Bagian 3

351 131 31
                                    

Sudah pasti hal yang paling di tunggu-tunggu oleh siswa-siswi SMA Bakti Widya adalah bel pulang berbunyi. Bagaikan nada terbaik di hidup mereka.

Siswa-siswi SMA Bakti Widya beranjak keluar dari markas tempat mereka belajar menuju ke rumah masing-masing.

Gishel duduk di halte. Sementara Gama menghampiri Gishel dengan membawa motor nya. Gishel sedang melamun sendiri seperti orang kesambet.

"Lo ada eskul nggak hari ini?" tanya cowok ganteng dengan tinggi badan semampai dengan ciri khas alis yang tebal dan hidung nya yang mancung Gama Revansyah kepada sahabat nya Gishela Permata.

"Gue kagak ikut eskul apa-apa, tapi besok niat nya pengin daftar eskul basket deh kek nya" jawab cewek tomboy yang manis dengan ciri khas rambut di ikat satu, Gishel.

Gama terkaget-kaget dengan jawaban Gishel. "Ohhh.. gitu. HAH? APA? LO MAU IKUT ESKUL BASKET? kan jarang banget cewek masuk eskul itu nyet" cerocos Gama dengan balasan melongo oleh Gishel.

"L o le bay!"

"Lo tau gue itu tomboy kan"

"Lo tau gue gaada bakat seni"

"Bego kalo di suruh mikir"

"Paling takut sama darah"

"Nggak suka ngapalin banyak rumus"

"Gue udah pernah nyoba semua eskul. Tapi apa yang gue dapet? cuma bully an dari senior-senior gue, dan gue paling gasuka dengerin orang yang kebanyak bacot. Intinya, hampir semua eskul di sekolah itu nggak cocok dengan kepribadian gue! dan kek nya cuma eskul basket yang bisa nyesuain jati diri gue. Di eskul itu gue bakal terhindar dari cewek-cewek yang hobinya ngebacot."

Gishel dengan terang-terangan mengatakan semua unek-unek nya di depan Gama.

"Shel.. tapi kan banyak cowok-cowok sok, dan lo? lo udah pernah bilang kalo lo itu paling males sama cowok kek gitu. Thinking a long please!" sorot mata Gama jelas menuju ke Gishel dengan rasa tidak setuju nya.

"Kenapa jadi lo yang rempong? haha udah lah ini pilihan gue gam" Gishel tertawa kecil sambil berdiri dari tempat duduk di halte dekat sekolah nya. Menengok ke arah kanan menunggu keajaiban datang huek. Keajaiban itu akhirnya datang memuaskan hati Gishel yang sedang menggebu-gebu. Ya.. Bajaj lah keajaiban yang di tunggu Gishel. Dengan sigap ia langsung memasuki bajaj dan sama sekali tak peduli dengan Gama.

"Lo berubah shel, berubah 180 derajat" gumam Gama sambil meraih motor ninja nya yang ia parkir kan di depan halte dan segera menghidup kan mesinnya untuk ia jalankan membelah jalan menuju ke rumah nya.

*****

Gishel terus melamun di atas kasur nya sambil memeluk bantal guling memikirkan pilihan nya untuk masuk ke eskul basket sambil terus mempertimbang kan banyak hal.

"Ini salah satu jalan biar gue bisa..."

Tok tok tok

Kata-kata Gishel terpotong begitu saja setelah mendengar suara ketukan pintu kamarnya. Masuk lah seorang wanita parubaya membawakan buah kesukaan Gishel, yaitu pisang.

"Mamaaa"

"Lagi ngapain sih kamu? tumben ngga main game?" tanya wanita parubaya itu terheran-heran dengan perilaku Gishel yang berbanding terbalik dengan kebiasaan nya.

"A-anu itu ma.. itu loh Gi-gishel lagi mikirin tema buat bikin cerpen, ya bikin cerpen ma!" jawab Gishel tergagap-gagap mengatakan nya.

"Sejak kapan suka nulis cerpen?"

PLATONIC [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang