinamakan sakit hati? Aku menggeleng-geleng pelan, tidak mungkin secepat ini aku suka dengan Agam.
Beberapa kata 'cie' mengisi kolom komentar, suka hampir sepuluh ribu, tak lupa kata 'cocok' membuatku merenggut.
Apa-apaan ini! Aku sudah seperti pacar yang cemburu. Sialan!
Tak ada caption satu kata pun. Hal ini jelas mengundang tanda tanya besar pada orang-orang kepo.
Aku melihat komentar-komentar lain. Kedua alisku naik saat melihat satu komentar yang membuatku sedikit marah.
Kak Agam!! Adiba mau dikemanain? Buang ke laut aja ya!
"Sialan banget nih Nathalie," aku berteriak dengan kesal. Sudah aku bilang dari dulu, sejatinya stalker tidak akan membicarakan hal-hal yang begitu menyinggung perasaan orang lain.
Tanganku gatal untuk mengetikkan kata-kata di bawah kolom komentar, yang tentunya itu kutujukan pada Nathalie, 'si cewek ngebet narsis'. Aku tak habis pikir, kenapa Nathalie begitu ingin menyingkirkanku dari Agam? Oh aku lupa, karena tingkat kepedeannya sudah melampaui batas, maka aku memang dia angak sebagai orang yang berada di bawahnya. Dan tentunya, dia menganggap Kak Agatha terlalu jauh di atasnya sehingga dia berfikiran bahwa Kak Agatha bukanlah tandingannya.
Aku mulai mengerti. Dengan kesal, kubanting ponselku ke samping. Aku kembali berbaring dan menarik selimutku hingga menutupi seluruh tubuhku. Masih pukul tujuh, biasanya aku akan bangun pukul delapan. Tidur sejam lagi sepertinya bisa membuatku meredam emosi dari si Nathalie sok cantik itu.
Okey, berani melawan Nathalie sepertinya bukan kendala. Aku mau melihat, apa cuma bibirnya yang bisa banyak omong atau dia juga bisa berkelahi.
Aku terkekeh. Tidak, aku tidak suka bermain fisik. Palingan, aku dan Nathalie akan saling tarik-tarik rambut.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
True Stalker
Teen FictionAdaptasi True Stalker sudah tayang di Vidio! 🎬 - Aku adalah stalker. Itu sebuah hobi? Bisa dibilang begitu. Tetapi, aku hanyalah seorang gadis SMA yang duduk di bangku kelas X. "Lo udah tahu kelakuan gue di sekolah. Satu cara supaya gue bi...