Semua itu terjadi begitu saja, ibuku datang, dia pergi sebentar kemudian kembali lagi dengan menggunakan tuxedo yang ah, bahkan kalaupun dia menggunakan karung goni sekalipun dia akan tetap terlihat tampan bagiku.
Tadi siang, setelah berbicara panjang lebar dengan ibuku kami menetapkan untuk melangsungkan pernikahan kami tahun depan, dan kami juga memutuskan untuk tidak membuat pesta pertunangan yang extravagant juga. Aku dan dia, kami tidak suka keramaian.
Ibuku tidak bisa tinggal terlalu lama karena kakakku akan melangsungkan pesta akikah anak pertamanya, aku akan menyusul ke Bogor nanti pada hari pesta akikahnya. Aku sebenarnya mau ke Bogor, hanya saja aku masih harus membantu dan menemani Merlin disini. Merlin sudah seperti keluargaku sendiri dan ibu juga memintaku untuk membantunya, dia bilang "kau pastikan Merlin tidak melupakan semua hal penting, kau tahu kan kebiasaan buruk dia. Bahkan handphone pun dia lupa meletakannya dimana" ya, Merlin memang sangat pelupa.
Malam ini, dia mau mengajakku pergi keluar. Entah kemana, dia bilang itu surprise. Dia bilang, dia akan menjemputku pukul 19.00 dan sekarang sudah pukul 18.56 dan aku merasa sangat nervous dan ada perasaan menggelitik di perutku. Aku melirik layar handphoneku yang menyala. Email?
To: Shaira
From: Issaiah Fredrichson
Subject: Dinner
Aku sudah di depan rumahmu, aku harap kamu sudah siap.Issaiah Fredrichson
Doctor and CEO of Fredrichson HospitalKenapa gak masuk aja sih? Harus lewat email segala.
To: Issaiah Fredrichson
From: Shaira
Subject: Ribet...
Kenapa gak masuk? Sebentar lagi aku turun, masih pakai kerudung.Shaira
To: Shaira
From: Issaiah Fredrichson
Subject: Banyak tanya
Cepat turun, kalau aku masuk kamu gak akan lihat surpriseku yang pertama. Jadi cepat turun Miss soon to be Mrs. Fredrichson.Issaiah Fredrichson
Impatient Doctor and CEO of Fredrichson HospitalAh bahkan emailnya dapat membuatku tersenyum gak karuan.
Aku segera merapihkan kerudungku dan turun ke bawah. Aku menggunakan dress selutut berwarna merah maroon dan celana serta kerudung yang senada. Aku juga menambahkan kalung sebagai aksesoris dan sepatu pantofel berwarna hitam. Dia bilang jangan terlalu casual ataupun mewah, okay i guess this will do.
Ketika aku turun, aku segera disambut oleh Inah, asisten rumah tanggaku yang terlihat sangat gembira.
"Shaaaa, ya ampun itu yang tadi siang kesini dateng lagi, meuni kasep jiga bentang pelem turki" ocehnya. Yaa aku tidak menyalahkannya, dia memang tampan. "Mba, jangan lama lama keluarnya, Inah mah masih takut. Tetangga sebelah kan kemarin ada yang meninggal"
"Iya Inah, aku gak akan pulang terlalu malem kok. Lagian kan ada Nina"
"Si Nina mah udah tidur, ya mbak ya jangan pulang malem malem"
"Iya Inah iya" kataku dan tak lama suara klakson mobil terdengar. "Inah, aku berangkat dulu ya, titip Bubble" kataku dan segera melangkah keluar.
Tiba diluar aku disambut oleh dia. Dia menggunakan vest dan kemeja serta celana senada. Sudah kubilang, dia tampan.
"Lama banget, aku hampir lumutan"
"Siapa suru gak masuk?"
"Karena dia gak mau masuk kalau gak kamu jemput" katanya sambil menunjuk ke mobilnya.
"Siapa?" Tanyaku, dan dia melangkah ke pintu kabin belakang mobilnya. Ketika dia membuka pintunya, aku melihat boneka The Pooh yang sangat besar, bahkan kepalanya harus menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Akan Esok
Romance"Aku sudah mulai meyusun rangkaian puzzle itu, kau tahu" Jawabannya membuatku bingung, mungkinkah dia sudah menentukan pilihannya? "Bagaimana kamu memulainya?" aku memberanikan diri untuk bertanya. "Aku memulainya saat aku menemukanmu kembali" Sebua...