Chapter 3

19.1K 1K 2
                                    

PRILLY POV

Entah apa yang ada di pikiran orang tuaku sampai mereka nekat berbuat hal yang di benci tuhan namun di anjurkan tersebut. Ya perceraian, entahlah aku pun juga sudah lelah melihat mereka terus bertengkar tak ada habisnya. Sampai aku memutuskan untuk membeli penthouse dan tinggal di sana.

"Maaf miss, ada yang ingin bertemu dengan anda" pegawaiku membawaku keluar dari lamunanku tentang papa dan mama. "Siapa?" jawabku, tumbe sekali ada yang mencariku pagi pagi. "Saya tiak tahu miss, dia wanita namanya sonya". Ah ya! Aku melupakan gadis bermulut toa itu haha! "Baiklah suruh dia masuk".

"Aaaaaaa ilyyyy gue kangen..." oh my god! Lebay skali dia lihatlah baru beberapa hari yang lalu bertemu dia sudah merindukanku? Oh god! Help me now. "Tumben lo kesini ada apa?" sengaja tak mau berbasa basi aku langsung bertanya intinya, tentunya denan senyum. "Gue pengen ngajak lo lunch hahaha". Wah gila ni anak mana ada lunch pagi pagi begini yang benar saja. "Lo bangun kan?" tanyaku. "Hah" oh god dia menganga cengo.

"Yaudah ntar lo sms.in alamatnya kita lunch bareng" putusku akhirnya. "Ya nggaklah" sahutnya sambil mengedipkan sebelah mata. "Maksut lo?" tanyaku dengan memcingkan mata. "Yaa maksut gue, gue nungguin lo disini nunggu lo kerja sampai pulang hahahahaha" oh no! Apa dia bilang menungguku dan dia tertawa bagus sonya. "Ya ya ya terserah lo aja lah" dan dengan pasrah kuturuti kemauannya.

Sejak tadi dia tak berhenti mengoceh, bertanya ini itu, atau apalah. Dasar sonya! Dan yang paling kubenci adalah saat dia bertanya padaku apakah aku sudah mempunyai kekasih, oh good job sonya pertanyaan menjebak. Padahal dia tahu seberapa bencinya aku pada makhluk tuhan yang berjenis kelamin laki laki itu. Dan apa dia bilang tak semua laki laki itu sama, bulshit! Semua laki laki sama titik!

*********
AUTHOR POV

Jam makan siang pun datang. Seperti yang sudah di rencanakan dua wanita cantik ini lunch bersama. "Heh! Lo kenapa?" tanya sonya sambil menepuk pundak sahabatnya. "Hah, nggak nggak papa" sahut prilly sedikit terkejut.

Setelah memesan makanan mata prilly tak berhenti berputar dan oh tidak dia melihat kaum adam itu lagi bersama wanita yang berbeda lagi. "Cih! Semua kaum adam sama saja" batinnya mendecih. "Woy! Ayo dimakan buru dingin tuh makanan" sentak sonya membuat lamunan prilly buyar seketika. Tanpa menjawab ia langsung melahap makanannya. "Eh buset nih anak maen makan aja" dumel sonya yang melihat prilly langsung melahap makanannya.

"Tuhan, sampai kapan sahabatku seperti ini tenggelam dalam kegelapannya" bati sonya miris melihat sahabat tersayangnya sekarang berubah menjadi sosok yang dingin. "Yaudah yuk kita balik" putus sonya akhirnya setelah makanan mereka habis. "Hm, yuk" jawab prilly seadanya.
*********
ALI POV

Huh! Lagi lagi pekerjaan yang menyebalkan. "Woy! Li" huh dasar roy kebiasaan, "hm kenapa?" kujawab saja sekenanku. "Ah elah gitu amat jawaban lo" "trus gue harus jawab apa?" benarkan lalu aku harus menjawab apa lagi? "Ntar malem anak anak ngadain pesta" "dimana?" tanyaku antusias, kenapa? Krna dimana ada pesta disana pasti banyak wanita ahh kalian tahu saja apa yang ada dipikiranku.

Setelah memberitahu tempatnya kevin langsung pergi dasar! Oh no hampir lupa aku ada janji dengan jalang itu pas jam makan siang ini. Aku bergegas keluar dan meluncur menuju resto yang dijanjikannya. Mana dia? Ya sekarang aku sudah sampai di tempat tujuan, nah itu dia.

"Ada apa?"
"To the point banget sih beib"
"Gue gapunya banyak waktu buat lo"
"Oke, aku ngajak kamu kesini mau memperbaiki hubungan kita"
Good! Belum puas kemarin dia kuperlakukan kasar cih! Dasar jalang!
"Sorry gue gabisa dan kayaknya waktu ghe udah habis"
Sebelum dia menjawab dan mengoceh tak jelas langsung saja kutinggal pergi haha! Biarkan saja.

Huh! Kenapa macet sekali, kebiasaan ibu kota. Akhirnya sampai rumah juga. "Ali kenapa kamu pulang?" yah gotcha ali kenapa kau malah ke rumah kena kau. "Itu ma, emm.. Ali lagi nggak enak badan iya nggak enak badan" huh tak masuk akal ali sejak kapan kau penyakitan hah! "Oh ya? Yaudah istirahat yang banyak, biar cepet sembuh, walaupun kamu pemimpin perusahaan kamu juga harus memberi contoh yang baik bagi bawahanmu" tuh kan mama ngomel selalu seperti ini bukannya memanjakanku malah mengomeliku tak jelas. "Hm iya ma".

Haah enak sekali rebahan, aku tak sabar menunggu nanti malam, pasti menyenangkan pesatanya. Minum, wanita, dan ooh mungkin aku akan mendapatkan mainan baru hahahaha.

***********
AUTHOR POV

Malam pun tiba seorang lelaki tengah berdiri tegap di depan cermin membenahi pakaiannya, cukup simple celana jeans hitam, kaos hitam polis dan tak lupa hoodie merah hitam nya. Sungguh rupawan sekali makhluk tuhan ini.

Di lain tempat tampak seorang wanita yang wajahnya tampak kusut "aaaarghh...." teriaknya kencang. Ia frustasi dengan hidupnya, walaupun orang melihat hidupnya sempurna sesungguhnya tidak. Banyak masa lalu yang kelam yang membuatnya takut. Takut akan melangakah kedepan, takut akan lelaki, takut akan aah sudahlah masih banyak lagi.

Kembali ke ali. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang memecahkan heningnya malam ibu kota. Seteleah memarkirkan mobilnya ia segera turun dan masuk menemui teman temannya.

"Woy, ini dia yang di tunggu tunggu" roy berkata sambil menyalami ali. "Yoi" seperti biasa setelah selesai bersalaman dengan yang lainnya ia langsung duduk dan yang pasti dikerumuni oleh jalang. "Gila lo li baru aja dateng udah di sosor aja" steven teman satunya berkata sambil menggoda ali, laki laki berwajah oriental itu juga tak kalah tampan dari ali. Yaa tapi tetap masih tampan ali bukan? "Hahaha gue itu ada daya tariknya bro" ali menjawab asal.

Mungkin karena terlalu mabuk atau apa entahlah ali merasakan pusing yang luar biasa tak biasanya dia seperti ini, aneh. Ia berjalan gontai keluar ruangan untuk mencari toilet, tapi tak disangka saking tak kuatnya menahan mual alipun memuntahkannya dan "ooouchh..mas kalo nggak biasa minum nggak uah sok so'an minum dong" sang wanita yang terkena muntahan ali pun tak terima. "Ma..ma..maaf mbak sa..sa..saya nggg nggak sengaja" ali menjawab dengan susah payah. Sang wanita pun langsung pergi meninggalkan ali sendiri.

"Gila tuh cewek galak amat" omel ali yang mulai mendapatkan kesadarannya lagi. Setelah selesai ali tak kembali ke ruangan pesta bersama teman temannya melainkan ke tempat umum dimana banyak kerumunan orang dan dentuman musik yang memecahkan gendang telinga.

Tak sengaja ali melihat wanita yang tadi terkena muntahannya sedang duduk sambil membawa vodka dengan pandangan kosong. Aneh, satu kata yang ada di otak ali. Bagaimana tidak ia datang ke club tapi tak bersenang senang melainkan melamun. Ah sudahlah untuk apa ia memikirkan wanita bukannya semua wanita itu sama. "Tapi dia beda ali lihatlah dia seperti memiliki beban yang berat" "jangan ali mungkin itu hanya akal akalannya saja untuk mencari perhatian" yah itulah perdebatan batin ali "aargh ngapain juga gue mikirin dia" dia berkata sambil berlalu.

*********
PRILLY POV

Aah laki laki sialan bisa bisanya dia muntah di bajuku untung aku membawa baju ganti.

Sungguh aku ingin bangkit dari semua ini tapi sepertinya sangat sulit bayangan itu seperti kaset rusak. Tuhan sampai kapan seperti ini.

"Apa papa bilang mama selingkuh? Nggak salah? Bukannya papa?" gadis remaja itu berkata sambil menangus ketakutan. "Kamu diam! Kamu tidak tau apa apa dasar anak tak tau diuntung!" plaak! Gadis remaja itu tersungkur setelah tangan kokoh sang ayah mendarat tepat di pipinya.

"Udah mas ily nggak salah apa apa" sang ibu berkata sambil merengkuh putri semata wayangnya. "Alah kalian sama saja" sang ayah berkata sambil berlalu, braak! Membanting pintu dengan keras tak mempedulikan penyakit jantung sang istri. "Mamaaaaaaa" teriak gadis remaja itu tiba tiba. sang ibu tergeletak sambil memegang dadanya.

Maaf kalo kurang feel nya, ntar bakal terungkap rahasia prilly kok... Makasi buat udah voment yang belum voment yaa

Aku juga ada cerita lain judulnya biological son tapi bukan ali prilly, dan nggak kalah seru juga kok liat aja di pekerjaanku oke. Happy reading guys

Drowning in the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang