Chapter 16

12.5K 860 47
                                    

Seperti ombak menabarak karang, seperti daun tertiup angin. Tak tentu arah kemana perginya. Tapi aku ingin seperti burung, menyampaiakn pesan indah dengan suara merdu. Yang tau kemana ia pergi dan dimana ia kembali.
Ali

Bila anginpun tak mampu menyampaikan, kutitipkan pada seekor merpati putih. Jika merpati tak sanggup bisakah ku mohonkan pada bintang? Jika memang tak bisa maka cukuplah aku sampai disini.
Prilly

________________________________________________________

AUTHOR

Mentari mulai memancarkan silau hangatnya cahaya, burungpun tak lupa saling bersahut siulan.

Wanita cantik itu menggeliat dari tidurnya merasakan terpaan hangatnya sinar mentari.

Diliriknya ranjang samping ia tidur, kosong! Hampa! Entah dimana pemilik petak itu sekarang.

"Pagi.." suara bariton itu mengintrupsi lamunannya. Lantas wanita cantik itu tersenyum manis, sangat manis.

"Pagi juga sayang" oh! Betapa manisnya balasan sapaan pagi itu. Namun apa yang ia dapat hanya seulas senyum. Tak apa, ini lebih baik dari sebelumnya.

"Mandi lalu sarapanlah, setelah itu kita lanjutkan perjalanan keliling mesir" kalimat terpanjang yang diucapkan ali setelah pertemuannya dengan perempuan drama kolosal kemarin.

Prilly mengangguk tersenyum lantas bangkit menuju kamar mandi.

"Jangan lupa kunci pintu, jangan sampai singa jantan berdiri dan menerobos masuk sayang!"

Kalimat manis itu keluar lagi, betapa bahagianya prilly saat ini. Ia tak peduli urusan bagaimana hubungan ali dengan perempuan kemarin. Yang jelas saat ini adalah alinya kembali.

*********************

"Siap?" prilly mengangguk antusias, lucu menurut ali. Tak mampu menahan, dikecupnya bibir ranum istrinya lantas memainkan pipi gembil yang memerah itu.

"Alii ntar tambah tembem" ali tersenyum manis, bernafas lega wanitanya tak marah atas sikapnya kemarin.

"Kemana kita hari ini?" ali menaruh telunjuknya di pelipis seolah berpikir tajam. "Kemana ya? Coba katakan peta" prilly tertawa lepas, ali yang melihatnya ikut bahagia.

Kumohon, jangan kau renggut kebahagiaan ini tuhan. Yakinkan hatinya bahwa aku miliknya dan akan selamanya begitu. Batin ali berdoa.

"Kamu pikir dora hmmm?" ali menggelengkan kepalanya, menggandemg tangan mungil istrinya keluar kamar.

*************************

Seharian penuh mereka mengelilingi mesir, saatnya makan malam.

Restaurant mewah bergaya klasik itu menjadi tempat makan pilihan ali.

"Ali, ini keren banget" ali tersenyum menggandeng tangan istrinya masuk menuju meja yang telah di reservasi atas namanya.

Pelayan datang membawa hidangan khas negeri gurun pasir itu. "Saatnya makan!" wanitanya terlihat semangat hari ini, tanpa ali tahu prilly saat ini sangatlah rapuh. Hatinya pun sedang retak di sentuh sedikit lagi saja sudah hancur berkeping keping.

Setelah makan selesai ali mengenggam jemari mungil istrinya.

"Aku mau bicara sesuatu sama kamu" ada yang ganjal menurut prilly, tapi prilly masih berpikir positif.

"Apa?" hanya itu yang mampu terucap dari ribuan kata yang tersuaun rapi di otak cantiknya.

Ali menarik nafas panjang sebelum berbicara masalah ini. Masalah yang ia sembunyikan, berbicara namun berbelok.

Drowning in the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang