4th ↪ axel scenario.

34.1K 1.9K 69
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca, terima kasih.

****

Axel's POV.

Kulihat Xeno mau turun ke bawah, eh dia gak sadar ya, kalo bajunya itu robek? Tapi kok gak robek lagi? Lah kenapa ya? Mungkin mamaku memberikan peniti untuk gaunnya.

Kulihat dia sedang menghampiri cewek yang daritadi lihatin aku, what!!! Dia ngapain?!!

Segera aku menyusulnya.

Xeno's POV.

Karena aku sedikit kasihan sama Axel, jadi aku samperin aja tuh cewek yang daritadi lihatin Axel kayak kucing lihatin incarannya aka Axel menjadi ikan.

"Xeno, ngapain?" dan ternyata itu Axel.

"Kakak lihatin aja, ok!"

Akupun berjalan kearah cewek yang gendut itu, dan kulihat Axel mengikutiku dari belakang dengan muka ketakutan, segitunya ya, Kak Axel?

Dan yang mau disamperin malah senyam-senyum gaje, mbak gak sadar ya abis ini aku akan bentak, mbak? Dasar gak punya malu.

Sebelum aku samperin tuh mbak, aku tanya dulu ke Axel.

"Kak Ax, ini namanya siapa?" bisikku, dan dia segera berpikir.

"Hmmmm, Niki kalo gak salah, aku aja gak kenal sama dia, dan gak sudi kenal sama dia," bisik Axel membuatku mengangguk.

Setelah itu aku langsung berjalan kearah mbak itu.

"Hai, Mbak Niki, kenal aku gak?" tanyaku dengan muka gaje, dan dia mengangguk.

"Nah siapa?" tanyaku lagi sambil menatap Niki yang dandanannya heboh gitu. Kak Axel ngundang dia ya?

"Istrinya Axel," jawabnya dengan muka dibuat-buat manis gitu, aku lihatnya mau muntah malah.

"Najis banget, yaelah," ujar Kak Axel dengan kecil, tapi aku mendengarnya.

"Mbak kenapa lihatin, Kak Axel terus?" tanyaku kepada mbak ini.

"Gapapa, karena aku suka sama dia," jawabnya dengan santai, dan Axel langsung berdiri dibelakangku dengan ketakutan.

Dia gak punya malu? Atau urat malunya udah putus? Ngajak berantem ini.

"Mbak gak sadar, kalo mbak gak akan bisa dapatin Kak Axel, karena Kak Axelnya aja gak suka sama mbak," ujarku membuat wajah mbak Niki, memerah, mungkin dia malu atau marah.

Kulihat para tamu malah menonton. Abaikan. Dikira kami lagi buat sinetron apa.

"Aku yakin kalo Axel, suka sama aku, dan dia gak suka sama kamu," what! Dia bilang apa barusan, ini membuatku kepanasan. Percaya dirinya terlalu tinggi membuatku geli.

"Siapa bilang?" tanya Axel tiba-tiba sambil tersenyum licik. Kok mukanya gitu ya, mencurigakan.

"Kata aku," jawabnya, dan kulihat Axel langsung menarikku dan kalian tau apa? Yups dia menciumku.

Aku hanya bengong dan menatap bola matamya tajam, sialan ini first kissku!

Para tamu, dan keluargaku dan keluarga Kak Axel langsung kaget, ini namanya nekat.

Axel segera melepaskannya dengan perlahan, membuatku malu, diapun langsung tersenyum bocah.

Tadi dia ngapain?!!!! Astaga. Aku tau dia tadi menciumku.

"Mana buktinya kalo aku gak suka sama Xeno?" ujar Axel sambil mencium pipiku.

Lah kok dia nambah mencium pipiku pula, mulai berani nih.

Btw, Ini mah bukan skenarioku. Tapi skenario Axel!

"Dan pergilah, aku gak ngerasa ngundang kamu, dan Kak Axel apakah kamu ngundang dia?" tanyaku menahan napas, karena sangking deg-degannya. Abis dicium dan yang menciumku hanya diam saja.

"Gaklah, lihat mukanya aja buat aku muntah," jawabnya pedas, aku gak kaget dia jawab gitu.

Dasar badboy.

"Dan satu lagi untuk kamu," ujar Axel kepadanya dan kulihat mukanya memerah karena ingin menangis, rasain lo.

"Dia ini istimewa, karena itu aku langsung suka dan cinta sama dia," ucap Axel membuatku kaget, dia beneran? Atau cuma bohongan? please beneran please.

Dan kulihat Mbak itu langsung pergi dari hadapanku, maaf ya mbak, ini skenario Kak Axel.

Eh aku mau nanya yang tadi sama Kak Axel tapi keburu acaranya mau abis, yaudah aku tanyakan nanti di Apartemen nanti.

****
Karena mau pulang para tamu langsung keatas untuk salam-salaman.

Temanku semuanya bilang ke Kak Axel, sama! "Kak Axel, kakak keren sama sosweet banget!"

Alay ih. Muak daritadi lihat yang gini semua.

"Xeno, kamu beruntung deh," semua temenku bilang gitu astaga, ku hanya jawab dengan senyuman kikuk.

Dan satu lagi pertanyaan yang ada dipikiranku, teman-temanku dan temannya Axel pada bilang gini. "Cepat isi ya," apaan maksudnya? Apakah aku ini terlalu polos, dan Kak Axel hanya jawab, "Langsung kok," apaan yang langsung?

"Kak Axel, apaan yang langsung?" tanyaku membuat Axel tertawa.

"Lihat aja nanti malam," ucapannya membuatku merinding.

Nanti malam.

Huaaaaaa, apaan. Apakah isi itu hamil?

Tbc.

Aku gak sadar kalo dulu aku nulis partnya pendek-pendek, maaf dulu masih labil, terus lagi sibuk ngurus masuk SMK jadi gak terlalu perduli sama cerita ini.

Nah, karena sekarang aku perduli sama semua ceritaku, karena itu aku edit.

Dan iya, hari ini aku hanya update 1 part, karena aku lagi sakit. Babay! See you next part!











Sincerely Yours,

Soufi Silvia.

Marrying With The Bad Boy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang