Bagian 21

76 14 0
                                    

Author POV

Geunta memarkinkan motornya di depan garasi. Segera ia masuk kedalam rumah. Rumah yang bisa dibilang mewah. Mengingat ayah Geunta adalah seorang pengusaha yang sukses.

"Assalamu'alaikum." Geunta mengucapkan salam sambil berjalan menelusuri ruang tamu.

"Wa'alaikumsalam den.." Geunta disambut oleh seorang asisten rumah tangga di rumahnya. "Tumben pulangnya awal, den."

"Iya," mata Geunta berkeliling melihat sekitarnya. "Ibu mana?"

"Ibu ada kok dikamar. Nggak biasanya tadi tiba-tiba ibu nanyain den Fahmi lho.." orang dirumah memang memanggil Geunta dengan Fahmi.

Pupil mata Geunta menciut. "Oh, yaudah bi, bilangin ke pak jono ya, tolong masukin motor Fahmi ke dalem garasi." Geunta melangkah menuju kamar ibunya.

Klek.

Geunta menekan kenop pintu kamar ibunya. Terbukalah pintu. Terlihat ibu Geunta yang sedang duduk di pinggir ranjang sambil melamun.

"Ibu."

Ibu Geunta menengok. Melihat anak bungsunya masuk ke dalam kamarnya. "Fahmi.. Udah pulang?"

"Yang ibu liat?"

Ibu Geunta menarik nafas,dengan dan membuangnya perlahan. "Bagus deh.."

Geunta menaikan satu alisnya. "Tumben ibu ngarepin aku pulang. Biasanya kan nggak peduli, mau aku pulang atau enggak juga nggak penting kan buat ibu?"

"Ya.. kamu kan anak ibu. Emang salah?"

"Terserah ibu deh. Sekarang to the point ibu nyariin aku kenapa?" cetus Geunta.

"Miran.. tadi miran kesini nyariin kamu."

Geunta terkejut dengan perkataan ibunya. Bagaimana tidak, orang yang perlahan dia lupakan kembali lagi.

Miranda, lebih sering dipanggil Miran, seorang gadis yang sekarang usianya beranjak 18 tahun. Ia adalah masa lalu dari Geunta. Ya, memang gadis itu lebih tua dari Geunta.

Sudah hampir 1 tahun Miran menghilang dari hadapan Geunta. Entah apa yang membuat ia pergi meninggalkan Geunta tanpa kata sedikitpun. Itu yang membuat Geunta mulai melupakan Miran, dengan hati yang lapang.

"Ngapain dia kesini?" tanya Geunta dengan nada gemetar. Ia tidak ingin terjebak di ruang nostalgia. *Anj kea lirik lagu.

"Dia mau ketemu kamu lah. Ibu ikut seneng dia balik. Kangen banget curhat, masak bareng dia. Abis itu-" raut wajah ibu Geunta berubah sumringah. Memang dulu Miran sangat dekat dengan Ibu Geunta.

"Ibu plis! Fahmi udah berusaha mati-matian lupain dia, tapi ngapain dia balik lagi? Sampah."

"Kamu kok bilangnya kaya gitu sih. Bagus lah dia balik, kamu seneng kan? Kan ntar kamu bisa balikan sama dia."

"Nggak segampang itu." Geunta meninggalkan ibunya. Keluar dari kamar ibunya menuju ke kamarnya. Seketika Geunta drop mendengar Miran kembali.

LINE!

Suara notifikasi dari ponsel Geunta berbunyi. Segera Geunta buka ponselnya di saku seragamnya.

Miranda.

Fahmi..

bisa temuin gue nanti sore?

Di tempat biasa.

Semoga lu nggak lupa.

Fine.

Gue dateng

PLATONIC [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang