Bagian 26

54 10 0
                                    

I try, buat nerusin cerita ini guys, hehe. Bikos kesian udah bedebu dan ngejanjel gitu rasanya kalo belum sampe ending. Sedikit gue bawa kalian ke part sebelumnya yas, biar rada inget gt sama alurnya, hehe.

OKD HAPPY READING!

***

Gishel memang sudah membentuk kelompok dengan Nasya, Mayda, Bani, Agung, Revo, Tedi, Leri. Masih kurang 3 anak lagi untuk memenuhi syarat kelompok.

"Ya udahhh.. Geunta ikut kita yakan." ucap Agung sambil menepuk-nepuk punggung Geunta.

Semua mengangguk kecuali Gishel. Ia tak peduli dengan keadaan kelompoknya.

"Bentar. Kelompok kita kok cuma 8 orang?" kata Revo sang ketua.

"Keknya udah pada kebagian kelompol semua deh, Rev. Ya udah sih gapapa 8 doang. Si Gama sama Zana juga ga ikut kan?" jelas Mayda.

"Adudu.. bebeb maymay pengertian bangettt.." ucap Agung yang menjijikan.

Mata Mayda melotot membuat Agung menjadi takut. "Eh.. ampun kanjeng.."

"Kanjeng-kanjeng, nenek lo jamping! Gue gandain juga loh anu lo!" gerutu Mayda.

"Wadaw.. langgeng ya kalian. Ckck." ucap Geunta.

Dalam hati Geunta juga ingin memiliki status bersama orang yang dia sayang. Namun belum saatnya dia mengutarakannya. Nanti, pasti ada waktu yang tepat. Nanti.. tunggu tanggal mainnya. Geunta akan menunjukan kepada siapapun. Nanti..

*****

"Oke, langsung berangkat aja kuy. Keburu keduluan kelompok lain!" seru Nasya.

Di sisi lain Revo mengeluarkan pendapatnya. Seperti biasa, dia adalah manusia paling bijak diantara teman-temannya yang absurd. "Tunggu dulu. Kita belum tau rute sama strategi dari kelompok kita guys. Terus juga belum nentuin siapa yang bakal jadi captainnya."

"Allahu. Segala ada captain-captain kek mau sparing aja." celetuk Bani.

"Tuh kan gue bilang apa, main bola aja dah yok!" kata Agung yang tak pernah bisa serius.

Mayda sigap mencubit lengan Agung yang berada tepat di sebelahnya. Berharap sang kekasih hatinya itu diam dan menghargai kata-kata Revo.

Agung meringis kesakitan. "Ayam.. ayam.. ayam.. May! Ish lo mah, pacar  berasa emak tiri ck."

"Udah diem dulu diem!" ucap Geunta.

"Ho'oh, tendang ke mars sama Mayda tau rasa lo, gung." Tedi ikut angkat bicara. Sedangkan Gishel dan Leri hanya diam dan memutar kedua bola matanya.

Revo mengerutkan dahinya. "Please, kali ini aja gue butuh perhatian dari kalian sumpah. Ini demi kelompok kita."

"Yaudah sih, Rev. Ga usah terlalu serius juga kali. Ini kan cuma permainan biasa, bukan lomba pidato di America's Got Talent. Di bawa santai aja. Lo tau sendiri kan kelompok kita gimana orangnya, paling ga bisa serius." ucap Gishel tiba-tiba bijak.

"Nah tul. Duax!"

"Tigax!"

"Em--"

"Seratus dua puluh sembilan ribu juta. Ck. Yaudah sekarang terserah kalo kalian maunya gitu. Gue angkat tangan!" Revo mulai terbawa perasaan dengan kata-kata Gishel. Memang sudah menjadi sifat Revo seperti itu. Entah itu yang namanya sportif untuk teman-temanya, atau egois karna dia hanya ingin teman-temannya mengikuti kata-katanya.

PLATONIC [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang