23rd ↪ xeno & xezio

15.7K 721 24
                                    

Budidayakan Vote dan Komen ya.

Author's POV.

Sekarang sudah hari ketiga, dan Xeno belum bangun lagi.

Dokter bilang tidak masalah, karena sekarang Xeno mulai memulih.

Jadi Axel bisa menjaga Xezio dengan tenang.

Tapi bagaimana ini? Mamanya gimana?

Mamanya masih mengurung diri dikamar, gak mau makan, membuat Axel khawatir.

Reino juga tidak bisa apa-apa, bahkan Xeziopun tidak bisa apa-apa.

Bahkan sampai sekarang mamanya belum bertemu dengan Xezio, karena mengurung diri dikamar terus-menerus.

"Kakak, Kak Xeno bangun!" ujar Reino yang barusan keluar dari ruang rawat dimana Xeno ada disana.

"Ok, ayo masuk," jawab Axel sambil mengendong Xezio dengan hati-hati.

Rinda bilang mau pulang bentaran aja, tapi sampai sekarang belum kesini lagi.

Reino segera membuka pintu ruangan tersebut.

Para perawatpun keluar setelah selesai memeriksa Xeno.

"Hai Xeno! Ok, Xezio say Hai for mama!" ujar Axel sambil memainkan tangan Xezio membuat Xeno tersenyum.

Yeah, dia hari ini baru bisa bertemu anaknya.

Kemana aja aku ya, pikir Xeno.

"Hai Kak, Hai Reino," sapa Xeno sambil berusaha duduk, tapi gak bisa.

Segera Reino menolong karena dia tau gak mungkin kakaknya menolong Xeno.

Xeno masih menatap kearah anaknya yang tembam itu.

"Xeno, kalo kamu mau ngendong Xezio, ini," ujar Axel sambil menyerahkan Xezio kepada Xeno, dan dengan tanggap Xeno mengendong Xezio.

"Xezio?" tanya Xeno sambil menatap kearah anaknya.

"Yups, namanya Xezio," jawab Axel sambil mengacak-acakan rambut Xeno, membuat Xeno cemberut.

"Yaelah kak, sifatnya tuh jangan mudah ngambek," celetuk Reino membuat Xeno menatap tajam kearah Reino, "maafkan hamba, ratu."

Axel hanya mengelengkan kepalanya melihat Adik dan Istrinya itu.

Xeno teringat kenapa dia bisa masuk kesini dan melahirkan pada bulan ke-8.

Apakah dia harus bertanya kepada Axel?

"Kak?" tanya Xeno.

"Ya, kenapa."

"4 hari yang lalu kenapa kakak nangis?" tanya Xeno membuat Axel murung, Reino juga.

Setelah itu Axel tersenyum.

"Papa udah pergi," jawab Axel sambil mengelus-elus kepala Xeno.

"Pergi? Beneran?" tanya Xeno menahan tangis.

"Iya, udah jangan nangis, nanti Xezio ikut nangis," ujar Axel membuat Xeno mengelap air matanya dengan tangannya.

"Kakak, aku mau keluar dulu ya," ujar Reino membuat Axel mengangguk.

"Aku senang kamu sadar, aku senang kamu gak ninggalin aku, disini," ujar Axel lirih membuat Xeno menatap Axel kaget, Axel kenapa?

Tanpa babibu Xeno langsung memeluk Axel dengan erat sampai melupakan kalo ada Xezio ditengah-tengah mereka berdua.

Axel tidak membalas, tapi malah menangis.

"Jangan nangis, kak," ujar Xeno sambil mengusap-usap punggung Axel yang bergetar.

Marrying With The Bad Boy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang