Aku sekarang masih dikamar, kulihat jam sudah menunjukan angka 8, berarti acaranya udah mulai, dan aku? Udah jadi bini orang.
Aku masih dimake up, oleh perias yang disewa sama Mommy.
Kulihat muka mommy, sangat marah melihatku baru bangun, ampun dah.
Emang salah aku juga sih kenapa bangunnya jam setengah 6.
Akhirnya muka aku sudah selesai di Make up.
"Mommy, jadi aku ngapain disini terus? Ketemunya kapan!" tanyaku kepada Mommy yang sedang duduk di kursi dekat pintu kamarku.
"Ya bentar lagi, kenapa kamu yang ganjen sekarang? Kenapa kamu?" tanya Mommy, dan aku langsung mikir.
Lah iya juga, kenapa akunya jadi ganjen? Eh tapi penasaran banget sumpah, aku hanya lihat dia di foto aja, lah anjir.
Padahal kata Mommy aku seuniversitas sama dia, tapi kok aku gak pernah ketemu ya? Apa karena beda semester? Atau beda jurusan?
Aku juga gak terlalu kaget pas Mommy jodohin aku sama anak temen arisannya. Gimana gitu jeng.
Lah, mommy bilang sama aku pas umurku masih 14 tahun, bayangkan.
Saat itu aku masih polos-polosnya, dan langsung seneng kalo dinikahin.
Mommy sangat memanfaatkan kepolosanku.
Pas aku ulang tahun ke-15 tahun, mommy selalu bilang gini. "Bentar lagi Xeno, 4 tahun lagi."
Kan aku gak ngerti maksudnya apaan.
Dan pas aku ulang tahun ke 19, baru aku sadar kalo aku mau dinikahin. Lah kaget sih enggak, tapi ya gitu, Nikah muda epiriwer.
"Eh malah bengong, ayo kebawah, katanya mau ketemu sama Suamimu," ujar Mommy membuatku terkejut, iya juga sih.
"Ayo deh," dengan perasaan penasaran dicampur canggung dan deg-degan karena akan ketemu suami yang hanya dilihat dari Foto.
Dan pasti kalian bingung, apakah aku ada Foto Pre-wedding, jawabannya ada kok.
Pas sebelum Nikah aku sempat bertemu dengannya hanya untuk berfoto, itupun aku gak akrab gitu sama dia.
Nah kali ini aku akan melihatnya langsung dan akan dekat dengannya karena yaiyalah akukan Istrinya.
"Nah itu suamimu, gantengkan? Lebih ganteng daripada difotokan? Lebih ganteng dari kemarin pas foto pre-weddingkan?" tanya Mommy pas kami lagi menurunin tangga, kenapa orang semua ngikutin turun sih? Acara akad nikahnya kan udah.
"Terserah Mommy deh, btw, kenapa semua orang turun dari atas, mom?" tanyaku membuat Mommy tertawa.
"Itu penggiring kamu, sayang," ujar Mommy sambil tersenyum, tumben amat panggil sayang, biasanya panggil Xeno aja.
"Bukannya penggiring tuh pas nanti resepsi ya?" tanyaku lagi, dan mommy hanya mengangguk. "Kamu diam aja ok! Pas resepsi nanti ada yang lain."
Aku segera diam, mungkin Mommy kesal karena aku bertanya mulu.
Akhirnya aku turun dari tangga, sangat lama ya? Soalnya kamarku dilantai tiga. Gak ada yang nanya ya.
"Nah itu, duduk disini ya sayang," ujar Mommy setelah mengantarkan aku disebelah cowok, hmm, sudah kupastikan dia suamiku, kalo tau kenapa pake nanya lagi, Xeno.
Sang cowokpun langsung sadar dan menoleh kearahku, anjir! Ganteng bet.
"Hai," sapanya saat menoleh kearahku.
"Hai juga," jawabku canggung, yaiyalah, ini baru kali ini aku sedeket sama cowok dan ingat di suamiku.
Aku langsung duduk disebelahnya.
"Axel Raymond, dan kamu pasti Xenovia Caroline," ujarnya sambil menatapku yang sudah duduk disampingnya.
"Iya, kok bisa tau ya?" tanyaku dengan muka polos aka idiot itu.
"Lah, kan tadi aku ngucap nama kamu pas akad nikah," jawabnya sambil tertawa, fix. Aku bodoh banget.
"Ok, stop!" ujarku.
"Ok," jawabnya dengan santai.
"Btw, nama kamu udah jadi Xenovia Raymond ya, hihihi!" ujarnya sambil terkikik, aku hanya mengeryitkan dahiku, kok dia ikutan idiot.
"Garing banget, Kak Ax." ujarku membuatnya terdiam, mampus luh.
Karena mama bilang dia beda satu tahun dariku. Jadi harus pake kakak dong.
"Iya aku tau kalo itu garing, namanya jugakan aku bukan pelawak," jawab Axel sambil menghadap kesamping, yaelah mudah baper banget nih si Kakak.
"Yaelah Kak, masa langsung baper."
"Diem kamu, eh kenapa pake Kakak? Kukira kamu kurang ajar sama suami," ujarnya membuatku ingin meledak, masih enakkan aku udah manggil dia Kakak.
"Ah berisik kalian, baru kenal langsung berantem, mau kalian berdua apaan? Pokoknya selesai resepsi langsung ke Apartemen yang udah disiapin Papamu, dan tidur sekamar!" ujar Mamanya Axel dengan panjang lebar, dan apa tadi? Tidur sekamar, ya ampun.
"Iya-iya Ma," jawab Axel sambil menyikut lenganku, mungkin dia juga menyuruhku ikut-ikutan.
"Iya Tan," ujarku membuat Axel langsung menyikut lenganku lagi, "Eh maksudnya Mama."
"Bagus, dan sekarang diam disini, gak lama lagi kita ke gedung resepsi, ok!" ujar Mama sambil berjalan pergi dari hadapanku dan Kak Axel.
"Ya ampun, mamamu sama mommyku sama aja ternyata!" ujarku dan langsung diledek Kak Axel. "Curhat mbak?"
Kurang ajar banget, kukira anaknya baik gimana gitu, ternyata ah sudahlah.
Pagi-pagi udah buat masalah aja.
Tapi gapapa, yang penting dia ganteng.
Tbc.
Cinta bukan lihat dari tampang aja, Xen. :v
Ok, update lagi, mungkin aku apdet 2 kali atau 3 kali sehari, atau mungkin hanya 1 kali. Itu sesuai mood aja.
Btw part ini agak ada bedanya, lebih panjang maybe? :v
Ok, thankiess.
Sincerely Yours, Soufi S.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying With The Bad Boy✔
Chick-LitHighest rank : #6 on ChickLit [14.09.16] Awalnya mereka biasa aja, tapi lama-lama mereka gak mau berpisah. Hal itulah yang terjadi pada Axel dan Xeno. Mereka awalnya hanya dijodohkan, eh lama-lama malah suka sama lain, eh. Copyright ©2016 by Soufi S...