Eleven. Rapat

147 4 0
                                    

"Kalian pada nge-gosipin apa?"

Aku tersentak. Entah sudah berapa kali aku melamun hari ini. Astagfirullah....

Kalau ada Ariana, pasti dia akan mengejekku, "Kemarin ayam tetangga kita mati lho, gara-gara bengong."

Pertanyaannya, "Dari mana Ariana tahu kalau tetangga kami punya ayam?"

Boro-boro. Pernah melihat wajah tetangga saja tidak pernah. Maklum. Ibukota. Serba sibuk. Individualistik. Egois.

Nah, kan.. Aku bengong lagi.

"Kalian nge-gosipin apa sih? Kayak ibu-ibu arisan aja deh," tanya kak Farah. Senior tingkat akhir. Plus, koordinator baru LDK bagian akhwat 'kami' yang entah darimana tiba-tiba datang dan nimbrung.

"Udah dapat kabar belum, kak? Al-islam yang disimpan ikhwah di masjid ini hilang," lapor Aliya.

"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Kamu tau dari mana Al?"

"Ikhwan lagi gencar-gencarnya pasang status bbm," jawab Aliya polos. Ok, ukhti yang satu ini memang paling rajin nge-sosmed. Maklum juga sih, anak informatika.

"Aku jadi mikir lho, jangan-jangan pelakunya adalah oknum yang sama dengan yang mencabuti pamflet dan spanduk kita," tebak Miranda.

"Mungkin saja tuh, kak, ukhtifillah" Mila ikut nimbrung.

"Mereka tega bener yaaa... Padahal kan kita saudara. Sudah nyebar fitnah kalau kita ini organisasi sesat, ditambah lagi, merusak barang-barang kita pula," keluh Zahra.

Weh.. Aku sih mahasiswa baru ya... Jadi masih polos. Hehee...

Tapi roman-romannya, aku jadi bisa 'berfikir cepat' dan memahami arah laporan kawan-kawan di depanku.

"Hush. Istighfar. Jangan suudzon begitu. Jangan sampai ini ulah pihak-pihak yang sengaja mau mengadu domba kita. Kalau kita emosian begini, kayak ikhwan yang malah pasang status di media sosial, aku takutnya_kalau memang ini ulah orang yang sengaja ingin mengadu domba LDK-LDK di kampus_ mereka akan tertawa senang."

"Kok aku gak kepikiran ya, kalau ini bisa jadi provokasi untuk mengadu domba kita dengan LDK lain?" celetuk Aliya.

"Loe sih, Al. Suudzon mulu," kali ini suara Miranda.

"Ih, kok jadi nyerang aku sih? Tadi kamu setuju kok," bela Aliya.

"Aku gak bilang apa-apa," Miranda berkilah.

"Tadi ngangguk pas aku ngomong."

Oh my...

"Sudah. Kok malah kalian yang ribut?" tegur kak Farah, diiringi kekehan. Maklum, kami masih muda. Masih sering khilaf dan lupa membuang sifat remaja kami. Hee.. Alibi.

"Sudah baca grup bbm belum?" tanya kak Farah.

"Sudah, kak," jawab kami kompak.

Hari ini ada rapat LDK seluruh fakultas di kampusku. Agak mendadak sih sebenarnya. Baru diumumkan tadi malam di grup bbm. Mungkin karena al-Islam yang hilang? Atau hal lebih penting lainnya?

Entahlah. Ini rapat pertama yang aku ikuti selama kuliah disini.

#

Pukul 13.00 WIB.

Seluruh pengurus LDK_baik akhwat maupun ikhwan, dari seluruh fakultas di kampus, mulai dari jenjang s1 hingga s2_berkumpul di pelataran kampus. Tentu saja duduknya dipisah. Laki-laki di sebelah kiri, perempuan di sebelah kanan.

Kalau diatur berdasarkan shaf shalat, alias laki-laki di depan dan perempuan di belakang, kasihan akhwat yang duduk di barisan belakang, mungkin ia tidak akan mendengar terlalu jelas penyampaian yang akan disampaikan.

Love to SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang