Pagi ini franda berangkat sekolah bersama syena. Mereka baru saja sampai di parkiran dan berjalan menuju kelasnya
Di sepanjang koridor semua tatapan tidak pernah lepas dari franda
"Kasian ya di phpin!"
"Lebay si! Belum jadian aja udah romantisan"
"Belum jadian udah diumbar, di phpin kan jadinya"
"Sok sedih"
"Bentar lagi pasti kita lihat freza berangkat bareng anisa"
Itu lah beberapa obrolan-obrolan ga mutu dari para murid pusat jaya
Franda yang mendengar semuanya menutup mata. Syena mengusap bahu franda dan menyuruh franda mempercepat jalannya
Sesampinya di kelas franda langsung menangis. Putra yang melihat lalu mendektinya
"Ayang kenapa?" Tanya putra
Franda tidak menjawab
"Kok nangis?"
Putra menatap syena, dan syena memberi isyarat supaya diam
"Jangan nangis dong nanti bedaknya luntur, gincunya belepotan, disini gada meja rias" ucap putra sambil mengelus-elus bahu franda
Franda yang mendengar ucapan putra langsung tertawa kecil
"Nah gitu dong. Untung tuh gincunya masih merah belum luntur. Alisnya juga masih kayak ulet bulu" ucap putra dengan suara ala pelayan salon
Franda dan syena yang mendengar ucapan putra langsung tertawa
Saat mereka bertiga sedang asik tertawa dengan lelucon putra, tiba-tiba freza datang dengan penampilan sangat berantakan
Franda yang melihat freza langsung diam seketika. Tatapan mereka bertemu, namun hanya sebentar kemudian mereka saling membuang muka
"Gue tau sekarang gue bukan siapa-siapa lo. Gue tau lo lebih bahagia sama adit" batin freza
Franda menuju kursinya. Freza yang dikira akan duduk di belakang franda malah pindah menjauh dari franda
"Lex lo sana deh gue sini" pinta freza kepada alex. Tempat duduk alex cukup jauh dari franda
Franda yang merasa dijauhi oleh freza kembali meneteskan air matanya "gue tau gue bukan siapa-siapa lo, jadi kalo lo mau ngejauh dari gue, gue bisa apa?" Gumam franda
"Sabar franda. Jangan sedih gitu. Fokus sama pelajaran. Pak wardi udah dateng tuh" ucap syena menenangkan franda
Selama pelajaran berlangsung, franda tidak bisa fokus mengikuti pelajaran. Matanya selalu tertuju pada punggung freza yang kini duduk jauh darinya. Sesekali air matanya jatuh
Bukan hanya franda, freza pun demikian, pikirannya melayang entah kemana. Freza selalu mengurungkan niatnya untuk menoleh melihat franda. Namun kali ini untuk pertama kalinya, freza menoleh ke arah franda. Tatapan mereka bertemu. Melihat wajah franda, emosi freza menaik
"Pak permisi ke belakang!" Izin freza kepada pak wardi yang sedang mengajar
Franda yang tatapannya masih tertuju pada freza kembali meneteskan airmatanya "ternyata selain lo ngrjauhin gue, lo juga benci sama gue"
-----
Saat istirahat franda melihat freza dan teman-temannya sedang duduk di kantin sambil tertawa
"Duduk sana yuk nda" ajak syena
Franda hanya mengikuti syena, namun tatapannya tidak bisa lepas dari freza
"Lo mau pesen apa?" Tanya syena

KAMU SEDANG MEMBACA
Freza Dan Franda
Humor"Menunggu itu resikoku mencintaimu" -franda "Bertahan untuk tidak mengungkapkan lebih sakit dari patah hati" -freza