Memaafkan bukanlah hal yang salah, memaafkan bukanlah hal tabu, memaafkan bukanlah dosa. Tapi memaafkan adalah hal luar biasa yang sulit dilakukan manusia di muka bumi. Memaafkan bukan berarti semuanya berakhir tapi melainkan membuka lembaran baru, mengganti kertas yang telah usang dengan yang baru. Jadi, memaafkan adalah hal yang begitu mulia.
Fay.
*********************
Tangisan bayi itu terdengar di seluruh penjuru ruang bersalin. Satu berhenti, digantikan lagi suara tangisan merdu yang sedikit cempreng. Bayi kembar laki-laki dan perempuan itu kini berhasil melewati rahim ibunya.
Tangan bayi kembar itu mengepal, sebuah keagungan tuhan yang menandakan bahwa mereka kelak akan menggenggam dunia. Semoga.
"Terima kasih sayang, kau wanita hebat, kau kartiniku" prilly tersenyum mendengar pujian dari ali. 'Kartini' siapa yang tak bangga di panggil kartini. Perempuan hebat yang telah mengangkat derajat wanita.
"Selamat hari kartini, kartiniku". Prilly mengangguk, lagi. Betapa bahagianya ali saat ini. Memiliki istri hebat, dan anak-anak yang kelak akan menjadi kebanggaannya.
"Uuhh..mimiknya kenceng banget anak daddy" ali tertawa melihat putra nya yang tak mau kalah dengan putrinya. Bibir prilly membentuk bulan sabit, hatinya bergetar tak henti mengucap syukur.
"Namanya siapa ?" prilly mendongak menatap suaminya yang sedang tersenyum melihat anaknya. "Farhan putra habbian, buat si babang" prilly mengangguk tanda setuju. "Shakeera putri habbian, buat si cantik".
Sayang, kabar gembira ini tak bisa dinikmati dari kedua pihak keluarga mereka. Papa prilly yang meninggal karena penyakit komplikasi. Sedih memang, saat dimana ia berjuang melahirkan jabang bayi si cucu untuk sang papa, tapi apa boleh dia kata jika tuhan berkehendak lain.
***********
Seminggu sudah prilly dirumah, kesibukannya kali ini bertambah. Tak hanya mengurus si all yang terkadang seperti bayi, tapi juga mengurus si kembar yang benar-benar memang bayi."Sayaaaaang.....!!" tuh kan, baru saja dibilang orangnya sudah berteriak tak jelas.
"Iya sayaaang aku didapur.. Jangan teriak ntar si kembar bangun". Sahut prilly dari bawah tak kalah keras."Emang udah bangun, tuh lihat" prilly terlonjak kaget saat ali tiba tiba dibelakangnya.
"Ya ampun sayang, kamu kan bisa panggil aku atau apa kek. Ini malah dibawa sendiri kesini, ntar kalo ada yang jatoh gimana? " hah! Sudahlah li, niat hati mau menolong eh malah omelan yang didapat.
"Untung dibawain, ntar kalo malah kenceng nangisnya gimana? Asi juga di dia. Dasar mak mak". Gerutu ali yang keluar dari dapur menuju ruang keluarga.
Sebenarnya prilly mendengar tapi ia hanya mampu tersenyum. Suaminya suami siaga.
Rasa syukur yang bagaimana lagi yang diucapkan prilly, rasa bangga yang seperti apalagi yang harus dirasakannya. Betapa indahnya surga dunia yang diberikan tuhan padanya.
Selesai dengan alat dapur dan lainnya, sepaket dengan penataan di meja makan. Prilly menghampiri suaminya di ruang keluarga.
Tak terasa kristal bening itu turun membentuk sungai di pipi putihnya melihat bagaimana ali berkomunikasi dengan si kembar, bagaimana ali menceritakan kisah hidupnya minus yang buruk.
Prilly tahu anaknya tak paha dengan apa yang dibicarakan ali, tapi setidaknya memori bayi sangat kuat untuk merekam apa yang di dengar nya.
"Ntar, kalo abang gede abang nerusin perusahaan daddy. Harus bisa ngelindungin dedek saka mommy kalo daddy lagi nggak dirumah, oke jagoan!"
![](https://img.wattpad.com/cover/47690060-288-k941822.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Drowning in the past
FanfictionDia beda, sangat berbeda. dingin, angkuh, tapi saat aku mendekatinya rona merah itu muncul. entah bagaimana masa lalunya, yang kutahu aku terobsesi padanya. sungguh! Ali Stuart Habbian Dia beda memang berbeda. tapi tetap saja semua laki laki di m...