Setibanya kami di bandara, kami dijemput oleh Aldo, kekasih Marlin. Dia dengan setia menunggu kami di pintu kedatangan sambil membawa satu buqet bunga mawar berwarna merah untuk Marlin.
Seperti dalam kisa dalam buku-buku roman, Marlin berlari menuju Aldo yang sudah menunggunya dengan tangan terbuka.
Ah, aku sudah seperti third wheeler yang tidak diharapkan. Jujur, aku tidak begitu suka dengan orang yang menunjukkan kemesraan mereka di tempat umum. I mean, come on why don't you get a room to do the smoochy.
Aku rasa sudah saatnya aku menyela, ini bukan film Bollywood okay "ehm!".
Mereka berdua akhirnya menengok ke arahku seolah olah aku ini Alien. Ya, aku Alien yang baru saja mengakhiri waktu mereka dalam khayalan film drama korea yang sering Marlin tonton.
"Kamu ini ganggu aja" keluh Marlin "oh ya, kenalin ini Aldo, Aldo Shaira, Shaira Aldo" lanjut Marlin.
Aldo memberikan tangannya "Aldo, calonnya Marlin". Calon? Aku mengangkat sebelah alisku sambil menatap Merlin. Dia bilang, Aldo pacarnya bukan tungangannya.
Menjabat tangannya aku menjawab "Shaira, teman dan penasihat Marlin" jawabku sambil tersenyum melihat wajah Marlin yang merah padam saat mendengar Aldo mengatakan bahwa ia adalah calonnya Marlin.
"Okay, semua sudah siap? Koper kalian juga sudah lengkap. Ayo kita berangkat." Lanjut Aldo. Aldo, dia cukup tampan. Ya wajar saja, dia adalah orang indo alias campuran. Menurut Marlin dia campuran Bosnia dan Indonesia. Marlin sendiri juga memiliki darah dari luar, dia adalah Arab peranakan Tanah Abang. Maka jangan aneh, walaupun dia terlihat sangat glamor dengan wajah ke arab-arab-an tapi kelakuan dan cara bicaranya, sangat betawi.
"Marlin, aku langsung pulang aja ya?" ayolah aku lelah setelah menempuh perjalanan selama 14 jam, tubuhku rasanya remuk.
Setidaknya waktu tempuhku sekarang tidak seperti waktu tempuh ketika pertamakali berangkat yaitu 24 jam. Maklum saat itu keadaan uang yang sangat terbatas tentulah aku harus mencari maskapai penerbangan termurah walaupun dengan konsekuensi yaitu aku harus menempuh perjalanan selama satu hari karena harus transit selama 11 jam di Dubai. Aku bangga dengan maskapai penerbangan tanah air yang kini menjadi maskapai penerbangan dengan waktu tempuh tercepat dari ibu kota menuju London. Memangkas waktu tempuh sebanyak 10 jam. Aku sangat berterimakasih pada maskapai penerbangan kebanggaan tanah air.
Aldo melirik kearahku lalu bertanya pada Marlin "Shaira udah kamu kasih tahu kan kalau ada orang yang mau ketemu sama dia?". Topik ini lagi.
Marlin segera menganggukan kepalanya "Sudah, dianya aja yang keras kepala".
"Marlin, kalau kepalaku tidak keras, mungkin otakku sudah hancur karena setiap pagi kamu memukul kepalaku" jawabku membuka salah satu rahasia Merlin. Dia memberikan tatapan "ku tandai kau!" karena aku membocorkannya, tapat dimukanya dan didengat pacarnya. Lagian kenapa harus marah? Kalau laki-laki itu memang serius dengan Marlin maka dia harus menerima setiap kekurangannya okay.
Aldo menatapku melalui kaca spion "Kenapa kepala kamu?".
"Setiap pagi, Marlin masih harus dibangunin dan kau tahu? Membangunkannya seperti membangunkan macan yang sedang tidur. Bahkan Marlin lebih ganas daripada Harimau Sumatra" Jawabanku membuat Aldo terkekeh sementara wajah Marlin menjadi merah padam layaknya buah tomat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Akan Esok
Romance"Aku sudah mulai meyusun rangkaian puzzle itu, kau tahu" Jawabannya membuatku bingung, mungkinkah dia sudah menentukan pilihannya? "Bagaimana kamu memulainya?" aku memberanikan diri untuk bertanya. "Aku memulainya saat aku menemukanmu kembali" Sebua...