Seandainya pemegang kendali akan waktu adalah aku, kan kuputar ulang kembali ke masa lalu, agar aku tak pernah mengenal dia. Seandainya pemegang takdir akan masa depan adalah aku, kan kubuat takdirku yang sangat indah bersamamu sayang.
AliSeandainya pemegang hati adalah aku, kan kubuat hatiku sekuat baja. Seandainya pemilik skenario adalah aku, kan kubuat se apik mungkin. Agar kau dan aku tak pernah merasa sedih.
Prilly******
AUTHOR POV
Prilly berdiri di depan cermin sambil sesekali mengelus perutnya yang masih rata. Didalam sana, ada janin yang meringkuk manis berlindung di rahimnya.
Sepulang dari mesir seminggu yang lalu, prilly merasa mual berkepanjangan. Tepat sesuai dugaan, ia hamil. Dokter tak berkata banyak, hanya mengingatkan tentang asupan makanan dan perhatian dari sang ayah.
Ayah? Bahkan ayah dari anak yang dikandungnya saat ini tak kunjung menyusulnya.
Tak di pungkiri, prilly amat sangat merindukan sosok ali.
Ali yang selalu ada untuknya.
Ali yang selalu bersikap lembut padanya.
Ali yang terkadang aneh dimatanya.
Semua! Semua tentang ali, ia sangat merindukannya. Bahkan rasa benci itu kini kalah dengan rasa rindunya yang begitu meletup letup ingin segera ditumpahkan.
Namun apa daya, prilly manusia biasa yang hanya mampu mengikuti skenarioNya.
"Hai sayang, ini mommy" prilly mencoba mengajak komunikai janinnya. Ia tahu, mungkin janinnya masih sebesar biji kacang mungkin. Tapi tak dipungkiri, ia sangat bahagia.
Tanpa ia sadari, seorang lelaki tampan mengamatinya di ambang pintu. Wajahnya sayu sarat akan lelah. Kantung mata yang melebar, jambang yang mulai tumbuh. Sungguh tak terurus sangat pria itu.
"Sayaang..."
Tubuh prilly menegang, ia kenal sangat hafal suara ini. Ini suara ali, suaminya. Ragu prilly menoleh samping, tepat di ambang pintu. Ali suaminya berdiri memadangnya sendu.
"A...ali" ali berjalan menuju tempat dimana sang istri berdiri. Direngkuhnya tubuh ringkih itu dalam dekapan hangatnya. Dihirupnya dalam dalam aroma tubuh yang membuatnya kecanduan.
"Maaf..maaf telah membentakmu, maaf tak menahanmu, maaf membuatmu kecewa, maaf.." bibir prilly memotong ucapan suaminya.
"Ya aku tahu, termaafkan" ali menggeleng kuat kuat, harusnya prilly menghukumnya, tak mau dipeluknya atau tindakan penolakan lainnya. Tapi ia bersyukur tuhan masih baik padanya.
Ali melepas pelukannya kemudian mensejajarkan dirinya di depan perut prilly.
"Hay sayang, maafin daddy membuatmu kecewa. Dan daddy berterima kasih padamu karna menjaga mommy dengan baik" .
Prilly tersenyum haru, ini adalah mimpi yang pernah diinginkannya, mimpi yang hampir saja menurutnya tak akan tersampaikan.
"Ehm.." suara deheman yang lumayan keras itu membuyarkan kegiatan mereka. Dahi ali mengernyit, sejak kapan ada laki laki lain yang tinggal dirumahnya selain dirinya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Drowning in the past
أدب الهواةDia beda, sangat berbeda. dingin, angkuh, tapi saat aku mendekatinya rona merah itu muncul. entah bagaimana masa lalunya, yang kutahu aku terobsesi padanya. sungguh! Ali Stuart Habbian Dia beda memang berbeda. tapi tetap saja semua laki laki di m...