Chapter 10

15.2K 939 7
                                    

AUTHOR

Mentari tampak indah muncuk diantara dua gunung yang menjulang itu, ombak lautpun tampak ikut serta menyambut indahnya pagi bahkan burung burungpun tak mau ketinggalan meramaikan indahnya melodi pagi yang diciptakan alam sehingga membentuk harmoni yang indah.

Dua insan yang sedang dimabuk cinta itu tersenyum bahagia melihat dunia yang akan kembali pada aktivitasnya. Ali yang memeluk prilly dari belakang menyembunyikan kepalanya di ceruk leher prilly, sedang sang empunya masih saja tersenyum melihat betapa indahnya sunrise pagi ini.

Dari balkon pun mereka dapat melihat betapa indahnya harmoni pagi ini yang disuguhkan alam. "Indah?" pertanyaan bodoh macam apa itu yang dilontarkan ali.

Tanpa menjawab pun semua orang tahy, bahkan bayi baru lahir fan orang yang sekarat juga tahu bahwa ini sangat indah.

Menyebalkan!

Ali mengangkat kepalanya membalikkan badan prilly menghadapnya, "mengapa pertanyaanku tak dijawab hmm..?" prilly memutar booa matanya malas, bagaimana bisa ia memiliki kekasih don juan tapi nol untuk urusan otak.

Lihat saja pertanyaan yang bahkan tak perlu jawaban-pun ia meminta jawaban. "Aliku, sayangnya prilly, cintanya prilly" ali tersenyum bahagia saat prilly mengucapkan kalimat itu.

"Bayi yang baru lahur dan orang sekarat pun tahu kalau ini sangat INDAH" prilly menekan kata indah, membuat ali terbahak seketika, "ya, aku tahu itu sayang. Hanya saja aku ingin itu keluar dari mulutmu itu".

Prilly memutar bola matanya lagi, ingat lagi. Segera prilly melenggang masuk kamar meninggalkan ali yang masih betah berada di balkon.

"Astagaa!!!" ali terperanjat kaget, ada apa prilly berteriak kencang. "Sayang, ada apa? Kau tahu, kau hampir saja memecahkan gendang telingaku". Prilly mencebikkan bibirnya lalu dengan segera menyodorkan benda pipih nan canggih itu kehadapan kekasihnya.

Mata ali melotot, bagaimana tidak ada dua puluh panggilan tak terjawab dan tiga puluh pesan dari revan papa priily. Ali tertawa ringan, sedang prilly menautkan alisnya tak mengerti maksud kekasihnya.

Oh tuhan! Semoga saja dia tidak gila

Ali menghentikan tawanya "mungkin papamu khawatir karna putri cantiknya yang tak kukembalikan semalaman". Oh, sekarang prilly tahu maksud ali tertawa tadi.

Tanpa banyak bicara prilly segera melesat ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya dibawah shower. Uh! Sungguh segarnya.

Setelah prilly selesai berganti ali yang membasuh tubuhnya.

**********

"Siap?" prilly mengangguk lucu, ali segera menancapkan gas menuju penthouse prilly, mengembalikan sang tuan putri pada yang mulia. Meminta maaf karena tak memulangkan tuan putri sesuai titah yang mulia raja.

Prilly mengernyit melihat ali yang tertawa tanpa sebab.

Oh tuhan, aku sangat memohon padamu agar kekasihku ini tak benar benar gila.

Kini berganti prilky yang menggelengkan kepala kuat kuat membuat ali menoleh heran, "kenapa? Pusing?" prilky mengerutkan keningnya bukankah harusnya prilly yang menanyakan itu pada ali.

"Harusnya aku yang bertanya, kenapa dari tadi kau tertawa, tersenyum tanpa sebab, aneh!" ali melototkan matanya tak percaya, apakah begitu besar efek hayalannya hingga tanpa sadar ia tertawa.

Ali hanya tersenyum lalu menggeleng, tuh kan! Jangan jangan ali sudah benar benar gawat.

"Sampai", segera prilly membuka pintu mobil dan berjalan tergesa menuju lift tak menhiraukan teriakan ali. Ia hanya takut penyakit tak waras ali menular padanya. Prilly bergidik ngeri membayangkannya.

Drowning in the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang